23
4.3. Jumlah Tunas Yang Terbentuk Pada Eksplan Bagian Basal
Jumlah tunas yang terbentuk melalui inisiasi kalus dari bonggol pisang barangan yang dikultur dalam media MS dengan pemberian zat pengatur tumbuh
2,4-D dengan kinetin memberikan respon yang bervariasi Tabel 4.3.1. Terdapat interaksi antara zat pengatur tumbuh 2,4-D dengan kinetin yang memberikan
pengaruh secara signifikan terhadap proses pembentukan tunas melalui inisiasi kalus dalam media kultur.
Zat pengatur tumbuh 2,4-D dengan konsentrasi tinggi yaitu 2,5 mgL berinteraksi dengan kinetin pada taraf konsentrasi 5 mgL D
4
K
1
menghasilkan rata-rata jumlah tunas terbanyak yaitu 3,00. Hal ini menunjukkan bahwa
konsentrasi zat pengatur tumbuh 2,4-D pada taraf 2,5 mgL dapat berinteraksi dengan zat pengatur tumbuh kinetin pada taraf 5 mgL dengan baik dalam
pembentukan tunas pisang barangan. Hal ini sejalan dengan penelitian Iqbal et al, 2013 melaporkan bahwa pemberian zat pengatur tumbuh kinetin dengan
konsentrasi 5 mgL + 1 mgL NAA dengan 10 air kelapa sangat efisien untuk proliferasi tunas pada pisang Musa sp..
Tabel 4.3.1 Rata-rata jumlah tunas yang terbentuk dari kultur kalus pisang barangan pada eksplan bagian basal
Jumlah Eksplan Konsentrasi 2,4-D
Konsentrasi Kinetin Rata-rata
K K
1
K
2
K
3
K
4
D 0,00
ax
1,00
bx
0,33
ax
0,00
ax
0,00
ax
0,27
a
D
1
0,00
ax
1,33
bx
0,67
ax
0,00
ax
0,00
ax
0,40
a
D
2
0,00
ax
1,00
ax
0,67
ax
0,33
ax
0,00
ax
0,40
a
D
3
0,00
ax
0,67
ax
0,67
ax
1,33
bx
0,67
ax
0,73
a
D
4
0,00
ax
3,00
dx
2,33
cx
0,33
ax
0,67
ax
1,27
b
Rata-rata 0,00
a
1,40
c
0,93
b
0,40
a
0,33
a
F A: 2,4-D 6,328
F B: Kinetin 11,845
F A x B 2,319
Keterangan : - Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
pada uji Duncan p 0,05. p 0,05 ; ts : tidak signifikan. - D
= 0 mgL, D
1
= 1 mgL, D
2
= 1,5 mgL, D
3
= 2 mgL, D
4
= 2,5 mgL, - K
= 0 mgL, K
1
= 5 mgL, K
2
= 6 mgL, K
3
= 7 mgL, K
4
= 8 mgL.
Universitas Sumatera Utara
24 Interaksi antara perlakuan zat pengatur tumbuh 2,4-D dengan kinetin pada
taraf konsentrasi yang bervariasi ternyata memberikan pengaruh yang nyata dalam rata-rata jumlah tunas yang tumbuh. Tunas yang terbentuk melalui inisiasi kalus
eksplan pisang barangan pada beberapa tingkat konsentrasi zat pengatur tumbuh 2,4-D dan kinetin mengalami pertumbuhan yang bervariasi.
Berdasarkan hasil uji DMRT terhadap jumlah tunas yang terbentuk dengan menggunakan zat pengatur tumbuh 2,4-D diperoleh hasil yaitu konsentrasi 2 mgL
D
3
memiliki pengaruh yang tidak berbeda secara signifikan dengan konsentrasi 0 mgL D
, 1 mgL D
1
dan 1,5 mgL D
2
terhadap jumlah tunas yang terbentuk. Tetapi konsentrasi 0 mgL D
, 1 mgL D
1
, 1,5 mgL D
2
dan 2 mgL D
3
dengan konsentrasi 2,5 mgL D
4
memiliki pengaruh yang berbeda nyata. Konsentrasi 0 mgL D
, 1 mgL D
1
, 1,5 mgL D
2
dan 2 mgL D
3
menunjukkan hasil pertumbuhan terendah dalam jumlah tunas yang terbentuk dan konsentrasi 2,5 mgL D
4
menunjukkan hasil pertumbuhan tunas tertinggi dalam jumlah tunas yang terbentuk Lampiran F.
Sejalan dengan penelitian Marlin et al, 2012 pertumbuhan kalus terbaik dengan diameter sebesar 2,5 cm terbentuk dari eksplan yang dikulturkan pada
media dengan penambahan 30 gL glukosa dan 2 mgL BAP + 2 – 4 mgL 2,4-D.
Menurut Lestari 2011 penggunaan zat pengatur tumbuh dalam kultur jaringan tanaman sangat penting untuk mengontrol organogenesis dan morfogenesis dalam
pembentukan dan perkembangan tunas atau akar serta pembentukan kalus. Konsentrasi auksin yang tinggi akan merangsang pembentukan kalus embrionik
somatik yang dapat tumbuh dan berkembang membentuk organ George dan Sherrington, 1984.
Konsentrasi zat pengatur tumbuh kinetin pada tingkat perlakuan 5 mgL K
1
menunjukan rata-rata jumlah tunas terbanyak Lampiran F. Selanjutnya hasil uji DMRT terhadap jumlah tunas yang terbentuk dengan menggunakan zat
pengatur tumbuh kinetin diperoleh hasil yaitu konsentrasi 0 mgL K , 7 mgL
K
3
dan 8 mgL K
4
memberikan pengaruh yang sama terhadap jumlah tunas yang terbentuk, tetapi konsentrasi 6 mgL K
2
berbeda nyata dengan konsentrasi 0 mgL K
, 7 mgL K
3
dan 8 mgL K
4
dan dengan konsentrasi 5 mgL K
1
.
Universitas Sumatera Utara
25 Pada konsentrasi 0 mgL K
, 7 mgL K
3
dan 8 mgL K
4
memberikan pengaruh yang kecil terhadap jumlah tunas yang terbentuk, sedangkan konsentrasi
5 mgL K
1
memberikan pengaruh paling baik terhadap jumlah tunas yang terbentuk Lampiran H. Hal ini sejalan dengan penelitian Alam et al, 1998
melaporkan bahwa media MS + kinetin 5 mgl + NAA 0,1 mgL menghasilkan pertumbuhan tunas terbaik dari kalus padi indica kultivar vaidehi. Menurut
Rainiyati et al, 2007 pembentukan tunas pada masing-masing eksplan berbeda- beda, baik dilihat dari waktu pertumbuhan maupun jumlah tunas yang terbentuk.
Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan konsentrasi dari masing-masing kombinasi zat pengatur tumbuh yang diberikan.
4.4. Tinggi Tunas Yang Terbentuk Pada Eksplan Bagian Basal