Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

Uji Linieritas dilakukan dengan bantuan program SPSS. Menurut Sudarmanto 2005: 135, pengambilan keputusan yang digunakan yaitu dengan menggunakan harga koefisien signifikansi yang kemudian dibandingkan dengan tingkat alpha yang dipilih oleh peneliti, apakah 5 atau 1. Simpulan yang digunakan adalah apabila nilai signifikansi dari Deviation from linearity pada ANOVA Table dari alpha yang ditetapkan maka hubungan antara kedua variabel tersebut linier. c. Uji Multikolinieritas Menurut Sudarmanto 2005: 136, Uji multikolinieritas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas independent dengan variabel bebas lainnya. Sedangkan pengambilan keputusannya menurut Gerson 2012: 45, dikatakan terjadi multikolinieritas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,2 atau dengan melihat Variance Infaltion Factors VIF, yaitu apabila nilai VIF 5.

3. Uji Hipotesis

a. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga yang masing-masing berupa hubungan antara satu variabel independen dan variabel dependen. Untuk meghitung koefisien korelasi antara dua variabel ini digunakan teknik analisis korelasi product moment . Menurut Sugiyono 2012: 228, korelasi product moment digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio. Untuk mencari besarnya korelasi product moment yaitu dengan menggunakan rumus berikut: . 1 2 ∑ 4 − ∑ ∑ 4 52 ∑ − 2 ∑ 4 − 4 Selanjutnya menurut Sugiyono 2012: 231, untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan dapat berpedoman pada tabel berikut: Tabel 2. Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat b. Analisis Multivariat Analisis multivariat digunakan untuk menguji hipotesis keempat, yaitu digunakan untuk mencari hubungan fungsional seluruh prediktor variabel independen dengan kriterium variabel dependen, koefisien determinan dari semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi ganda dan analisis regresi ganda tiga prediktor. 1 Korelasi Ganda Korelasi ganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan variabel prediktor X 1 , X 2 , X 3 terhadap variabel kriterium Y. Menurut Sugiyono 2012: 231, korelasi ganda multiple correlation merupakan angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen atau lebih secara bersama-sama dengan satu variabel dependen. Untuk menghitung besarnya koefisien korelasi ganda menggunakan rumus Sugiyono, 2012: 286: 6 1. 8 ∑ 9 : ; 8 ∑ 9 : ; 8 ∑ 9 : ∑ : 2 Koefisien Determinasi Menurut Sugiyono 2012: 231, Koefisien determinasi ini disebut juga koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan malalui varians yang terjadi pada variabel independen. Besarnya koefisien determinasi adalah kuadrad dari koefisien korelasi r 2 . 3 Persamaan Garis Regresi Dengan 3 Prediktor Manfaat dari hasil analisis regresi adalah untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau tidak Sugiyono, 2012: 260. Untuk mencar persamaan garis regresi dengan 3 prediktor, rumus yang digunakan adalah Sugiyono, 2012: 275: : ; 8 9 ; 8 9 ; 8 9 Dimana: Y = Kriterium X = Prediktor 1 X = Prediktor 2 X a = Prediktor 3 = Konstanta b = Koefisien regresi prediktor 1 b = Koefisien regresi prediktor 2 b = Koefisien regresi prediktor 3 Untuk mencari koefisien regresi a, b 1 , b 2 , b 3 digunakan persamaan simultan sebagai berikut Sugiyono, 2012: 283: 1. Σ X 1 Y = b 1 Σ X 1 2 + b 2 Σ X 1 X 2 + b 3 Σ X 1 X 3 2. Σ X 2 Y = b 1 Σ X 1 X 2 + b 2 Σ X 2 2 + b 3 Σ X 2 X 3 3. Σ X 1 Y = b 1 Σ X 1 X 3 + b 2 Σ X 2 X 3 + b 3 Σ X 3 2 a = : – b 1 9 1 – b 2 9 2 – b 3 9 3 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini terdiri dari 4 variabel yang akan diuraikan lebih lanjut. Keempat variabel tersebut adalah kemampuan matematis, kemampuan membaca gambar teknik, kemampuan teori pemesinan sebagai variabel bebas dan kemampuan membuata program CNC sebagai variabel terikat. Setiap data dari masing-masing variabel tersebut dideskripsikan dengan maksud untuk mengetahui gambaran jelas tentang karakteristik data tersebut. Deskripsi data meliputi data; mean M, median Me, modus Mo, standar deviasi SD. Deskripsi data dilengkapi dengan penyajian distribusi frekuensi, histogram dan klasifikasi nilai dari masing-masing variabel penelitian. Penjelasan dan uraian dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan Matematis

Data tentang kemampuan matematis siswa kelas XII, diperoleh dari dokumentasi nilai siswa dari ujian sekolah pada semester 2 tahun ajaran 20142015 di SMK Negeri 2 Klaten. Standar penilaian dari ujian tersebut adalah skor ideal terendah sebesar 0 dan tertinggi sebesar 10. Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh skor terendah adalah 6,50 dan skor tertinggi adalah 9,75. Berdasarkan hasil analisis data statistik deskriptif menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh nilai; mean M sebesar 8,3790 dan harga simpangan baku SD sebesar 0,7928 Hasil analisis data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan data skor terendah dan skor tertinggi dapat ditentukan nilai; rentang, banyak kelas, dan panjang kelas interval guna menyusun tabel distribusi frekuensi, untuk data perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan rangkuman dari distribusi frekuensi kemampuan matematis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Matematis No. Kelas Interval Freku. Abs. Frek. Komulatif Frek. Ref. Frekuensi Ref. Komul. 1 6,50 – 7,00 4 4 6,45 6,45 2 7,01 – 7,51 4 8 6,45 12,90 3 7,52 – 8,02 16 24 25,81 38,71 4 8,03 – 8,53 16 40 25,81 64,52 5 8,54 – 9,04 12 52 19,35 83,87 6 9,05 – 9,55 7 59 11,29 95,16 7 9,56 – 10,00 3 62 4,84 100 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi tertinggi berada pada kelas interval 7,52-8,02 dan 8,03- 8,53 dengan jumlah masing-masing 16 orang siswa. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut: Gambar 23. Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Matematis Berdasarkan skor ideal teredah 0 dan skor ideal tertinggi 10, maka diperoleh nilai; M ideal sebesar 5 dan SD ideal sebesar 1,67. Maka 4 4 16 16 12 7 3 2 4 6 8 10 12 14 16 18 diperoleh 4 klasifikasi frekuensi nilai kemampuan matematis yang mengacu pada pembagian wilayah dari kurve normal, yaitu; 1 tinggi, 2 sedang, 3 kurang, dan 4 rendah. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Rangkuman klasifikasi frekuensi nilai dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Klasifikasi Frekuensi Nilai Kemampuan Matematis No. Interval Kategori Frek. Abs. Frek. Ref. 1 7,5 ≤ sampai 10 Tinggi 54 87,10 2 5 ≤ sampai 7,5 Sedang 8 12,90 3 2,5 ≤ sampai 5 Kurang 4 0 sampai 2,5 Rendah Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai kemampuan matematis yang tergolong sedang terdapat 8 orang siswa 12,90 dan nilai yang tergolong tinggi adalah 54 orang siswa 87,10.

2. Kemampuan Membaca Gambar Teknik

Data tentang kemampuan membaca gambar teknik siswa kelas XII, diperoleh dari dokumentasi nilai siswa dari ulangan harian yang diadakan oleh guru pengampu mata pelajaran gambar teknik di SMK Negeri 2 Klaten. Standar penilaian dari ujian tersebut adalah skor ideal terendah sebesar 0 dan tertinggi sebesar 10. Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh skor terendah adalah 4,50 dan skor tertinggi adalah 7,50. Berdasarkan hasil analisis data statistik deskriptif menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh nilai; mean M sebesar 6,2097 dan harga simpangan baku SD sebesar 0,5783 Hasil analisis data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan data skor terendah dan skor tertinggi dapat ditentukan nilai; rentang, banyak kelas, dan panjang kelas interval guna menyusun