Keunggulan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry based learning Langkah-Langkah Model Pembelajaran Inquiry

18 Adapun manfaat model pembelajaran inquiry ini adalah meningkatkan kemampuan berfikir siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi yang akan dipelajarinya, melatih kepekaan diri, mengurangi rasa kecemasan pada siswa, menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa, meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan tingkah laku yang positif, meningkatkan prestasi dan hasil belajar.

d. Keunggulan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry based learning

Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan di sekolah khususnya Sekolah Dasar. Sanjaya 2007:208 menjelaskan ada beberapa keunggulan dari model pembelajaran ini diantaranya adalah: 1 Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran melalui model ini dianggap lebih bermakna. 2 Model pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 3 Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi modern yang mengagap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4 Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata- rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. 19 Disamping memiliki keunggulan, model pembelajaran inquiry juga memiliki kelemahan. Sebagaimana dikemukakan oleh Sanjaya 2007:208 kelemahan pembelajaran inkuiri antara lain: 1 Jika model pembelajaran inquiry digunakan sebagai model pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 2 Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena itu terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. 3 Mengimplementasikanya kadang memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. 4 Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

e. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Inquiry

Pada dasarnya model pembelajaran inquiry dilakukan atau ditekankan kepada proses mencari dan menemukan, dimana materi pelajaran tidak diberikan secara langsung kepada siswa. Sanjaya 2007:201 menerangkan langkah-langkah model pembelajaran inquiry ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Langkah ini guru mengondisikan siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap ini adalah: a menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang 20 diharapkan dapat dicapai oleh siswa, b menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. 2 Merumuskan masalah Merumuskan masalah adalah langkah membawa siswa kepada persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka teki itu. 3 Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. 4 Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. 5 Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. 6 Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Dengan melihat langkah-langkah di atas, maka model pembelajaran inquiry akan efektif manakala guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam pembelajaran inquiry penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar. 21

6. Kompetensi

Dokumen yang terkait

MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF ELEKTRONIKA DASAR UNTUK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8

3 14 7

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN AUDIO VIDEO PADA MATA PELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR TEKNIK DIGITAL DI SMK NEGERI 1 BALIGE.

0 1 34

TUGAS AKHIR MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF ELEKTRONIKA DASAR UNTUK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8.

0 0 9

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL.

0 0 148

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG.

0 0 269

PEMBELAJARAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR SISWA KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL.

1 2 198

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERCETAK MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

1 24 251

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI ANALISIS RANGKAIAN RLC SISWA KELAS X PAKET KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 4 109

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

1 9 255

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK DIGITAL PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA 3 (DDE3) KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 KEBUMEN.

0 5 93