6 gedebong. Urat daun utama ini sering disebut sebagai pelepah daun. Lembaran
daun yang lebar berurat sejajar dan tegak lurus pada pelepah daun. Urat daun ini tidak ada ikatan daun yang kuat ditepinya sehingga daun mudah sobek akibat
terkena angin kencang Suhardiman, 1997. Pisang memiliki bunga majemuk, setiap kuncup bunga dibungkus oleh
seludang berwarna merah kecokelatan. Seludang tersebut akan lepas dan jatuh jika bunga telah membuka. Bunga betina berkembang secara normal, sedangkan bunga
jantan berada diujung tanduk dan tidak berkembang, tetap tertutup oleh seludang. Bunga jantan inilah yang disebut jantung pisang. Jantung pisang ini harus
dipotong setelah pembuahan selesai Kaleka, 2013. Kulit buah kuning kemerahan dengan bintik- bintik coklat. Daging buah
agak orange. Satu tandan terdiri dari 8-12 sisir. Dalam setiap sisir terdiri dari 12- 20 buah. Bentuk, warna dan rasa buah digunakan untuk menentukan klonjenis
tanaman pisang. Adapun pembentukan buah pisang sesudah keluar, maka akan terbentuk sisir pertama, kemudian memanjang lagi dan terbentuk sisir kedua dan
ketiga dan seterusnya. Jantungnya perlu dipotong sebab sudah tidak bisa menghasilkan sisir lagi Wattimena et al, 1992.
2.2. Kultur Jaringan
Kultur jaringan tanaman adalah suatu cara untuk mengisolasi dan menumbuhkan bagian tanaman dalam kondisi yang aseptik secara in-vitro
sehingga bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap Hartman et al, 2002.
Berbeda dengan teknik perbanyakan vegetatif konvensional, kultur jaringan melibatkan pemisahan komponen-komponen biologis dan tingkat
pengendalian yang tinggi dalam memacu proses regenerasi dan perkembangan jaringan. Setiap urutan proses dapat dimanipulasi melalui seleksi bahan tanaman,
medium kultur dan faktor-faktor lingkungan, termasuk eliminasi mikroorganisme seperti jamur dan bakteri. Semua itu dimaksudkan untuk memaksimalkan produk
akhir dalam bentuk kuantitas dan kualitas propagula berdasarkan prinsip totipotensi sel Zulkarnain, 2009.
Universitas Sumatera Utara
7 Menurut Sandra 2013 kelebihan teknik kultur jaringan antara lain dapat
memperbanyak tanaman tertentu yang sangat sulit dan lambat diperbanyak secara konvesional, dalam waktu singkat menghasilkan jumlah bibit yang lebih besar,
perbanyakannya tidak membutuhkan tempat yang luas, dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa mengenal musim, bibit yang dihasilkan lebih sehat, dapat
memanipulasi genetik, dan biaya pengangkutan bibit lebih murah. Kultur jaringan akan lebih besar persentase keberhasilannya bila
menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dindingnya tipis, belum
mempunyai penebalan dari zat pektin, plasmanya penuh, dan vakuolanya kecil- kecil. Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk kultur jaringan. Sebab,
jaringan meristem keadaannya selalu membelah, sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan Hendaryono dan Wijayani,
1994.
2.3. Eksplan
Eksplan artinya jaringan tanaman yang digunakan sebagai bahan tanam di dalam botol. Eksplan dipilih dari jaringan yang masih muda karena jaringan
tersebut tersusun atas sel-sel yang masih muda dan selalu membelah. Dengan demikian diharapkan nantinya bisa menghasilkan tanaman yang sempurna sebagai
eksplan Purwanto, 2007. Pengambilan eksplan dilakukan pada bagian tanaman yang banyak
mengandung jaringan meristem. Pada jaringan meristem akan terjadi pertambahan volume sel, diferensiasi sel, dan penambahan jumlah sel. Sedangkan pengambilan
eksplan dari jaringan dewasa, dalam waktu lama tidak akan terbentuk kalus sebab kemampuan untuk membentuk jaringan tidak ada Sandra, 2013.
Ukuran eksplan juga menentukan keberhasilan kultur jaringan. Eksplan yang berukuran besar sangat dikhawatirkan banyak mengandung kontaminan,
tetapi ukuran eksplan yang terlalu kecil dianggap kurang efektif karena kemampuan perkembangannya dalam media sangat lambat. Ukuran eksplan yang
Universitas Sumatera Utara
8 paling baik adalah 0,5-1 cm, namun ukuran ini dapat bervariasi tergantung
material tanaman yang dipakai dan jenis tanamannya Gunawan, 1995.
2.4. Media Kultur