55 berbeda. Rata-rata hasil belajar
posttest kedua kelompok ditunjukan pada Tabel 14 berikut.
Tabel 14. Pengujian Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Post-Test Kelompok Ekperimen
Dan Kelompok Kontrol
Group Statistics
KELAS N
Mean Std. Deviation
NILAI EKSPERIMEN
20 75.94
5.00 KONTROL
20 65.41
7.12
Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui rata-rata nilai posttest kelompok
eksperimen 75,94 dan nilai post-test kelompok kontrol 65,41. Nilai rata-rata
kelompok ekperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelompok kontrol dengan selisih nilai 14,62.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada Penelitian ini pembelajaran inkuiri dilakukan pada kelas eksperimen sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.
Pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung selama 3 kali pertemuan, dalam pelaksanaannya peneliti mengalami sedikit kendala yang disebabkan karena
siswa belum terbiasa sehingga butuh waktu untuk membiasakan siswa belajar dengan metode pembelajaran inkuiri. Setelah dibimbing lama-kelamaan siswa
mulai terbiasa dengan pembelajaran inkuiri. Keberhasilan pembelajaran inkuiri terlihat dari hasil belajar siswa kelas kontrol dan eksperimen. Pada kelas
eksperimen hasil hasil belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang dapat dilihat dari nilai kompetensi yang meliputi tiga aspek yaitu,
kognitif afektif dan psikomotorik
56 Kompetensi di sini disajikan dalam bentuk nilai
pretest dan posttest yang diambil melalui instrument tes, LKS dan lembar penilaian afektif. Penilaian untuk
instrumen tes dan Lembar Kerja Siswa LKS mempunyai kriteria penilaian dengan skala 0
– 100. Sedangkan untuk lembar observasi kriteria penilaian 1 – 4, kemudian dijabarkan agar menjadi kriteria penilaian 0
– 100. Berdasarkan nilai
pretest dan nilai posttest terdapat perbedaan peningkatan kompetensi siswa yang terlihat pada kelas kontrol dan kelas
Eksperimen. Pada kelas kontrol, pretest memiliki rata-rata 42,00 dan posttest
kognitif memiliki rata-rata 59,25. Artinya pada kelas kontrol terdapat kenaikan 29,11. Sedangkan pada kelas eksperimen, nilai rata-rata pretest sebesar
42,5 dan nilai rata-rata posttest k og nit i f sebesar 75,25. Artinya pada kelas
kontrol terdapat kenaikan 43,53. Hasil lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.
Gambar 5. Grafik Peningkatan Kompetensi Hasil Belajar Siswa
42 59,25
42,5 75,25
10 20
30 40
50 60
70 80
pretest posttest
Kontrol Eksperimen
N il
ai
57 Grafik di atas menggambarkan adanya kenaikan hasil belajar yang
ditunjukkan melalui kognitif dari nilai pretest dan nilai posttest, baik pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
peningkatan kompetensi siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
inquiry based learning lebih tinggi dibandingkan dengan kompetensi siswa kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional. Nilai
posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai
postest pada aspek afektif kelas kontrol memiliki rerata sebesar 65,54 dan nilai
postest psokomotorik memiliki rerata sebesar 71,45 sedangkan untuk kelas eksperimen nilai
postest afektif memiliki rerata sebesar 75,89 dan niai psikomotorik memiliki rerata sebesar 76,70. Hal ini menunjukan bahwa
hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Perbandingan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
diagram batang berikut.
Gambar 6. Perbandingan hasil belajar kelas kontrol dan kelas ksperimen
10 20
30 40
50 60
70 80
Kognitif Afektif
Psikomotorik kontrol
eksperimen
N il
ai
58 Keberhasilan pembelajaran ini terbukti jika siswa telah mencapai
ketuntasan minimal atau KKM sebesar 73. Hasil belajar pada kelas eksperimen terdapat 14 siswa yang mendapat nilai diatas KKM sedangkan 7 siswa mendapat
nilai di bawah KKM. Sedangkan untuk kelas kontrol terdapat 6 siswa yang mendapat nilai diatas KKM sedangkan 14 siswa mendapat nilai di bawah KKM.
Banyaknya siswa yang lulus KKM pada kelas eksperimen memang hanya 14 siswa namun 6 siswa lainya yang belum lulus mendapatkan nilai yang mendekati
KKM yaitu antara 70,62 – 72,86. Hasil tersebut dirasa belum memuaskan, hal ini
disebabkan karena keterbatasan waktu penelitian sehingga pelaksanaan proses pembelajaran inkuiri kurang maksimal. Berikut rangkuman ketercapaian KKM
siswa dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Ketercapaian KKM Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen.
Kelas Jumlah Siswa lulus
KKM Jumlah
Siswa Persentase
Eksperimen 14
20 70
Kontrol 6
20 30
Dari paparan di atas, nampak bahwa Penerapan model pembelajaran inquiry based learning memberikan kenaikan hasil belajar yang lebih tinggi
daripada model pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa perbedaan variasi model pembelajaran pembelajaran dapat memicu
kenaikan kompetensi hasil belajar siswa dimana kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran inkuiri mendapatkan hasil yang lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.
59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis tersebut peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran inquiry based learning efektif untuk meningkatkan kompetensi siswa pada pokok bahasan penerapan macam-macam rangkaian flip-flop
terbukti dari hasil posttset kognitif siswa kelas eksperimen yang mengikuti
proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri memiliki rerata sebesar 75,25. Nilai pretest aspek kognitif kelas eksperimen memiliki
rerata sebesar 42,5. Selisih rerata nilai pretest dan posttest kognitif sebesar
35,25 hasil ini menunjukan bahwa nilai hasil belajar mengalami kenaikan sebesar 43,53 . Nilai dari gabungan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik pada kelas eksperimen memiliki rerata sebesar 75,94, sedangkan memiliki rerata sebesar sebesar 65,41.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan siswa yang mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran
inquiry based learning dengan pembelajaran konvensional. Dilihat dari Uji Mann Whitney
yang menunjukkan nilai Asymp. Sig. 2 tailed sebesar 0,000 0,05
sehingga H ditolak dan H
a
diterima.
B. Implikasi
Model pembelajaran inquiry based learning dan media pembelajaran
simulasi menggunakan software komputer memberikan variasi baru bagi para