v
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR
i ABSTRAK
ii ABSTRACT
iv DAFTAR ISI
v DAFTAR TABEL
vii DAFTAR GAMBAR
viii DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 3
1.3. Tujuan Penelitian 3
1.4. Hipotesis Penelitian 4
1.5. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1. Pisang Barangan 5
2.2. Kultur Jaringan 6
2.3. Eksplan 7
2.4. Media 8
2.5. Zat Pengatur Tumbuh 8
2.5.1 2,4-D 2,4-dichlorophenoxyacetic acid 9
2.5.2 Kinetin 6-furfurylaminopurine 9
2.6. Organogenesis 10
BAB III BAHAN DAN METODE 12
3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian 12
3.2. Bahan Dan Alat Penelitian 12
3.3. Metode Penelitian 12
3.4. Prosedur Kerja 14
3.4.1 Sterilisasi Alat dan Bahan 14
3.4.2 Pembuatan Media 14
3.4.3 Sterilisasi Eksplan 14
3.4.4 Penanaman eksplan 14
Universitas Sumatera Utara
vi
3.5. Parameter Pengamatan 15
3.6. Analisis Data 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 16
4.1. Proliferasi Kalus Primer Pada Eksplan Bagian Apikal Dan Basal
16 4.2. Waktu Pembentukan Tunas Pada Eksplan Bagian Basal
20 4.3. Jumlah Tunas Yang Terbentuk Pada Eksplan Bagian Basal
23 4.4. Tinggi Tunas Yang Terbentuk Pada Eksplan Bagian Basal
25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 28
5.1. Kesimpulan 28
5.2. Saran 28
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN L-1
Universitas Sumatera Utara
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Judul Halaman
3.3.1 Kombinasi Perlakuan Pada Posisi Eksplan
Bagian Apikal 13
3.3.2 Kombinasi Perlakuan Pada Posisi Eksplan
Bagian Basal 13
4.1.1 Rata-Rata
Saat Pembentukan
Kalus Primer Dari Eksplan Bagian Basal
19 4.2.1
Rata-Rata Saat Pembentukan Tunas Dari Kultur Kalus Pisang Barangan Pada
Eksplan Bagian Basal 21
4.3.1 Rata-Rata Jumlah Tunas Yang Terbentuk
Dari Kultur Kalus Pisang Barangan Pada Eksplan Bagian Basal
23
4.4.1 Rata-Rata Tinggi Tunas Yang Terbentuk
Dari Kultur Kalus Pisang Barangan Pada Eksplan Bagian Basal
25
Universitas Sumatera Utara
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Judul Halaman
4.1.1 Eksplan dari bonggol pisang barangan A
bagian apikal yang mengalami pembesaran eksplan namun tidak membentuk kalus primer
B bagian apikal yang mengalami pencoklatan browning dan terkontaminasi oleh jamur dan
bakteri. 16
4.1.2 Eksplan bagian basal dari bonggol pisang
barangan A eksplan sebelum membentuk kalus primer B eksplan yang sudah mulai
membentuk kalus primer. 17
4.2.1 Tunas Yang Terbentuk Melalui Inisiasi Kalus
A Usia 30 hari; B Usia 60 hari; C Usia 83 hari; D Usia 104 hari.
20
Universitas Sumatera Utara
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
Judul Halaman
A Komposisi Medium Murashige dan Skoog
MS pada pH 5,6-5,8 L-1
B Data Pengamatan Proliferasi Kalus Primer
Pada Posisi Eksplan Bagian Apikal Dan Basal
L-2
C Data Pengamatan Saat Terbentuknya
Tunas Pada Posisi Eksplan Bagian Basal L-3
D Data Pengamatan Jumlah Tunas Yang
Terbentuk Pada Eksplan Bagian Basal L-4
E Data Pengamatan Tinggi Tunas Yang
Terbentuk Pada Eksplan Bagian Basal L-5
F Analisis Sidik Ragam Waktu Terbentuknya
Kalus Primer Pada Eksplan Bagian Basal L-6
G Analisis Sidik Ragam Waktu Terbentuknya
Tunas Pada Eksplan Bagian Basal L-7
H Analisis Sidik Ragam Jumlah Tunas Yang
Terbentuk Pada Eksplan Bagian Basal L-8
I Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Yang
Terbentuk Pada Eksplan Bagian Basal L-9
Universitas Sumatera Utara
iii
INDUKSI TUNAS PISANG BARANGAN Musa acuminata L.
ASAL NIAS UTARA MELALUI KULTUR JARINGAN DENGAN PEMBERIAN 2,4-D DAN KINETIN
ABSTRAK
Penelitian Induksi Tunas Pisang Barangan Musa acuminata L. Asal Nias Utara Melalui Kultur Jaringan Dengan Pemberian 2,4-D dan Kinetin telah
dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Universitas Sumatera Utara dari bulan Mei sampai bulan Oktober 2014. Tujuan utama penelitian ini adalah
untuk mengetahui eksplan dari bonggol pisang barangan pada posisi apikal dan basal yang mampu menginduksi tunas dari inisiasi kalus dengan
pemberian zat pengatur tumbuh 2,4-D dan kinetin. Pada penelitian ini, perlakuan yang diuji untuk induksi tunas adalah zat pengatur tumbuh 2,4-D
pada konsentrasi 0 mgL, 1 mgL, 1,5 mgL, 2 mgL dan 2,5 mgL dengan zat pengatur tumbuh kinetin pada konsentrasi 0 mgL, 5 mgL, 6 mgL, 7
mgL dan 8 mgL. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL dua faktorial dengan 3 pengulangan percobaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi 2,5 mgL 2,4-D dengan 5 mgL kinetin paling cepat 79 hari membentuk tunas yang berasal dari
eksplan bagian basal. Konsentrasi 2,5 mgL 2,4-D dengan 5 mgL kinetin menghasilkan rata-rata jumlah tunas yang terbentuk yaitu 3,00 dan rata-rata
tinggi tunas yaitu 1,50 cm. Katakunci :
Musa acuminata, bonggol, inisiasi, kalus, induksi, tunas, pisang barangan, 2,4-D, kinetin.
Universitas Sumatera Utara
iv
INDUCTION OF BARANGAN BANANA SHOOT Musa acuminata L. FROM NORTH NIAS THROUHGH TISSUE CULTURE
BY GIVING 2,4-D AND KINETIN
ABSTRACT
The research on induction of banana barangan shoot Musa acuminata L. from North Nias through tissue culture by giving 2,4-D and kinetin was
conducted in the Laboratory of Tissue Culture University of North Sumatera from May until October 2014. The main objective of this research was to
know the explants of banana weevil in apical and basal position with growth regulator 2,4-D with kinetin which are able to induce shoots from callus
initials. On this research, the treatment tested for induction of shoots was growth regulators 2,4-D in the concentration 0 mgL, 1 mgL, 1,5 mgL, 2
mgL and 2,5 mgL with growth regulators kinetin in the concentration 0 mgL, 5 mgL, 6 mgL, 7 mgL and 8 mgL. The research was designed using
Completely Randomized Design CRD two factorial with repetition of experiment. The results of research showed that the interaction between
concentration of 2,5 mgL 2,4-D with 5 mgL kinetin was fastest 79 days forming the shoot derived from explant basal part. The concentration of 2,5
mgL 2,4-D with 5 mgL kinetin produced the average number of shoots formed for 3.00 and average number of highest shoots for 1.50 cm.
Keywords: Musa acuminata, weevil, initiation, callus, shoot, induction,
barangan banana, 2,4-D, kinetin.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN