Gambar 27. Grafik Uji Normalitas Kesimpulan dari uji normalitas ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Normalitas
No. Variabel
Penelitian Asymp.
Sig 2-tailed
Nilai Signifikansi
Standar Keterangan
1 Kemampuan
Matematis 0,481
Lebih dari 0,05 Normal
2 Kemampuan
Membaca Gambar Teknik
0,225 Lebih dari 0,05
Normal 3
Kemampuan Teori Pemesinan
0,407 Lebih dari 0,05
Normal 4
Kemampuan Membuat Program
CNC 0,997
Lebih dari 0,05 Normal
2. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel menunjukan hubungan linier atau tidak. Metode pengambilan keputusan
adalah hubungan antara kedua variabel dikatakan linier apabila nilai signifikansi dari
Deviation from linearity pada
ANOVA Table dari alpha,
dalam hal ini menggunakan tingkat alpha 0,05. Adapun hasil uji linieritas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 13. Ringkasan Hasil Uji Linieritas
Variabel Signifikansi
Kondisi Keterangan
X
1
-Y 0,359
Lebih dari 0,05 Linier
X
2
-Y 0,411
Lebih dari 0,05 Linier
X
3
-Y 0,393
Lebih dari 0,05 Linier
3. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah keadaan dimana anatara dua variabel bebas atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau
mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak terjadi multikolinieritas antara variabel-variabel bebas tersebut. Pengujian
multikolinieritas menggunakan bantuan softwere
SPSS 17, yaitu dengan melihat harga
tolerace dan VIF.
Pengambilan keputusan pada uji multikolinieritas yaitu apabila semakin kecil nilai
tolerance dan semakin besar nilai VIF maka semakin
mendekati multikolinieritas, yaitu jika tolerance
lebih dari 0,2 dan VIF kurang dari 5 maka tidak terjadi multikolinieritas.
Dari hasil uji multikolinieritas tersebut didapat bahwa ketiga variabel menunjukan
tolerance lebih dari 0,2 dan VIF kurang dari 5. Sehingga
dapat disimpulkan
bahwa dalam
model regresi
tidak terjadi
multikolinieritas. Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat pada tabel:
Tabel 14. Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant -32.273
25.583 -1.262
.212 Kemampuan Matematis
4.518 2.040
.268 2.215
.031 .957
1.045 Kemampuan Membaca
Gambar Teknik 4.034
2.853 .174
1.414 .163
.919 1.088
Kemampuan Teori Pemesinan
.423 .265
.196 1.598
.116 .933
1.072 a. Dependent Variable: Kemampuan Membuat Program CNC
C. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini terdapat empat empat hipotesis yang akan diuji, dan pengujian hipotesis-hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan matematis dengan kemampuan membuat program CNC siswa kelas XII SMK Negeri 2
Klaten. Tabel 15. Hasil Perhitungan Korelasi Kemampuan Matematis dengan
Kemampuan Membuat Program CNC
Correlations
Kemampuan Membuat Program CNC
Kemampuan Matematis
Kemampuan Membuat Program CNC
Pearson Correlation 1
.327 Sig. 2-tailed
.009 Sum of Squares and
Cross-products 10909.097
211.605 Covariance
178.838 3.469
N 62
62 Kemampuan Matematis
Pearson Correlation .327
1 Sig. 2-tailed
.009 Sum of Squares and
Cross-products 211.605
38.343 Covariance
3.469 .629
N 62
62 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Hubungan antara kemampuan matematis dengan kemampuan membuat program CNC dihitung dengan menggunakan analisis korelasi
product moment . Hasil perhitungan dengan bantuan
softwere SPSS 17
menunjukan adanya korelasi sebesar 0,327. Besarnya nilai koefisien korelasi tersebut dapat diinterprestasikan bahwa tingkat hubungan antara
kedua variabel tersebut tergolong rendah. Hasil analisis korelasi product
moment selengkapnya dapat dilihat pada Table 13 di atas.
2. Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan membaca gambar teknik dengan kemampuan membuat program CNC siswa kelas XII SMK
Negeri 2 Klaten. Hubungan antara kemampuan membaca gambar teknik dengan
kemampuan membuat program CNC dihitung dengan menggunakan analisis korelasi
product moment . Hasil perhitungan dengan bantuan
SPSS 17 menunjukan adanya korelasi sebesar 0,271. Besarnya nilai koefisien korelasi tersebut dapat diinterprestasikan bahwa tingkat
hubungan antara kedua variabel tersebut tergolong rendah. Hasil analisis korelasi
product moment selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 16. Hasil Perhitungan Korelasi Kemampuan Membaca Gambar Teknik dengan Kemampuan Membuat Program CNC
Correlations
Kemampuan Membuat Program
CNC Kemampuan
Membaca Gambar Teknik
Kemampuan Membuat Program CNC
Pearson Correlation 1
.271 Sig. 2-tailed
.033 Sum of Squares and
Cross-products 10909.097
127.702 Covariance
178.838 2.093
N 62
62 Kemampuan Membaca
Gambar Teknik Pearson Correlation
.271 1
Sig. 2-tailed .033
Sum of Squares and Cross-products
127.702 20.399
Covariance 2.093
.334 N
62 62
. Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed.
3. Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan teori pemesinan dengan kemampuan membuat program CNC siswa kelas XII SMK Negeri
2 Klaten. Hubungan antara kemampuan teori pemesinan dengan kemampuan
membuat program CNC dihitung dengan menggunakan analisis korelasi product moment
. Hasil perhitungan menunjukan adanya korelasi sebesar 0,275. Besarnya nilai koefisien korelasi tersebut dapat diinterprestasikan
bahwa tingkat hubungan antara kedua variabel tersebut tergolong rendah. Hasil analisis korelasi
product moment selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut: Tabel 17. Hasil Perhitungan Korelasi Kemampuan Teori Pemesinan
dengan Kemampuan Membuat Program CNC
Correlations
Kemampuan Membuat Program
CNC Kemampuan Teori
Pemesinan Kemampuan Membuat
Program CNC Pearson Correlation
1 .275
Sig. 2-tailed .031
Sum of Squares and Cross-products
10909.097 1386.371
Covariance 178.838
22.727 N
62 62
Kemampuan Teori Pemesinan
Pearson Correlation .275
1 Sig. 2-tailed
.031 Sum of Squares and
Cross-products 1386.371
2329.839 Covariance
22.727 38.194
N 62
62 . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed.
4. Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan matematis, membaca gambar teknik dan teori pemesinan dengan kemampuan
membuat program CNC siswa kelas XII SMK Negeri 2 Klaten. Hubungan antara kemampuan matematis, membaca gambar teknik
dan teori pemesinan dengan kemampuan membuat program CNC dihitung dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil