b Bila nilai intrinsik NI lebih kecil dari harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued harganya terlalu tinggi, dan karenanya layak
dijual. c Bila nilai intrinsik NI sama dengan harga pasar saat ini, maka saham
tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
1.1.1. Proses Terbentuknya Harga Saham
Menurut Sharpe 2000, proses terbentuknya harga saham dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
a Demand to Buy Schedule Investor yang hendak membeli saham akan datang ke pasar saham.
Biasanya mereka akan memakai jasa para broker atau pialang saham.Investor dapat memilih saham mana yang akan dibeli dan bisa
menetapkan standar harga bagi investor itu sendiri. b Supply to sell schedule
Investor juga dapat menjual saham ke pasar saham. Investor tersebut dapat menetapkan pada harga berapa saham yang mereka miliki akan dilepas ke
pasaran. Biasanya harga yang tinggi akan lebih disukai para investor. c Interaction of Schedule
d Pertemuan antara permintaan dan penawaran menciptakan suatu titik temu yang biasa disebut sebagai titik ekuilibrium harga. Pada awalnya
perusahaan yang mengeluarkan saham akan menetapkan harga awal untuk sahamnya. Saham tersebut kemudian akan dijual ke pasar untuk
Universitas Sumatera Utara
diperdagangkan. Saat di pasaran, harga saham tersebut akan berubah karena permintaan dari para investor. Ekspektasi harga yang dimiliki oleh
buyer akan mempengaruhi pergerakan harga saham yang pada awalnya ztelah ditawarkan oleh pihak seller. Saat terjadi pertemuan harga yang
ditawarkan oleh seller dan harga yang diminta oleh buyer, maka akan tercipta harga keseimbangan pasar modal
1.1.2. School of thought terdiri dari Analisis fundamental, teknikal, dan
efesiensi pasar
2. Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan analisis mengenai ekonomi,
industri, dan perusahaan yang menentukan nilai saham perusahaan.Analisis fundamental mempfokuskan pada statistic laporan
keuangan perusahaan untuk menentukan harga saham dinilai secara tepat. Sebenarnya, dalam mengenalisis nilai buku suatu saham akan lengkap jika
menggunakan analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental digunakan sebagai penunjuk arahbarometer
jangka panjang long term point of view.Analisis fundamental melihat perkembangan rasio-rasio keuangan dari sisi liquiditas, solvabilitas,
profitabilitas, book to market value analysis, turnover dan kebijakan keuangan perushaam dalam melakukan investasi dan pendanaan.Selain itu,
perkembangan kinerja dan kebijakan deviden dapat melengkapi analisis fundamental.
Universitas Sumatera Utara
Kebanyakan informasi fundamental memfokuskan pada statistic ekonomi industry dan perusahaan.Ada empat konsep dasar dalam
melakukan analisis. Pendekatan yang digunakan untuk megenalisis sebuah perusahaan dilakukan melalui empat tahap top-down analysis:
1 Melihat konsisi ekonomi secara umum economic aspect 2 Melihat kondisi industry industry aspects
3 Melihat kondisi perushaan company aspects 4 Melihat nilai saham perusahaan stock valuation
Keunggulan analisis fundamental 1 Analisis fundamental amat berguna dalam menentukan arah
jangka panjang. 2 Lebih mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
3 Bias menjelaskan lebih tepat mengenai alas an mengapa harga naik atau turun.
4 Mampu memberikan dasar yang logis dalam pengambilan keputusan investasi.
Kelemahan analisis fundamental 1 Memekan banyak waktu
2 Sulit berfungsi pada dasar modal tidak efisien karena asums dasarnya adalah pasar efisien.
3 Asumsi pasar efisien sulit diterapkan karena informasi dapat sempurna berdasarkan atas kualitas dan waktu, tetapi tidak
mungkin sama dalam persepsi. Fully efisientidak mungkin
Universitas Sumatera Utara
terjadi, hanya economically effisien weak-form, semi-strong, dan strong-form.
4 Tidak dapat meggambarkan psikologi pasar dan investor pada saat itu.
5 Tidak fleksibel untuk menentukan periode waktu yang ditentukan.
3. Analisis teknikal Kunci sukses dalam investasi adalah pengetahuan dan
action. Awalnya, analisis teknikal diaplikasikan di equity market tetapi
kemudian secara bertahap kepopulerannya dikembangkan di pasar komoditi, instrument-instrumen hutang, mata uang, dan pasar-pasar
internasional lainya. Tidak alas an mengapa seseorang tidak dapat memperoleh keuntungan di pasar keuangan. Analisis teknikal sangat
berguna untuk memprediksi dan mengidentifikasikan emerging trends. Analisis teknikal berdasarkan atas asumsi bahwa orang akan
selalu melakuka kesalahan yang sama sperti yang pernah dilakukan sebelumnya. Hubungan manusia sangat kompleks dan tidak pernah
sama satu sama lainnya. Pasar yang merefleksikan keinginan orang tidak pernah identik dengan performance-nya tetapi kesamaan
karakteristiknya dapat digunakan untuk menentukan major juncture points.
Analisis teknikal membuat alat sebagai indikator dalam mengungkap dan mengisolasi titik-titik yang mencerminkan cylical
market juncture.
Universitas Sumatera Utara
Analisis teknikal dapat dibagi ke dalam 3area pokok, yaitu : 1
Sentiment 2
Flow-of-funds 3
Market structure indicators Sentiment merupakan expectational indicators yang memonitor
emosi para investor. Jadi indeks sentiment bergerak dari satu titik ekstream pada bear market bottom ke bull market top.
Pergerakan harga dapat diklasifikasikan dalam : 1 Gerakan pokok atau primary cyclical yang merefleksikan sikap
investor terhadap siklus bisnis denga periode 1 sampai 3 tahun 2
Intermediatedengan periode 3 minggu sampai beberapa bulan 3
Short term movement dengan periode 3 atau 4 minggu cenderung bersifat random.
4. Efesiensi Pasar Teori efesiensi pasar mengetakan bahwa harga sekuritas
dinilai secara pas dan benar serta merefleksikan semua informasi dan ekspektasi investor.Teori ini menyatakan bahwa investor tidak
mendapatka kentungan dari pasar saham secara konsisten karena pasar mengikuti IID Identically Independen Distributed.Pasar bereaksi
sesuai dan segera setelah informasi baru dating. Oleh karena itu diasumsikan bahwa pasar mempunyai harga yang pas tepat tidak
terjadi undervalued atau overvalued untuk semua sekuritas dalam
Universitas Sumatera Utara
jangka waktu lama sehingga dapat diperoleh keuntungan dari transaksi beli jual.
Menurut teori pasar efisien,harga mencerminkan semua informasi yang tersedia dan informasi dating secara random sehingga
investor tidak akan mendapatkan keuntungan walau menggunakan semua tipe teori yang ada, baik fundamental maupun teknikal. Pasar
efisien jika informasi sempurna dan simetris. Informasi dikatakan sempurna jika memenuhi tiga syarat, yaitu :
1 Secara kualitas quality 2 Waktu time
3 Persepsi Perception Diterima sama oleh semua pihak. Informasi simetri jika
diasumsikan bahwa setiap detail informasi telah dikumpulkan dan diproses oleh ribuan investor dan informasi tersebut baik yang lama
ataupun yang baru sudah dinilai secara tepat yang tercermin pada harga yang terbentuk.
Keuntungan yang diharapkan investor berbeda-beda bergantung kebutuhan mereka. Investor dapat memilih mengambil keuntungan dengan dua cara, yaitu
keuntungan dari dividend atau perubahan harga saham capital gain Jones, 2007. Dividend adalah hak pemegang saham atas pendapatan perusahaan
Fabozzi, 2003.Dividen dibagikan berdasarkan kebijakan perusahaan.Kebijakan perusahaan menentukan besaran laba perusahaan yang dibagikan kepada investor
berupa dividen atau menyimpannya sebagai laba ditahan.Yield adalah presentase
Universitas Sumatera Utara
dividen dengan harga saham pada periode sebelumnya. Capital gain atau capital loss
merupakan selisih dari harga sekarang relatif dengan harga yang sebelumnya. Adapun Return total dari portofolio saham sangat diperhitungkan investor untuk
memaksimalkan keuntungan. Return total adalah saham yang berasal dari capital gain
ditambah dividend yield Jones, 2007. Dividen merupakan return saham yang memiliki sedikit risiko
dibandingkan capital gain. Hal ini disebabkan dividen sudah diketahui persentasenya sehingga mudah diprediksi jumlah return yang didapat nantinya
meskipun tidak secara pasti jumlahnya. Dividen dihitung dari jumlah laba perusahaan yang dihasilkan pada periode tertentu dikalikan dengan dividend yield
yang ditetapkan perusahaan. Dividen dianggap sebagai return yang didapat oleh investor yang menerapkan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio pasif
adalah strategi yang melibatkan harapan minimal terhadap keuntungan investasi.Strategi ini tidak bergantung pada diversifikasi untuk mencocokan
kinerja dari beberapa indeks pasar.Strategi investasi ini mengasumsikan bahwa pasar mencerminkan semua informasi yang tersedia dalam harga yang dibayarkan
untuk sekuritas Fabozzi, 2003. Bertolak belakang dengan return saham yang berasal dari dividen, capital
gain sulit diprediksi karena berkaitan permintaan dan penawaran di pasar
sekunder. Hal ini yang menyebabkan harga saham terapresiasi atau terdepresiasi. Untuk memperoleh capital gain, investor perlu mengetahui informasi yang
beredar di pasar modal atau dengan kata lain menerapkan strategi portofolio aktif.
Universitas Sumatera Utara
Strategi portofolio aktif adalah strategi yang menggunakan informasi dan teknik peramalan untuk mencari kinerja yang lebih baik dari suatu portofolio yang
beredar.Keputusan investor untuk menerapkan strategi aktif harus didasarkan pada keyakinan memperoleh usaha yang lebih keras karena capital gain mungkin
hanya diperoleh ketika terjadi inefisiensi pasar pada harga saham Fabozzi, 2003.Investor perlu berusaha lebih keras karena strategi portofolio aktif berkaitan
dengan risiko pasar.Risiko pasar berkaitan dengan segala perubahan pasar modal yang terjadi sewaktu-waktu. Investor yang menerapkan strategi aktif akan mencari
informasi secara mikro dan makro perekonomian. Dalam berinvestasi, investor didasarkan pada perilaku atau suatu strategi
investasi.Perilaku investor mengacu pada kemampuan investor dalam menerjemahkan informasi yang diperolehnya.Secara garis besar, perilaku investor
dapat dibedakan menjadi 2, yakni kontrarian dan momentum. Perilaku kontrarian ditandai dengan perilaku investor yang mengambil posisi yang berlawanan dengan
pasar, dimana investor membeli saham yang banyak dilepas atau dijual oleh investor lainnya, dan menjual saham yang banyak dibeli oleh investor lain.
Perilaku ini pertama kali diungkapkan oleh DeBondt dan Thaler 1985 yang menemukan adanya efek pembalikan reversal pada saham-saham kinerja baik
winner setelah tiga sampai lima tahun yang akan cenderung menjadi saham-
saham dengan kinerja buruk loser. Pembalikan ini disebabkan oleh adanya perilaku investor yang bereaksi secara berlebihan terhadap informasi
overreaction .Penerapan strategi kontrarian diinterpretasikan sebagai perilaku
investor yang tidak rasional.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yuda: 2010 menyebutkan Untuk memperoleh pendapatan earning yang dinginkan, seorang investor perlu melakukan analisis penilaian
terhadap kinerja perusahan sebelum membuat keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Analisis penilaian saham yang dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi meliputi analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis mengenai penilaian saham
yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah analisis fundamental. Salah satu cara yang digunakan dalam analisis ini adalah analisis laporan keuangan dalam
bentuk rasio-rasio keuangan. Banyak terdapat rasio keuangan yang dapat menunjukkan tingkat kinerja suatu perusahaan, diantaranya adalah Earning Per
Share EPS atau laba per lembar saham.
Perhitungan laba per lembar saham EPS menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba untuk tiap lembar sahamnya atau merupakan
suatu gambaran mengenai sejumlah rupiah yang akan didapat oleh investor dari setiap jumlah saham yang dimilikinya. Oleh karena itu, dengan mengetahui laba
per lembar saham EPS suatu perusahaan maka investor dapat menilai potensi pendapatan yang akan diterimanya.
laba per lembar saham EPS merupakan suatu indikator yang berpengaruh terhadap harga saham, karena laba perusahaan merupakan faktor yang
mempengaruhi penilaian investor akan keadaan perusahaan. Dimana apabila laba per lembar saham EPS meningkat, investor menganggap perusahaan mempunyai
prospek yang cerah di masa yang akan datang, sehingga akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan. Selain itu, semakin tinggi nilai laba per lembar saham
Universitas Sumatera Utara
EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham, karena semakin besar laba yang disediakan oleh perusahaan untuk pemegang saham.
Perilaku investor yang lain didasarkan pada momentum. Berbeda dengan kontrarian, investor momentum melakukan pembelian saham pada saat harga
saham bergerak naik dengan harapan momentum gerak naik ini akan terus berlanjut. Kemudian saham akan dijual kembali apabila momentum pergerakan
naik akan melemah atau telah berhenti dan berbalik arah. Perilaku ini didasarkan pada anggapan bahwa investor akan mencari momentum yang tepat manakala
perubahan harga yang terjadi mampu memberikan keuntungan bagi investor melalui aktivitas jual sell dan beli buy.
Jagadessh dan Titman 1993 mendeskripsikan strategi momentum yakni perilaku investor yang melakukan pembelian saham dengan kinerja baik di masa
lalu winners dan melakukan penjualan saham dengan kinerja buruk di masa lalu losers. Mereka menemukan bahwa selama 3 sampai 12 bulan periode
kepemilikan saham holding period perusahaan yang memiliki return yang tinggi dimasa lalu secara terus menerus mengungguli perusahaan yang memiliki return
yang rendah dimasa lalu selama periode waktu yang sama, hal ini dinamakan dengan momentum harga saham momentum of stock prices. Dalam konteks
investasi saham, strategi investasi momentum lebih sesuai dengan horison investasi investor. Kebanyakan investor memiliki horizon investasi yang lebih
pendek daripada yang diperlukan bagi penerapan strategi investasi kontrarian untuk menghasilkan return yang dapat diterima Wiksuana, 2009. Investor akan
membeli saham yang memiliki kecenderungan harga yang tinggi, yakni saham
Universitas Sumatera Utara
yang sebelumnya memiliki kinerja baik winner stock dan menjual saham yang sebelumnya memiliki kinerja buruk loser stock.
Semua perilaku yang ditunjukkan oleh investor tersebut berakibat secara langsung pada pergerakan supply dan demand di pasar modal. Besarnya aktivitas
supply jual dan demand beli yang dinyatakan melalui besarnya jumlah saham
yang ditransaksikan, digambarkan oleh volume perdagangan trading volume. Volume perdagangan merupakan suatu penjumlahan dari tiap transaksi yang
terjadi pada bursa saham pada suatu waktu tertentu dan saham tertentu.Naiknya volume perdagangan merupakan kenaikan aktivitas jual beli para investor di
bursa.Volume perdagangan mencerminkan kekuatan antara penawaran dan permintaan yang merupakan manifestasi tingkah laku investor.
Fabozzi 2003 berpendapat bahwa Investor mungkin dapat mengeksploitasi overreaction untuk mendapatkan Abnormal return jika mereka
dapat mengidentifikasi peristiwa ekstrim dan menentukan kapan pengaruh overreaction
menghilang dalam pasar. Abnormal return adalah selisih tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Investor
yang mampu melakukan hal ini akan mengejar strategi berikut. Ketika good news diidentifikasi investor akan membeli saham dan menjualnya sebelum menurunnya
overreaction . Dalam kasus bad news, investor akan menjual saham dan kemudian
membelinya kembali untuk menutupi harga jual sebelum menurunnya overreaction
. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi saham pada suatu perusahaan,
sering kali para investor juga memperhatikan perbandingan nilai buku terhadap
Universitas Sumatera Utara
nilai pasar perusahaan book value to market ratio. Perbandingan nilai buku terhadap nilai pasar perusahaan Book value to market ratio adalah perbandingan
antara nilai buku per lembar saham dengan nilai pasar saham. Nilai buku per lembar saham sangat mencerminkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan
tercermin pada nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya.Nilai buku per lembar saham adalah nilai kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah
lembar saham yang beredar. Kekayaan bersih ekonomis adalah selisih total aktiva dengan total kewajiban. Sedangkan harga pasar adalah harga yang terbentuk di
pasar jual beli saham. Analisis perbandingan nilai buku terhadap nilai pasar perusahaan book value to market ratio diperlukan bagi investor karena
perbandingan nilai buku terhadap nilai pasar perusahaan book value to market ratio
yang tinggi dapat dijadikan indikator bahwa perusahaan tersebut masih undervalue.
Ketika suatu perusahaan dinilai undervalue maka dapat dikatakan perusahaan tersebut sedang dalam kondisi kurang bagus sehingga kurang mampu
memberikan keuntungan bagi para investor yang telah menanamkan modalnya. perbandingan nilai buku terhadap nilai pasar perusahaan Book value to
market ratio merupakan rasio yang mencerminkan nilai pasar suatu saham. Rasio
ini sangat popular dikalangan investor karena secara sederhana dapat menjelaskan apakah perusahaan dinilai undervalue. Rasio ini pun menggambarkan nilai
perusahaan di mata investor.perbandingan nilai buku terhadap nilai pasar perusahaan Book value to market ratio diukur dari total ekuitas yang dimiliki
perusahaan. Perusahaan yang memiliki ekuitas fisik bernilai besar tidak berarti memiliki nilai yang baik dalam bisnis.
Universitas Sumatera Utara
Billings dan Morton 1999 meneliti tentang Book-to-Market Components, Future Security Returns, and Errors in Expected Future Earnings
menemukan bahwa variasi dari book to market pada perubahan harga saham terdahulu
mencerminkan irrasional market expected return dalam jangka panjang. perbandingan nilai buku terhadap nilai pasar perusahaan Book value to
market ratio yang tinggi berarti adanya kewajiban perusahaan yang masih belum
dibayarkan. Hal ini membuat risiko memiliki saham perusahaan tersebut tinggi sehingga nilai perusahaan dianggap rendah oleh investor.Sebaliknya, Perusahaan
dengan perbandingan nilai buku terhadap nilai pasar perusahaan book value to market ratio
rendah menunjukan bahwa perusahaan dalam keadaaan baik sehingga masih dapat melanjutkan bisnisnya dengan menciptakan
penjualan.Penjualan yang terjadi merupakan aspek produktifitas yang menyebabkan laba perusahaan bertambah. Laba perusahaan yang meningkat akan
meningkat pula dividen yang akan dibagikan melalui kebijakan dividen yang disepakati dalam RUPS Rapat Umum Pemegang Saham. Dividen yang
meningkat pun menyebabkan return saham investor meningkat. Menurut Robert Ang 1997, book value to market ratio merupakan rasio
yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur kinerja perusahaan melalui harga pasarnya. Perusahaan dengan book value to market ratio tinggi
mengindikasikan bahwa pasar menghargai perusahaan relatif lebih rendah daripada nilai buku perusahaan. Secara teoritis rasio book to market memiliki
pengaruh negatif terhadap return saham dengan kata lain semakin tinggi rasio book to market
suatu perusahaan maka semakin rendah return saham yang
Universitas Sumatera Utara
dihasilkan, begitu pula sebaliknya dimana perusahaan dengan rasio book to market
rendah memiliki tingkat return saham yang relatif lebih tinggi. Kinerja suatu perusahaan dapat dinilai dengan menganalisis laporan
keuangan perusahaan tersebut.Pada prinsipnya, dalam analisis laporan keuangan terdapat empat macam rasio yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan
aktivitas.Beberapa peneliti menemukan metode analisis lebih lanjut untuk menilai kinerja keuangan dan tingkat kesehatan suatu perusahaan.Salah satunya adalah
metode yang diperkenalkan oleh Altman dimana analisis ini mengacu pada rasio- rasio keuangan perusahaan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada analisis tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio itu dibandingkan dengan angka
rasio pembanding yang digunakan sebagai standart sedang yang digunakan dalam analisis yaitu laporan neraca dan laporan rugi laba.
Fama dan French 1992 membagi perusahaan berdasarkan ukurannya firm size yaitu besar big dan kecil small serta berdasarkan perbandingan nilai
buku terhadap nilai pasar perusahaan book to market rasio yaitu tinggi high dan rendah low. Ukuran suatu perusahaan dapat dinilai dari beberapa aspek
seperti total aset dan kapitalisasi pasar market capitalization. Market capitalization
mencerminkan nilai kekayaan perusahaan saat ini.Market capitalization
merupakan suatu pengukuran terhadap ukuran perusahaanyang didasarkan atas jumlah saham yang beredar dan harga per lembar saham
Universitas Sumatera Utara
tersebut.Fama dan French 1992 menempatkan saham-saham ke salah satu dari sepuluh portofolio setelah memeringkat mereka di akhir bulan Juni berdasarkan
ukuran perusahaan kemudian mereka mengikuti return bulanan portofolio tersebut dari Juli 1963 – Desember 1990, ternyata hasilnya adalah terdapat hubungan
terbalik antara ukuran perusahaan dengan return rata-rata average return. Perusahaan dengan ukuran perusahaankecil cenderung mempunyai return yang
lebih tinggi dibanding dengan perusahaan dengan ukuran perusahaanyang lebih besar, fenomena ini biasa disebut dengan size effect. Di dalam penelitian Banz
1981 dinyatakan bahwa saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang rendah atau memiliki ukuran perusahaankecil dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang
lebih tinggi dibanding saham dengan ukuran perusahaanyang lebih besar.Jadi secara umum, dapat dinyatakan adanya suatu hubungan negatif antara tingkat
pengembalian saham dengan ukuran perusahaan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
earning per share, firm size, book value to market ratio, momentum dan return
saham . Zaretzky dan Zumwalt 2007 melakukan penelitian mengenai hubungan,
book value to market ratio dan return premium. Objek dalam penelitian tersebut
adalah perusahaan-perusahaan non keuangan yang terdaftar dalam NYSE-AMEX stock dan NASDAQ stock pada periode tahun 1984 sampai dengan 1995. Hasil
yang ditemukan adalah terdapat hubungan negatif signifikan antara distress risk dan return premium.
Sedangkan Fama dan French 1992 menyatakan nilai book value to market ratio
yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja buruk
Universitas Sumatera Utara
dan cenderung mengalami kesulitan keuangan financial distress atau mempunyai prospek yang kurang baik. Fama dan French 1992 berkesimpulan
bahwa book value to market ratio mempunyai hubungan negatif terhadap return. Artinya, semakin besar nilai book value to market ratio maka semakin kecil return
saham suatu perusahaan. Dalam penelitian lain, Fama dan French 1993 menyatakan bahwa firm size dan book value to market ratio memiliki sensitivitas
terhadap faktor risiko yang juga merupakan faktor penentu pada variasi stock return
dan membantu menjelaskan cross sections of average return. Bukti-bukti pada penelitian mereka menunjukkan bahwa firm size dan book value to market
ratio berhubungan dengan keuntungan yang diperoleh. Selanjutnya, Fama dan
French 1995 menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara faktor market dan size terhadap return, tetapi tidak ditemukan link antara book to market equity
terhadap return. Hasil lain ditemukan oleh Harowitz Loughran, Savin 2000 yang
melakukan pengujian hubungan ukuran perusahaan firm size dengan return. Dengan menggunakan metode analisis Sp line regression, cross sectional
regression dan annual compound return, diketahui bahwa dari 3 metode
pengukuran tersebut tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan return.
Penelitian pada objek lain juga dilakukan oleh Andreas Charitou dan Eleni Constantinidis 2004 yang melakukan penelitian terhadap Japanese Stock Market
periode 1992 – 2001 untuk menguji perilaku laba, dalam hubungannya dengan size
dan book to market equity. Dari hasil penelitian tersebut, mereka menyatakan
Universitas Sumatera Utara
bahwa terdapat hubungan signifikan antara market, size, book to market equity dan expected stock return pada Japanese Market.
Perusahaan yang memiliki kinerja yang baik akan memperoleh laba yang tinggi baik itu dari penjualan produk maupun aktifitas bisnis yang produktif.
Produktifitas perusahaan merupakan tolak ukur dari kelangsungan bisnis.Keuntungan perusahaan dibagikan pada periode tertentu berupa dividen
atau disimpan untuk kepentingan internal berupa laba ditahan untuk kelangsungan bisnis. Hal ini membuat investor bergairah untuk membeli sahamnya dengan
mengharapkan return yang didapat dimasa mendatang. Di Indonesia investor dapat melakukan investasi saham dengan cara
membeli saham-saham perusahaan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dikelompokkan berdasarkan sektor usaha yang dilakukan, salah satunya adalah sektor manufaktur. Sektor manufaktur merupakan kelompok emiten yang terbesar
dibandingkan sektor lain. Perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur juga merupakan emiten yang sahamnya paling aktif diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia.Sebelum memutuskan membeli atau menjual saham, para investor tentunya sangat memerlukan tersedianya informasi. Informasi-informasi tersebut
diperlukan untuk dapat memprediksi besarnya return saham yang akan diterima dari investasi yang dilakukan. Informasi yang dimaksudkan terkait dengan faktor-
faktor yang berhubungan dan memiliki pengaruh terhadap return saham. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas,earning per share, firm size dan book
Universitas Sumatera Utara
value to market ratio dan momentum adalah beberapa faktor yang diduga
memiliki hubungan dengan return saham yang dihasilkan.
1.1.3. Info Terkini Dalam Bursa Saham