15 10
Faktor intelegensi, murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajarnya, karena lebih mudah menangkap dan
memahami pelajaran dan lebih mudah mengingat-ingatnya.
2. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran menurut Zainal Arifin Ahmad 2012: 2 adalah segala upaya yang dilakukan seseorang untuk membuat orang lain
peserta didik mengalami perubahan tingkah laku, yakni dari tingkah laku negatif ke positif. Sedangkah menurut Dimyati dan Mudjiono
2006: 297, pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Menurut Sujarwo 2011: 3, pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai upaya membelajarkan peserta didik memahami diri dan lingkungannya agar lebih bermakna. Pendapat lain dari Ahmad
Susanto 2013: 19, menyatakan bahwa pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu
dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pendidik agar siswa
dapat belajar secara aktif sehingga dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
16
b. Unsur-unsur Pembelajaran
Gary D. Fesntermacher Zainal Arifin Ahmad, 2012: 7, menjelaskan bahwa ativitas yang dapat disebut pembelajaran
teaching, jika paling tidak memenuhi unsur-unsur dasar sebagai berikut.
1 Ada seseorang yang memiliki pengetahuan, dan keterampilan yang
akan diberikan kepada orang lain. Seseorang yang demekian dapat
dikatakan provider.
2 Ada isi content, yaitu pengetahuan dan keterampilan yang akan
disampaikan.
3 Ada upaya provider memberikan atau menanmkan pengetahuan,
danatau keterampilan kepada orang lain.
4 Ada penerima receiver, yaitu orang yang dianggap kekurangan
pengetahuan atau keterampilan.
5 Ada hubungan antara provider dengan receiver dalam rangka
membuat atau membantu receiver mendapatkan content. B.
Diagnosis Kesulitan Belajar 1.
Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis kesulitan belajar terdiri dari dua istilah yang perlu dipahami terlebih dahulu yaitu diagnosis dan kesulitan belajar. Menurut
Sugihartono, dkk 2012: 149, diagnosis adalah penentuan jenis masalah atau kelainan atau ketidakmampuan dengan meneliti agar latar belakang
penyebabnya atau dengan cara menganalisis gejala-gejala yang tampak.
17 Sedangkan Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani 2013: 254,
menjelaskan bahwa. Kesulitan belajar merupakan sebuah permasalahan yang menyebabkan
seorang siswa tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik seperti siswa lain pada umumnya yang disebabkan faktor-
faktor tertentu sehingga ia terlambat atau bahkan tidak dapat mencapai tujuan belajar dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan.
Sugihartono, dkk 2012: 150, menjelaskan bahwa diagnosis kesulitan belajar dapat diartikan sebagai proses menentukan masalah atau
ketidakmampuan peserta didik dalam belajar dengan meneliti latar belakang penyebabnya dan atau dengan cara menganalisis gejala-gejala
kesulitan atau hambatan belajar yang nampak. Sedangkan Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani 2013: 255, menjelaskan bahwa.
Diagnosis kesulitan belajar merupakan suatu proses dan upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-
kesulitan belajar dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data atau informasi selengkap dan seobjektif mungkin,
sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternatif kemungkinan pemecahannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa diagnosis kesulitan belajar merupakan suatu proses dan upaya untuk memahami
kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dengan meneliti latar belakangnya, sehingga dapat dicari alternatif pemecahan masalahnya.
2. Peserta Didik Berkesulitan Belajar