PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA BAHAN DAN METODE 12 HASIL DAN PEMBAHASAN 16 KESIMPULAN DAN SARAN 28

v DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i ABSTRAK ii ABSTRACT iv DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN

1 1.1. Latar belakang 1 1.2. Perumusan Masalah 3 1.3. Tujuan Penelitian 3 1.4. Hipotesis Penelitian 4 1.5. Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5 2.1. Pisang Barangan 5 2.2. Kultur Jaringan 6 2.3. Eksplan 7 2.4. Media 8 2.5. Zat Pengatur Tumbuh 8 2.5.1 2,4-D 2,4-dichlorophenoxyacetic acid 9 2.5.2 Kinetin 6-furfurylaminopurine 9 2.6. Organogenesis 10

BAB III BAHAN DAN METODE 12

3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian 12 3.2. Bahan Dan Alat Penelitian 12 3.3. Metode Penelitian 12 3.4. Prosedur Kerja 14 3.4.1 Sterilisasi Alat dan Bahan 14 3.4.2 Pembuatan Media 14 3.4.3 Sterilisasi Eksplan 14 3.4.4 Penanaman eksplan 14 Universitas Sumatera Utara vi 3.5. Parameter Pengamatan 15 3.6. Analisis Data 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 16

4.1. Proliferasi Kalus Primer Pada Eksplan Bagian Apikal Dan Basal 16 4.2. Waktu Pembentukan Tunas Pada Eksplan Bagian Basal 20 4.3. Jumlah Tunas Yang Terbentuk Pada Eksplan Bagian Basal 23 4.4. Tinggi Tunas Yang Terbentuk Pada Eksplan Bagian Basal 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 28

5.1. Kesimpulan 28 5.2. Saran 28 DAFTAR PUSTAKA 29 LAMPIRAN L-1 Universitas Sumatera Utara vii DAFTAR TABEL Nomor Tabel Judul Halaman 3.3.1 Kombinasi Perlakuan Pada Posisi Eksplan Bagian Apikal 13 3.3.2 Kombinasi Perlakuan Pada Posisi Eksplan Bagian Basal 13 4.1.1 Rata-Rata Saat Pembentukan Kalus Primer Dari Eksplan Bagian Basal 19 4.2.1 Rata-Rata Saat Pembentukan Tunas Dari Kultur Kalus Pisang Barangan Pada Eksplan Bagian Basal 21 4.3.1 Rata-Rata Jumlah Tunas Yang Terbentuk Dari Kultur Kalus Pisang Barangan Pada Eksplan Bagian Basal 23 4.4.1 Rata-Rata Tinggi Tunas Yang Terbentuk Dari Kultur Kalus Pisang Barangan Pada Eksplan Bagian Basal 25 Universitas Sumatera Utara viii DAFTAR GAMBAR Nomor Gambar Judul Halaman 4.1.1 Eksplan dari bonggol pisang barangan A bagian apikal yang mengalami pembesaran eksplan namun tidak membentuk kalus primer B bagian apikal yang mengalami pencoklatan browning dan terkontaminasi oleh jamur dan bakteri. 16 4.1.2 Eksplan bagian basal dari bonggol pisang barangan A eksplan sebelum membentuk kalus primer B eksplan yang sudah mulai membentuk kalus primer. 17 4.2.1 Tunas Yang Terbentuk Melalui Inisiasi Kalus A Usia 30 hari; B Usia 60 hari; C Usia 83 hari; D Usia 104 hari. 20 Universitas Sumatera Utara ix DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran Judul Halaman A Komposisi Medium Murashige dan Skoog MS pada pH 5,6-5,8 L-1 B Data Pengamatan Proliferasi Kalus Primer Pada Posisi Eksplan Bagian Apikal Dan Basal L-2 C Data Pengamatan Saat Terbentuknya Tunas Pada Posisi Eksplan Bagian Basal L-3 D Data Pengamatan Jumlah Tunas Yang Terbentuk Pada Eksplan Bagian Basal L-4 E Data Pengamatan Tinggi Tunas Yang Terbentuk Pada Eksplan Bagian Basal L-5 F Analisis Sidik Ragam Waktu Terbentuknya Kalus Primer Pada Eksplan Bagian Basal L-6 G Analisis Sidik Ragam Waktu Terbentuknya Tunas Pada Eksplan Bagian Basal L-7 H Analisis Sidik Ragam Jumlah Tunas Yang Terbentuk Pada Eksplan Bagian Basal L-8 I Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Yang Terbentuk Pada Eksplan Bagian Basal L-9 Universitas Sumatera Utara iii INDUKSI TUNAS PISANG BARANGAN Musa acuminata L. ASAL NIAS UTARA MELALUI KULTUR JARINGAN DENGAN PEMBERIAN 2,4-D DAN KINETIN ABSTRAK Penelitian Induksi Tunas Pisang Barangan Musa acuminata L. Asal Nias Utara Melalui Kultur Jaringan Dengan Pemberian 2,4-D dan Kinetin telah dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Universitas Sumatera Utara dari bulan Mei sampai bulan Oktober 2014. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui eksplan dari bonggol pisang barangan pada posisi apikal dan basal yang mampu menginduksi tunas dari inisiasi kalus dengan pemberian zat pengatur tumbuh 2,4-D dan kinetin. Pada penelitian ini, perlakuan yang diuji untuk induksi tunas adalah zat pengatur tumbuh 2,4-D pada konsentrasi 0 mgL, 1 mgL, 1,5 mgL, 2 mgL dan 2,5 mgL dengan zat pengatur tumbuh kinetin pada konsentrasi 0 mgL, 5 mgL, 6 mgL, 7 mgL dan 8 mgL. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL dua faktorial dengan 3 pengulangan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi 2,5 mgL 2,4-D dengan 5 mgL kinetin paling cepat 79 hari membentuk tunas yang berasal dari eksplan bagian basal. Konsentrasi 2,5 mgL 2,4-D dengan 5 mgL kinetin menghasilkan rata-rata jumlah tunas yang terbentuk yaitu 3,00 dan rata-rata tinggi tunas yaitu 1,50 cm. Katakunci : Musa acuminata, bonggol, inisiasi, kalus, induksi, tunas, pisang barangan, 2,4-D, kinetin. Universitas Sumatera Utara iv INDUCTION OF BARANGAN BANANA SHOOT Musa acuminata L. FROM NORTH NIAS THROUHGH TISSUE CULTURE BY GIVING 2,4-D AND KINETIN ABSTRACT The research on induction of banana barangan shoot Musa acuminata L. from North Nias through tissue culture by giving 2,4-D and kinetin was conducted in the Laboratory of Tissue Culture University of North Sumatera from May until October 2014. The main objective of this research was to know the explants of banana weevil in apical and basal position with growth regulator 2,4-D with kinetin which are able to induce shoots from callus initials. On this research, the treatment tested for induction of shoots was growth regulators 2,4-D in the concentration 0 mgL, 1 mgL, 1,5 mgL, 2 mgL and 2,5 mgL with growth regulators kinetin in the concentration 0 mgL, 5 mgL, 6 mgL, 7 mgL and 8 mgL. The research was designed using Completely Randomized Design CRD two factorial with repetition of experiment. The results of research showed that the interaction between concentration of 2,5 mgL 2,4-D with 5 mgL kinetin was fastest 79 days forming the shoot derived from explant basal part. The concentration of 2,5 mgL 2,4-D with 5 mgL kinetin produced the average number of shoots formed for 3.00 and average number of highest shoots for 1.50 cm. Keywords: Musa acuminata, weevil, initiation, callus, shoot, induction, barangan banana, 2,4-D, kinetin. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN