46
E. Paradigma Penelitian
Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan di atas, maka paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Paradigma Penelitian Berdasarkan gambar.1 tersebut di atas, maka paradigm penelitian
ini adalah terjadi hubungan antara reaksi frustrasi dan perilaku agresif remaja.
F. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: ada
hubungan positif dan signifikan antara reaksi frustrasi dengan perilaku agresif. Artinya, semakin tinggi tingkat reaksi frustrasi, maka semakin
tinggi pula tingkat perilaku agresif. Sebaliknya, semakin rendah tingkat reaksi frustrasi, maka akan semakin rendah pula perilaku agresif remaja.
Reaksi Frustrasi:
-Reaksi Positif -Reaksi Negatif
X
Perilaku Agresif:
- Bersikap bermusuhan. - Menyerang secara fisik
maupun verbal. - Melakukan
pelanggaran terhadap milik orang lain
Y
47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Hal ini dikarenakan data-data yang terkumpul
berupa angka-angka yang kemudian dianalisis menggunakan analisis statistika. Penelitian ini menggunakan korelasi karena bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel. Suharsimi Arikunto 2010: 4 mengungkapkan bahwa penelitian korelasi atau penelitian hubungan adalah
penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dalam penelitian korelasional terdapat dua macam korelasi yaitu korelasi sejajar dan korelasi sebab-akibat. Korelasi sejajar memandang
bahwa variabel pertama variabel bebas dan variabel kedua variabel terikat tidak terdapat hubungan sebab-akibat, namun dapat dicari alasan
mengapa diperkirakan antara keduanya ada hubungannya. Sedangkan korelasi sebab-akibat memandang bahwa antara variabel pertama dan
variabel kedua terdapat hubungan sebab-akibat, variabel pertama berpengaruh terhadap variabel kedua Suharsimi Arikunto, 2002: 30-
32.Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi sebab-akibat yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel
reaksi frustrasi dan perilaku agresif.