Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Efektivitas Kerja pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai

(1)

Pengaruh Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Governance

Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Dinas

Pekerjaan Umum Kota Binjai

Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun Oleh :

Rahmatika

080903086

Program studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Medan


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohim

Assalaamua’laikum warohmatullaahi wabarokaatuh

Puji dan syukur senantiasa Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmatNya sehingga skripsi berjudul “Pengaruh Pelaksanaan Good

Governance Terhadap Efektivitas Kerja Pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum

Kota Binjai” ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam juga tak lupa diucapkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga kelak kita mendapat syafaat dan pertolongan dari beliau sekaligus diakui sebagai umatnya. Amin.

Skripsi ini merupakan sebuah karya tulis yang diperlukan untuk melengkapi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara serta sebagai wadah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam hal isi maupun penulisan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, Penulis sangat mengharapkan kritik atau saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang sedalam-dalamnya, terutama kepada kedua orang tua terkasih, Ayahanda H. Rajudin, ST


(3)

kasih sayang yang tiada henti, yang tidak akan pernah terbalaskan sampai kapanpun jua.

Secara khusus ungkapan terima kasih dan rasa hormat juga ingin diungkapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Zakaria, MSP selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Elita Dewi selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 5. Ibu Arlina, SH, M.Hum selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan Penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Staf Pengajar FISIP USU yang telah berjasa dalammemberikan banyak bekal ilmu, nasehat, bimbingan serta arahan kepada penulis, selama penulis menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.

7. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada seluruh staf pegawai Administrasi, yang ada di Departemen Ilmu Administrasi Negara,


(4)

khususnya Kak Mega dan Kak Dian yang telah banyak membantu dan memudahkan penulis dalam melaksanakan peelitian serta dalam pengumpulan data

8. Kepala Dinas dan Seluruh Staf Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai yang telah membantu dan memudahkan penulis dalam melaksanakan penelitian serta dalam pengumpulan data.

9. Terima Kasih buat seluruh teman-teman AN 08 yang sudah menemani penulis selama 4 tahun mengikuti bangku perkuliahan. Terima Kasih buat semua persahabatan yang telah kalian berikan.

10.Buat sahabat-sahabat ku dini, maya, nanda, ayuk yang selama 4 tahun ini menemani penulis dalam mengikuti perkuliahan, melewati suka dan duka bersama

11.Nanda Puteri terima kasih karena telah bersedia memberikan tumpangan kos nya kepada penulis.

12.Buat Raca Beri Waldaian yang selalu menghibur dan menemani penulis penulis

13.Buat liza, rizki, roki yang telah menghibur penulis dala menyelesaiakan skripsi

14.Terima kasih buat teman-teman yang telah mensuport untuk menyelesaikan skripsi ini

15.Terima kasi buat teman-teman magang kelompok 6 yang telah mau bekerja sama dalam menyelesaikan magang.


(5)

Akhir kata, Penulis berharap skripsi ini berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Terima kasih. Wassalamualaikum Wr. WB.

Medan, 19 Juli 2012

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………...v

DAFTAR TABEL………vii

DAFTAR LAMPIRAN………...viii

ABSTRAK……….ix

BAB I………...1

I.I Latar Belakang…..……….1

I.2 Perumusan Masalah………...4

I.3 Tujuan Penelitian………...4

I.4 Manfaat Penelitian……….4

I.5 Kerangka Teori………..5

I.5.1 Good Governance……….………..5

I5.1.1 Pengertian Good Governance...5

I.5.1.2 Prinsip-Prinsip Good Governance.………...11

1.5.2 Efektivitas Kerja ...17

I.5.2.1 Pengertian Efektivitas Kerja... 17

I.5.2.2 Pengukuraan Efektivitas Kerja ...20

I.5.2.3 Pengaruh Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Efektivitas Kerja ... 23

I.7 Hipotesis……… 24

I.8 Defenisi Konsep ………. 24

I.9 Defenisi Operasional ………. 25

I.10 Sistematika Penulisan ……….. 28

BAB II METODE PENELITIAN………..30

II.1 Bentuk Penelitian ………... 30

II.2 Lokasi Penelitian ……….. 30

II.3 Populasi dan Sampel………. 30

II.3.1 Populasi……… 30

II.3.2 Sampel……….. 31


(7)

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN………36

III.1Sejarah Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai………..36

III.2 Stuktur Organisasi………...37

III.3 Pembagian Kerja……….39

BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN………..56

IV.I Identifikasi Responden………56

IV.2 Pelaksanaan Good Governace………60

IV.3 Efektivitas Kerja……….72

IV.4 Klasifikasi Data………...89

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA……….96

V.I Interpretasi Hasil Penelitian………..96

V.1.1 Pelaksanaan Good Governance………96

V.1.1.1 Prinsip Akuntabilitas………..97

V.1.1.2 Prinsip Transparansi………...97

V.1.1.3 Prinsip Penerapan Hukum………..98

V.1.1.4 Prinsip Tanggapan………..98

V.1.1.5 Prinisp Efektivitas………..98

V.1.1.6 Prinsip Strategi Visi………98

V.1.1.7 Prinsip Keadilan……….99

V.1.2 Efektivitas Kerja……….99

V.1.2.1 Kesiagaa……….99

V.1.2.2 Ketepatan Waktu……….100

V.1.2.3 Motivasi………100

V.1.2.4 Inisiatif……….100

V.1.2.5 Efisiensi………100

V.1.2.6 Kepuasaan Kerja………..100

V.1.3 Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Efektivtas Kerja………...101


(8)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………103

VI.1 Kesimpulan………...103

VI.2 Saran……….103

DAFTAR PUSTAKA……….xiii LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kategori Jawaban Responden……….33

Tabel 2. Interpretasi Korelasi Product Moment………34

Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin………....56

Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur………...57

Tabel 5. Distribusi Menurut Pangkat/Golongan Pegawai……….58

Tabel 6. Distribusi Pegawai Menurut Lama Bekerja………59

Tabel 7. Distribusi Jawaban Mengenai Tentang Dinas Pekerjaan Umum Memihak Kepentingan Masyarakat……….60

Tabel 8. Distribusi Jawaban Mengenai Program Dinas Pekerjaan Umum Bertujuan Melayani Masyarakat Sebaik Mungkin……….61

Tabel 9. Distribusi Jawaban Komunikasi Organisasi Dengan Masyarakat………61

Tabel 10. Distribusi Jawaban Mengenai Kebijakan Dibuat Demi Kepentingan Msyarakat ………...62

Tabel 11. Distribusi Jawaban Menerima Pengaduan dari Masyarakat…………...63

Tabel 12. Distribusi Jawaban Menindak Tegas Pegawai yang Melakukan Pelangaran Disiplin………...64

Tabel 13. Distribusi Jawaban Menindak Pegawai yang Menyalah Gunakan Wewenang………..65

Tabel 14. Distribusi Jawaban Penerapan Hukum Secara Adil Terhadap Staf Pegawai dan Pimpinan………..66

Tabel 15. Distribusi Jawaban Tanggapan Terhadap Keluhan Masyarakat ………...67

Tabel 16. Distribusi Jawaban Menerima Masukan dari Masyarakat………68

Tabel 17. Distribusi Jawaban Efektivitas Kerja Dalam Mencapai Sasaran Yang Diinginkan………69

Tabel 18.Distribusi Jawaban Strategi dan Visi Pengembangan Pegawai………70

Tabel 19. Distribusi Jawaban Membedakan Keberada Perempuan Dalam Posisi Puncak ………..71


(10)

Tabel 20. Distribusi Jawaban Menyelesaikan Pekerjaa Sesuai Ketentuan

Atasan………...72 Tabel 21. Distribusi Jawaban Hasil

Mencapai Sasaran ………..73 Tabel 22. Distribusi Jawaban Meminta Bantuan

Kepada Rekan Kerja………...74 Tabel 23. Distribusi Jawaban Menyelesaikan Pekerjaan

Tepat waktu…………...75 Tabel 24. Distribusi Jawaban Menunda Pekerjaan………76 Tabel 25. Distribusi Jawaban waktu yang sudah diberikan sesuai untuk

menyelesaikan pekerjaan………...77 Tabel 26. Distribusi Jawaban Motivasi yang Diberikan Menjadi Semangat

Menyelesaikan Tugas………...78 Tabel 27. Distribusi Jawaban Insentif yang Diberikan Dapat Meningkatkan

Semangat Kerja……….79 Tabel 28. Distribusi Jawaban Motivasi Pimpinan……….80 Tabel 29. Distribusi Jawaban Menyelesaikan Pekerjaan Tepat Sasaran………...81 Tabel 30. Distribusi Jawaban Atasan Menasehati Pegawai………..82 Tabel 31. Distribusi Jawaban Pegawai Mempunyai Inisiatif Sendiri…………...83 Tabel 32. Distribusi Jawaban Mengutamakan Prinsip Efiseinsi………...84 Tabel 33. Distribusi Jawaban Mengeluarkan Biaya………..85 Tabel 34. Distribusi Jawaban Anggaran Yang Dikeluarkan……….86 Tabel 35. Distribusi Jawaban Anggaran Untuk

Melaksanakan Tugas.………...87 Tabel 36. Distribusi Jawaban Puas Setelah Menyelesaikan Pekerjaan………….88 Tabel 37. Klasifikasi Data Variabel Good Governace……….90 Tabel 38. Koefisien Data Variabel Efektivitas Kerja………...91


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran II : Surat Permohonan Persetujuan Judul Skripsi Lampiran III : Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing

Lampiran IV : Undangan Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi

Lampiran V : Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Rancangan Usulan Penelitian

Lampiran VI : Berita Acara Seminar Proposal Rencana Usulan Penelitian Depatemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU

Lampiran VII : Surat Pengantar Izin Penelitian dari Fakultas Lampiran VIII : Surat Keterangan Melaksanakan Telah Penelitian

Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai Lampiran IX : Kuesioner Penelitian

Lampiran X : Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai Lampiran XI : Data Kuisioner Penelitian Variabel Pelaksanaan

Good Governance (X)

Lampiran XII : Data Kuesioner Penelitian Variabel Efektivitas Kerja (Y)

Lampiran XII : Data Distribusi Hasil Kuesioner X², Y², XY Lampiran XIV : Tabel Nilai-Nilai r Product Moment


(12)

ABSTRAKS

PengaruhPelaksanaan Good Governance TerhadapEfektivitas Kerja Pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai

Nama : Rahmatika

NIM : 080903086

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Arlina, SH.M.Hum

Didirikannya organisasi pada dasarnya ingin mencapai tujuan yang telah disepakati bersama dengan lebih efisien dan efektif, dan dengan tindakan yang dilakukan bersama – sama dengan penuh rasa tanggung jawab. Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat sejauh mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Tercapainya efektifitas kerja bukan saja ditentukan dari banyaknya jumlah pegawai, akan tetapi juga dipengaruhi oleh factor lain, seperti pengelolaan organisasi, pengendalian yang baik yang disebut dengan good governance.

Good Governance adalah proses penyelenggaraan pemerintahan yang

baik, meliputi tata pemerintahan yang berwawasan kedepan (visi), bersifat terbuka (tranparansi), cepat tangap, akuntabel (akuntabilitas) berdasarkan profesionalitas dan kompetensi, menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan pelaksanaan good governance terhadap efektivitas Kerja. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, yaitu penelitian yang tujuannya adalah untukmelihat apakah ada pengaruh pelaksanaan good governace terhadap efektivitas kerja pada kantor Dinas Pekerjaaan Umum Kota Binjai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan good governance

memiliki hubungan yang kuat dengan tingkat efektivitas kerja. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan dimana r = 0,61. Ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara pelaksanaan good governance dengan tingkat efektivitas kerja, dimana nilai kritiknya pada taraf signifikan 5% adalah 0,291. Sementara koefisien determinan diperoleh sebesar 37,21%. Dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.


(13)

ABSTRAKS

PengaruhPelaksanaan Good Governance TerhadapEfektivitas Kerja Pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai

Nama : Rahmatika

NIM : 080903086

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Arlina, SH.M.Hum

Didirikannya organisasi pada dasarnya ingin mencapai tujuan yang telah disepakati bersama dengan lebih efisien dan efektif, dan dengan tindakan yang dilakukan bersama – sama dengan penuh rasa tanggung jawab. Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat sejauh mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Tercapainya efektifitas kerja bukan saja ditentukan dari banyaknya jumlah pegawai, akan tetapi juga dipengaruhi oleh factor lain, seperti pengelolaan organisasi, pengendalian yang baik yang disebut dengan good governance.

Good Governance adalah proses penyelenggaraan pemerintahan yang

baik, meliputi tata pemerintahan yang berwawasan kedepan (visi), bersifat terbuka (tranparansi), cepat tangap, akuntabel (akuntabilitas) berdasarkan profesionalitas dan kompetensi, menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan pelaksanaan good governance terhadap efektivitas Kerja. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, yaitu penelitian yang tujuannya adalah untukmelihat apakah ada pengaruh pelaksanaan good governace terhadap efektivitas kerja pada kantor Dinas Pekerjaaan Umum Kota Binjai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan good governance

memiliki hubungan yang kuat dengan tingkat efektivitas kerja. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan dimana r = 0,61. Ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara pelaksanaan good governance dengan tingkat efektivitas kerja, dimana nilai kritiknya pada taraf signifikan 5% adalah 0,291. Sementara koefisien determinan diperoleh sebesar 37,21%. Dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya suatu organisasi didirikan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati secara bersama oleh anggotanya dengan lebih efektif dan efisien. Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat sejauh mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Stoner yang dikutip Tangkilisan (2005:198) menyebutkan : pentingnya efektivitas organisasi dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi.

Pada saat ini, telah terjadi perubahan paradigma organisasi dalam berbagai aspek, gaya kerja organisasi yang kaku berubah menjadi lebih fleksibel, kekuatan organisasi yang sebelumnya dilihat dari tolak ukur stabilitas organisasi kini bergeser pada kemampuan organisasi untuk mengadaptasi perubahan. Faktor politik yang mempengaruhi perubahan peran organisasi dalam hal ini organisasi publik menuntut penerapan good governance yakni, penyelenggaraan pemerintahan Negara yang bersih atau pemerintahan yang baik. semangat reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur Negara dengan tuntutan untuk mewujudkan administrasi Negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelengaraan pemerintahan Negara dan pembangunan, menuntut pekasanaan good governanace, dan good

governance ini berlaku pada setiap pemerintah daerah yang sangat diperlukan


(15)

Dengan demikian organisasi publik setiap pemerintah daerah dalam pelaksanakan otonomi daerah diperlukan sumber daya manusia yakni aparatur pemerintah daerah yang mampu mewujudkan good governance dalam organisasi tersebut. Jelaslah bahwa dalam setiap pengelolaan organisasi publik perlu dilakukannya pendayagunaan sumber daya manusia agar tercapai tujuan organisasi yang diharapkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa efektivitas organisasi tidak terlepas dari efektivitas kerja pegawai sebagai salah satu dari unsur organisasi, memegang peranan penting dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian apabila tidak ada manusia didalam suatu organisasi maka tujuan-tujuan organisasi tersebut tidak dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan organisasi tersebut. Manusia merupakan salah satu unsur organisasi yang paling dinamis, artinya menginginkan perubahan, maka kedudukan manusia dalam organisasi tidak dapat disamakan dengan unsur-unsur lain. Sehingga dalam organisasi pengelolaan manusia sebagai sumber daya organisasi agar memiliki kemampuan yang mewujudkan good governance.

Good governance akan terlaksana dengan baik apabila didalam suatu

organisasi memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat menerapkan prinsip-prinsip good governance didalam organisasinya. Sehingga organisasi dapat mencapai tujuan organisasi itu dengan baik.

Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai adalah salah satu dinas pemerintah sebagai mitra pemerintah daerah Kota Binjai dalam meyelengarakan pemerintahan daerah. Maka dalam rangka menciptakan good governance, Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai sangat berperan penting, dengan pengertian lain Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai harus menjadi suatu organisasi yang efektif.


(16)

Karena salah satu karakteristik good governance adalah efektivitas. Efektivitas organisasi akan tercapai apabila terciptanya efektivitas kerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai, selanjutnya tolak ukur good governance adalah partisipasi, akuntabilitas, transparansi, penerapan hukum, orientasi, keadilan, responsivitas strategi visi. Dinas Pekerjaan Umum yang memberikan pelayanaan umum dalam bidang jalan dan jembatan, gedung pemerintahan, saluran drainase, pengairan sudah seharusnya memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. untuk mendapatkan pelayaan yang terbaik maka pegawai kantor Dinas Pekerjaan Umum harus memiliki motivasi untuk mengerjakan pekerjaan agar efektivitas kerja pegawai dapat tercapai. Namun kenyataanya selama ini kemampuan sumber daya manusia yang masih rendah dan banyak pegawai yang datang terlambat sehingga dapat menunda pekerjaanya dan dapat membuat pekerjaannya menjadi tidak maksimal. Hal itu berdampak pada pemberian pelayanan yang tidak memuaskan. Selain itu mengenai anggaran dinas tersebut, kapabilitas yang rendah, manajemen keuangan yang lemah, peraturan yang terlalu berbelit-belit menjadi suatu masalah dalam mewujudkan efektivitas kerja pegawai.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa good governance akan tercapai apabila prinsip-prinsip good governance terlaksana dengan baik. Dengan demikian ada pegaruh pelaksanaan prinsip-prinsip good governance Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pelaksanaan good governance terhadap efektivitas kerja pegawai yang diberi judul seperti berikut “Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Efektivitas Kerja Pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai”


(17)

I.2 Perumusan masalah

Bedasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut : “Adakah Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Efektivitas Kerja Pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai ?”

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan good governance di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai.

2. Untuk mengetahui efektivitas kerja di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai.

3. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan good governance terhadap efektivitas kerja di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai.

I.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Secara Subjektif, sebagai suatu sarana melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah dan kemampuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian teori dan aplikasinya yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.

b. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik secara umum dan Ilmu Administrasi Negara secara khusus dalam menambah bahan kajian perbandingan bagi yang menggunakannya.


(18)

c. Secara Praktis, bagi Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai, penelitian ini diharapkan dapat mampu memberikan sumbangsih pemikiran, informasi dan saran.

1.5 Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, perlu mengemukakan toeri-teori sebagai kerangka berfikir untuk mengambarkan dari sudut mana penelitian menyoroti masalah yang dipilih. Singarimbun (1995:37) menyebutkan teori adalah serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.

Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teori adalah :

I.5.1 Good Governance

I.5.1.1 Pengertian Good Governance

Governance adalah kata sifat dari govern, yang diartikan sebagai the

action of manner of governing atau tindakan (melaksanakan) tata cara

pengendalian. Sebagai sebuah kata, governance sebenarnya tidaklah baru. Pada tahun 1590 kata ini dipahami sebagai state og being governed, berkembang menjadi mode of living (1600), kemudian menjadi te office, function, or power of

governing (1643), berkembang menjadi method of management, system of

regulation (1660) dan kemudian dibakukan menjadi the action of manner

governing. Sementara itu, berarti to rule with authority atau mengatur atas nama kewenangan. Pelaksanaan biasa disebut sebagai government yang selain mempunyai arti sempit sebagai action of ruling and directing the affirs of a state, atau pelaksanaan pengaturan dan pengarahan urusan-urusan negara. Dengan


(19)

demikian government identik dengan pengelolaan atau pengurus dengan makna spesifikasi atau pengurus Negara. (Nugroho, 2004:207).

Governance pada dasarnya pertama kali digunakan adalah di dunia usaha atau korporat. Manajemen profesionalisme yang diperkenalkan pasca perang dunia II dengan prinsip dasar ”memisahkan kepemilikan dengan pengelolaan” benar-benar menjadikan setiap korporat menjadi uasaha-usaha yang besar, sehat dan menguntungkan. Gerakan ini dimulai secara besar-besara di Amerika, khususnya setelah para titians enterpreneur mengalami kegagalan besar mempertahankan kebesaran untuk mempertahankan kebesaran bisnisnya. Salah satunya Hendry Ford II gagal mempertahankan kebesaran bisnisnya karena ia tidak mengenal manajemen profesional. General Motor, Rockfeller, du Pont, JP Morgan secara serempak memulai untuk mengunakan mode manajemen profesional untuk mengelola bisnis mereka. Hasil nya memasuki tahun 1960 an kebesaran bisnis kembali lagi, bahkan pada tahun 1980 an tampak bahwa koporat terbaik didunia adalah korporat Amerika Serikat yang dikelola manajemen profesional dengan prinsip dasar” memisahkan kepemilikan dan pengelolaan”.Berdasarkan uraian tersebut jelaslah bahwa perkataan governance

pada mulanya dipergunakan dalam dunia usaha dan konsep governance ini mempunyai arti penting dalam keberhasilan usaha.

istilah good governance berasal dari bahasa Eropa, Latin, yaitu Gubernare

yang diserap oleh bahasa inggris menjadi govern, yang berarti steer (menyetir, mengendalikan), direct, (mengarahkan), atau rule (memerintah). Penggunaan utama dalam istilah bahasa inggris adalah to rule with authority, atau memerintah dengan kewenangan.


(20)

Bintoro Tjokroamidjojo memandang good governance sebagai suatu bentuk manajeman pembangunan, yang disebut administrasi pembangunan, yang menempatkan peran pemerintah sentral yang menjadi agen of change dari suatu masyarakat berkembang didalam negara berkembang. Agent of change dan karena perubahan yang dikehendakinya, menjadi palnned change (perubahan yang berencana), maka yang disebut agent of development. Agent of development

diartikan pendorong proses pembangunan dan perubahan masyarakat bangsa. Pemerintah mendorong melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan dan program-program, proyek-proyek, bahkan industri-industri, dan peran perencanaan dan angaran penting. Dengan perencanaan dan anggaran juga menstimulusi investasi sektor swasta. Kebjaksanaan dan persetujuan penanaman modal ditangan pemerintah. Dalam good governance peran pemerintah tidak lagi dominan, tetapi juga citizen, masyarakat dan terutama sektor usaha/ swasta yang berperan dalam

good governance. Pemerintah bertindak sebagai regulator dan pelaku pasar untuk menciptakan iklim yang kondusif dan melakukan investasi prasarana yang mendukung dunia usaha.

Pengertian good governance menurut Mardiasmo (1999:18) adalah suatu konsep pendekatan yang berorientasi kepada pembangunan sektor publik oleh pemerintah yang baik. Lebih lanjut menurut Bank Dunia yang dikutip oleh Whab (2002:34) menyebut good governance adalah suatu konsep dalam penyelengaraan manajemen pembangunan solid dan bertangung jawab sejalan dengan demokrasi yang pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dan invesatasi yang langka dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan


(21)

disiplin anggaran serta penciptaan legal and political frame work bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan.

Lembaga Administrasi Negara (2000) memberikan pengertian good

governance yang hampir sama dengan Bank Indonesia yaitu bahwa wujud good

governance adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan

bertanggung jawab, serta efesien dan efektif, dengan menjaga kesinergisan interaksi yang konstruktif diantara domain-domain negara, sektor swasta, dan masyarakat

Ada sebagian kalangan mengartikan good governance sebagai kinerja suatu lembaga, misalnya kinerja pemerintahan suatu negara, perusahaan atau organisasi masyarakat yang memenuhi prasyarat-prasyarat tertentu. Sebagian kalangan lain ada yang mengartikan good governance sebagai penerjemahan konkret demokrasi dengan meniscayakan adanya civic culture sebagai penopang sustanaibilitas demokrasi itu sendiri.

Sedangkan United Nations Development Program (UNDP) dalam dokumen kebijakannya yang berjudul “Governance for Sustainable Human

Development”, (1997) mendefenisikan kepemerintahan (governance) sebagai

Governance is the exercise of economic, political, and administrative authority to manage a country’s affair at all levels and means by which states promote social cohesion, integration, and ensure the well being of their population”. Yang berarti kepemerintahan adalah pelaksanaan kewenangan/kekuasaan di bidang ekonomi, politik, dan administratif untuk mengelola berbagai urusan negara pada setiap tingkatannya dan merupakan instrumen kebijakan negara untuk mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan integritas, kohensivitas sosial dalam masyarakat.


(22)

UNDP merekomendasikan beberapa karakteristik governance yaitu: legitmasi politik, kerjasama dengan institusi masyarakat sipil, kebebasan berasosiasi dan partisipasi, akuntabilitas birokratis dan keuangan (finansial), manajemen sektor public uang efisien, kebebasan informasi dan eksperimen, sistem yudisial uang adil dan dapat dipercaya. Tetapi UNDP kurang menekankan pada asumsi mengenai superioritas majemuk, multi partai, sistem orientasi pemilihan umum, dan pemahaman bahwa perbedaan bentuk kewenangan politik dapat dikombinasikan dengan prinsip efisiensi dan akuntabilitas dengan cara-cara yang berbeda. Hal-hal tersebut juga berkaitan terhadap argumentasi mengenai nilai-nilai kebudayaan yang relatif sistem penyelengaraan pemerintah yang mungkin bervariasi mengenai respon terhadap perbedaan kumpulan nilai-nilai ekonomi, politik dan hubungan sosial atau dalam hal-hal seperti: partisipasi, imdividualitas, perintah dan kewenangan. UNDP menganggap bahwa good

governance dapat diukur dan dibangun dari indikator-indikator yang kompleks

dan masing-masing menunjukan tujuannya.

Dengan demikian, pada dasarnya unsur-unsur dalam kepemerintahan (governance stakeholders) dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu:

1. Negara/Pemerintahan: Konsepsi kepemerintahan pada dasarnya adalah kegiatan kenegaraan, tetapi lebih jauh dari itu melibatkan pula sektor swasta dan kelembagaan masyarakat madani.

2. Sektor swasta: Pelaku sektor swasta mencakup perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi dalam sistem pasar, seperti: industri pengolahan perdagangan, perbankan dan koperasi, termasuk kegiatan sektor informal.


(23)

3. Masyarakat Madani: Kelompok masyarakat dalam konteks kenegaraan pada dasarnya berada diantara atau ditengah-tengah antara pemerintah dan perseorangan, yang mencakup baik perseorangan maupun kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial, politik, dan ekonomi.

Maka dapat disimpulkan good governance adalah pengelolaan tata pemerintahan yang baik, meliputi tata pemerintahan yang berwawasan ke depan (visi), bersifat terbuka (transparansi), cepat tanggap, akuntabel (akuntabilitas), berdasarkan profesionalitas dan kompetensi, menggunakan struktur dan sumber daya secara efesien dan efektif, terdesentralisasi, demokratis dan berorientasi pada konsensus, mendorong kepada peningkatan partisipasi masyarakat, mendorong kemitraan dengan swasta dan masyarakat, menjunjung supremasi hukum, memiliki komitmen kepada pengurangan kesenjangan, memiliki komitmen kepada pasar, dan memiliki komitmen pada lingkungan hidup. Keberhasilan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik sangat ditentukan oleh keterlibatan dan sinergi tiga aktor utama dari good governance ini yakni aparatur pemerintah, masyarakat atau publik, dan keterlibatan pihak swasta.

I.5.1.2 Prinsip-Prinsip Good Governance

Gambir Bhatta (1996) menggungkapkan bahwa “unsur utama

governance”, yaitu: akuntabilitas (accountability), transparansi (transparency) keterbukaan (opennes), dan aturan hukum (rule of law) ditambah dengan kompetensi manajemen (management competence) dan hak-hak azasi manusia (human right).


(24)

harus dianut dan dikembangkan dalam praktek penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, meliputi:

a. Partisipasi ( Participation)

Setiap warga Negara mempunyai suara dalam formulasi keputusan, baik secara langung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentinganya. Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.

b. Penerapan hukum (Fainess)

Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama hukum untuk hak azasi manusia.

c. Transparansi (Transparency)

Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang embutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dapat dimonitor.

d. Responsivitas (Responsiveness)

Lemabaga-lembaga dan proses-proses kelembagaan harus mencoba untuk melayani setiap stakeholders.

e. Orientasi (Consensus Orientation)

Good governance menjadi perantara kepetingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas dalam hal kebiakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur.

f. Keadilan (Equity)

Semua warga Negara, baik laki-laki maupu perempuan mempunyai kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka.


(25)

g. Efektivitas (Effectivness)

Proses-proses dan lembaga-lembaga mengahasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin.

h. Akuntabilitas (Accountability)

Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat (civilsociety) bertanggung jawab kepada publik dan lembaga-lembaga stekholder. Akuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan atau eksternal organisasi.

i. Strategi Visi (Strategi Vision)

Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif good governance dan pengembangan manusia yang luas dan jauh kedepan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan semacam ini.

Prinsip-prinsip diatas merupakan suatu karakteristik yang harus dipenuhi dalam pelaksaan good governance yang berkaitan dengan kontrol dan pengendalian, yakni pengendalian suatu pemerintahan yang baik agar cara penggunaannya sungguh-sungguh mencapai hasil yang dikehendaki shareholders.

Berkaitan dengan pemerintah yang dikelola oleh siapa saja yang mempunyai kualifikasi profesional mengarah kepada kinerja SDM yang ada dildalam organisasi publik sehingga dalam penyelengaraan good governance

didasarkan pada kinerja organisasi publik, yakini responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas.


(26)

Responsivitas adalah kemampuan untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengenbangkan program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

( Tangkilisan,2005:117)

Berdasarkan pernyataan Tangkilisan diatas maka disebutkan bahwa responsivitas mengacu pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan yang diberikan oleh organisasi publik dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang diprogramkan dan dijalankan oleh organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas ini sangat rendah ditunjukan dengan ketidakselarasan anatara pelayanan dan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas menunjukan kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan tujuan organisasi publik. Organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang jelek.

Responsibilitas menjelaskan sejauh mana pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan implisit atau eksplisit. Semakin kegiatan organisasi publik itu dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi dan peraturan serta kebijaksanaan organisasi, maka kinerja akan dinilai semakin baik. Sedangkan akuntabilitas mengacu pada seberapa besar pejabat politik dan kegiatan organisasi publik tunduk pada pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya pejabat politk tesebut karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu mempresentasikan kepentingan rakyat. Dalam konteks ini kinerja organisasi publik dinilai baik apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar kegiatannya didasarkan pada upaya-upaya untuk memenuhi harapan dan


(27)

keinginan para wakil rakyat. Semakin banyak tindak lanjut organisasi atas harapan dan keinginan para wakil rakyat, Maka semakin banyak tindak lanjut organisasi tersebut dinilai semakin baik.

Konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik atau pemerintah seperti mencapai target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran eksternal juga seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memiliki akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

Prinsip-prinsip good governance pada dasarnya mengandung nilai yang bersifat objektif dan universal yang menjadi acuan dalam menentukan tolok ukur atau indikator dan karekteristik penyelenggaraan pemerintahan negara yang baik. Prinsip-prinsip good governance dalam praktek penyelenggaraan Negara dituangkan dalam tujuh asas-asas umum penyelenggaraan negara sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme dan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang memuat asas-asas pemerintahan yang mencakup:

a. Asas Kepastian Hukum

adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara Negara.


(28)

b. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara

Adalah asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan, dalam pengendalian Penyelenggara Negara.

c. Asas Kepentingan Umum

adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.

d. Asas Keterbukaan

adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif, tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.

e. Asas Proporsionalitas

dalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara Negara.

f. Asas Profesionalitas

adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Asas Akuntabilitas

adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(29)

Sebagiamana telah dijelaskan bahwa good governace awal mulanya digunakan dalam dunia usaha dan adanya desakan untuk menyusun sebuah konsep dalam menciptakan pengendalian yang melekat pada korporasi dan manajemen profesionalnya maka diterapkan good corporate governance. Sehingga dikena dengan prinsip-prinsip utama dalam governance corporate yaitu : transparansi, akuntabilitas, fainess, responsibilitas dan responsivitas.

(Nugroho, 2004:216)

Transparansi bukan berarti ketelanjangan, melainkan keterbukaan yakni adanya sebuah sistem yang menungkinkan teterselengaraan komunikasi internal dan eksternal dari korporasi. Akuntabilitas adalah pertangungjawaban secara bertingkat keatas. Dari organisasi manajemen paling bawah hingga dewan direksi kepada dewan komisaris. Akuntabilitas secara luas diberikan oleh dewan komisaris kepada masyarakat. Sehingga akuntabilitas secara sempit dapat diartikan secara financial. fairness agak sulit diterjemahkan, karena menyangkut keadilan dalam konteks moral. Fairness lebih menyangkut moralitas dari organisasi bisnis dalam menjalankan hubungan bisnisnya, baik secara internal maupun eksternal.

Responsibilitas adalah pertanggungjawaban korporat secara kebijakan. Dalam konteks ini penilaian pertangungjawaban lebih mengacu kepada etika korporat, termasuk dalam hal ini etika professional dan etika manajerial.

I.5.2 Efektivitas Kerja

I.5.2.1 Pengertian Efektivitas Kerja

Efektivitas adalah suatu kosa dalam Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa ingris yaitu: “Efective” yang berarti berhasil ditaati, mengesahkan, mujarab


(30)

dan mujur. Dari sederet arti diatas, maka yang paling tepat adalah berhasil dengan baik. Jika seseorang dapat bekerja dengan baik maka ia dapat dikatakan bekerja dengan efektif.

Efektivitas adalah tingkat kemampuan suatu organisasi melaksanakan seluruh tugas pokoknya untuk mencapai sasaran(Steers,1985:46)

Etzioni (1985:12) menyebutkan efektivitas organisasi diukur dari sejauh mana ia berhasil mencapai tujuannya.

Amin Tunggul Widjaya (1993:32) mengemukakan “ Efektivitas adalah hasil membuat keputusan yang mengarahkan melakukan sesuatu dengan benar, yang membantu memenuhi misi suatu perusahaan atau pencapaian tujuan”. Selanjutnya Permata Wesha (1992:148) mengatakan: efektivitas adalah keadaan atau kemampuan berhasilnya suatu kerja yang dilakukan oleh manusia untuk memberikan guna yang diharapkan untuk melihat efektivitas kerja pada umumnya dipakai empat pertimbangan yaitu: Pertimbanagan ekonomi, pertimbanagan fisiologi, Pertimbanagan Psikologi dan Pertimbangan sosial. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan efektivitas merupakan suatu keadaan yang menunjukan keberhasilan kerja yang ditetapkan.

Ada beberapa pandangan yang berbeda dalam mengamati gejala efektivitas bagi organisasi swasta atau bisnis konsepsi efektivitas selalu paralel dengan konsepsi efisien. Dimana suatu tujuan tercapai apabila efisiensi juga tercapai, sebaliknya apabila terdapat pemborosan (inefisiensi), maka efektivitas kerja organisasi tidak tercapai

Bagi organisasi pemerintah konsepsi efektivitas tidak selau paralel dengan konsepsi efisien. Walaupun terjadi pemborosan asalkan tujuan organisasi tercapai


(31)

maka organisasi tersebut dikatakan efektif, Namun demikian, secara komperhensif efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu organisasi untuk melaksanakan semua tugas pokoknya atau mencapai sasaran. Ada juga yang menagtakan suatu tindakan efektif apabila tindakan tersebut mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa efektivitas merupakan suatu nilai untuk meraih tujuan organisasi.

Kerja adalah keseluruhan pelaksaan aktivitas jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai tujuan tertentu atau mengandung suatu maksud tertentu ynag berhubungan dengan kelangsungan hidupnya. Sedangkan efektivitas merupakan suatu nilai untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan efektivitas kerja diartikan sebagai kemampuan seorang pegawai atau tenaga kerja untuk bekerja secara produktif sehingga tercapai tujuan organisasi.

(Etzioni, 1985:14).

Efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditentukan, artinya pelaksanaan suatu tugas ditandai baik atau tidak, sangat tergantung pada penyelesaian tugas tersebut bagaimana cara melakukannya, dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu.

Jadi dari uraian diatas maka dapat disimpulkan efektivitas kerja dalam organisasi adalah usaha untuk mencapi prestasi yang maksimal dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dalam waktu yang relatif singkat tanpa menunggu keseimbangan tujuan alat dan tenaga serta waktu yang relatif singkat tanpa menunggu kesimbanagn tujuan alat dan tenaga serta waktu. Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa efektivitas kerja adalah kemapuan manusia untuk


(32)

melaksanakan aktivitas-aktivitas organisasi dan meraih keuntungan maksimal bagi organisasi.

Dari defenisi diatas dapatlah kiranya diinterpretasikan bahwa efektifitas kerja mengandung arti tetang penekanan pada segi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dimana semakin cepat pekerjaan itu diselesaikan dengan baik sesuai dengan ketenuan yang ditetapkan, maka akan semakin baik pula efektivitas kerja yang dicapai. Demikian pula sebaliknya dengan semakin lamanya pekerjaan tersebut terselesaikan, maka semakin jauh pula pekerjaan tersebut keefekifannya.

Jadi berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas kerja berhubungan dengan hasil yang telah ditentukan sebelumnya. Satu hal yang harus digaris bawahi bahwa efektivitas kerja tidak dapat dipisahkan dengan efiseisi kerja. Efesiensi kerja berhubungan dengan biaya, tenaga, mutu dan pemikiran. jadi efektivitas kerja adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat dalam mencapai suatu tujuan tertentu atau efektivitas kerja dapat juga diartikan dengan hasil guna penekannya pada efeknya, atau hasil tanpa kurang memperdulikan pengorbanaan yang perlu diberikan oleh hasil tersebut.

Menurut Handoko, (1999:62) pegawai mampu mencapai efektivitas kerja apabila menunjukan kemampuan mengakumulasikan pemilihan tujuan yang dilaksanakan dengan peralatan yang akan dipergunakan untuk melaksanakan tujuan tersebut sehingga pekerjaan pekerjaan tersebut terselengara sebagaimana yang diharapkan”.


(33)

Dari uraian diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pemilihan alternatif yang sangat mementukan tingkat efektivitas kerja yang sangat tinggi dan tentunya akan sangat berpengaruh besar terhadap kualitas dari hasil pekerjaan itu sendiri.

I.5.2.2 Pengukuraan Efektivitas Kerja

Pada dasarnya efektivitas kerja dimaksudkan untuk mengukur hasil pekerjaan yang dicapai sesuai dengan rencana, sesuai dengan kebijakan atau dengan kata lain mencapai tujuan, maka hal itu dikatakan efektif. Nilai efektivitas kerja padatiap-tiap organisasi serta faktor kesesuain dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Jadi efektivitas kerja pada tiap-tiap organisasi akan berbeda-beda antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lainnya, tergatung pada jenis dan sifat dari organisasi yang bersangkutan.

Menurut Campel yang dikutip Ricard M, Stress (1998:45) untuk mengukur efektivitas kerja ada beberapa variabel yang bisa dipergunakan yaitu :

1. Kesiagaan

Kesiagaan menyeluruh sehubungan dengan kemungkinan bahwa organisasi mampu menyelesaikan sebuah tugas khusus dengan baik jika diminta.

2. Kemangkiran

Frekuensi kejadian-kejadian pekerjaan. 3. Semangat Kerja

Kecenderungan anggota organisasi berusaha lebih keras mencapai tujuan dan sasaran organisasi termasuk perasaan terikat. Semangat kerja adalah gejala kelompok yang melibatkan kerja sama dan perasaan memiliki.


(34)

4. Motivasi

Kecenderungan seseorangan individu melibatkan diri dalam kegiatan berarahkan sasaran dalam pekerjaan, ini bukanlah perasaan senang yang relatif terhadap hasil berbagai pekerjaan sebagaimana halnya kepuasan, tetapi lebih merupakan persaan sedia atau rela bekerja untuk mencapai tujuan pekerjaan.

5. Kepuasaan Kerja

Tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas pekerjaannya dan organisasi. Tingkat rasa puas individu bahwa mereka merasa dihargai karena pekerjaan mereka.

6. Beban Pekerjaan

Beban pekerjaan yang diberikan pimpinan kepada bawahan sesuai dengan kemampuan seseorang dan sesuai dengan jumlah kelompok mereeka. 7. Waktu Menyelesaikan Tugas

Waktu merupakan salah satu pengukuran efektivitas kerja yang sangat penting sebab dapat dilihat apakah waktu yang digunakan suatu organisasi sudah dijalankan dengan sebaik-baiknya oleh setiap anggota organisasi. (Steer, 1998:46)

Dari penjelasan pengukuran efektivitas kerja diatas dapat diketahui alat pengukur efektivitas kerja Menurut Richard dan M. Steers (1980:192) meliputi unsur kemampuan menyesuaikan diri/ prestasi kerja dan kepuasan kerja :

1. Kemampuan menyesuaikan diri

Kemampuan manusia terbatas dalam segala hal, sehingga dengan keterbatasannya itu menyebabkan manusia tidak dapat mencapai


(35)

pemenuhan kebutuhannya tanpa melalui kerjasama dengan orang lain. Hal ini sesuai pendapat Ricard M. Steers yang menyatakan bahwa kunci keberhasilan organisasi adalah kerjasama dalam pencapaian tujuan. Setiap organisasi yang masuk dalam organisasi dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan orang yang bekerja didalamnya maupun dengan pekerjaan dalam organisasi tersebut. Jika kemampuan menyesuaikan diri tersebut dapat berjalan maka tujuan organisasi dapat tercapai.

2. Prestasi kerja

Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja ang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu.

3. Kepuasan kerja.

Tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.

Kerja merupakan suatu simbol yang tidak pernah mati dari pribadi seseorang maupun linkungan organisasi, sehingga dalam merumuskan efektivitas kerja pun ditelaah pula pengertian kerja itu sendiri. setiap pekerjaan dari tiap individu pegawai dalam organisasi akan ikut menentukan bagi tercapainya hasil kegiatan organisasi yang telah direncanakan terlebih dahulu. Dengan demikian faktor efektivitas kerja banyak dipengaruhi oleh kemampuan orang-ornag atau organisasi dalam mencapai tujuannya.


(36)

Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tidak terlepas diri dari adanya pembagian kerja yang tepat agar setiap pegawai dapat melaksanakan tugasnya-tugasnya secara efektif. Pengukuran efektivitas kerja yang dilakukan berdasarkan atas banyaknya tugas yang dipikul dan jumlah pegawai yang melakasanakan tugas tersebut, sehingga dari kedua hal tersebut dapat disusun sesuai dengan kebutuhan perusahaan /organisasi sehingga menghasilkan efektivitas kerja sebagaimana yang diharapkan.

Pengukuran efektivitas berdasarkan banyaknya tugas yang dipikul dan jumlah pegawai yang melaksanakan tugas tersebut dapat berarti bahwa bila tugas yang dibebankan kepada pegawai sedikit, sementara jumlah pegawai yang melaksanakan tugas tersebut lebuh banyak maka akan terjadi banyak pegawai yang menganggur sehinnga organisasi/perusahaan tersebut tidak efektif.

Sebaliknya jika tugas yang dibebankan banyak sedangkan pegawai yang melaksanakan tugas tersebut sedikit maka akan terjadi penumpukan pekerjaan yang hal ini akan mengakibatkan banyaknya pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan atau tertunda sehingga terjadi ketidakefektifan.

I.5.3 Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Efektivitas Kerja

Kantor Dinas Pekerjaan Umum salah satu lembaga pemerintah yang berfungsi untuk melayani kebutuhan masyarakat dibidang jalan, gedung pemerintahan, saluran drainase, dan pengairan. Dalam melayalani masyarakat, aparatur Dinas Pekerjaan Umum dituntut untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik yakni efektivitas kerjanya harus tinggi. Tercapainya efektivitas kerja bukan saja ditentukan dari banyaknya jumlah pegawai akan tetapi juga dipengaruhi oleh


(37)

faktor lain seperti pengelolaan organisasi, pengendalian yang baik yang disebut

good governance.

Pengelolaan dan pengendalian yang baik dari suatu organisasi dalam hal ini organisasi publik mengenai pencapaian organisasi secara bersama-sama yaitu untuk menciptakan suatu penyelengaraan manajemen yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi, efisiensi, dan pencegahan korupsi didalam suatu organisasi. Dengan pengertian lain good governance adalah proses penyelengaraan pemerintah yang bersih, transparan, akuntabel oleh organisasi-organisasi pemerintah seperti organisasi-organisasi publik pemerintah Kota Binjai yang mecakup kepemimpinan, struktur organisasi dan sumberdaya manusianya.

Berdasarkan uraian diatas maka apabila pemimpin organisasi, struktur organisasi dan sumberdaya manusia yang baik makan akan tercipta good governace yang berpengaruh terhadap efektivitas kerja pegawai dari organisasi itu sendiri. Maka jelaslah bahwa akan berpengaruh terhadap efektivitas kerja pegawai.

I.6 Hipotesis

Sugiyono (2003:70) menyebutkan : hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data dan harus diuji kebenarannya melalui pengujian hipotesis.


(38)

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Hipotesis Nihil (Ho)

“Tidak ada pengaruh positif antara pelaksanaan good governance terhadap efektivitas kerja di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai”

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

“Ada pengaruh positif antara pelaksanaan good governance terhadap efektivitas kerja di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai”

I.7 Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (1993:33) menyebutkan : “ Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk mengambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial”.

Berdasarkan uraian dan kerangka teori diatas maka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Good governance, adalah suatu karakteristik atau ukuran pokok dari pelaksanaan penyelengaraan pemerintah yang baik.

2. Efektivitas Kerja, adalah kemampuan menyelesaikan suatu kegiatan tepat waktu dan sesuai dengan yang telah ditentukan.

I.8 Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana variabel diukur. Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yakni satu variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi dan satu varibael terikat yaitu variabel yang dipengaruhi.


(39)

a. Variabel Bebas (X) dalam penelitian ini adalah pelaksanaan good governance, yang diukur berdasarkan indikatornya yaitu :

1. Akuntabilitas

Bagaimana kemampuan organisasi dalam membuat kebijakan dan kegiatan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai konsisten dengan kehendak masyarakat banyak, serta adanya pertangungjawaban berupa laporan keuangan ynag terbuka untuk tinjaun publik.

2. Transparansi

Keterbukaan, adanya sebuah sistem yang memungkinkan terselengaranya komunikasi internal dan eksternal dari organisasi.

3. Penerapan Hukum

Penerapan hukum di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dilaksanakan penindakan hukum sesuai dengan hukum yang berlaku bagi pegawai yang melangar peraturan tanpa pandang bulu, baik ras, agama gander terutama yang menyangkut hak asasi manusia serta tidak adanya perbedaan kedudukan posisi kunci di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai

4. Responsivitas atau ketangapan

Gambaran kemampuan suatu organisasi publik dalam hal ini Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai menanggapi kebutuhan masyarakat.

5. Efektivitas

Kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan sesuai visi dan misi organisasi dengan mengunakan sumber daya yang ada.


(40)

6. Strategi Visi

Adanya visi dan strategi pemimpin untuk mengembangkan anggota organisasi dal hal ini mengembangkan pegawai dalam meningkatkan kemampuan pegawai.

7. Keadilan

Adanya perlakuan yang sama baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka.

b. Variabel Terikat (Y) = Efektivitas Kerja, yaitu pencapaian atau hasil kerja dengan tingakat prestasi yang ditunjukkan pegawai.

Efektivitas kerja yang diukur berdasarkan indikatornya yaitu : 1. Kesiagaan

Suatu penilaian bahwa organisasi mampu menyelesaikan tugas dengan baik jika diminta.

2. Efisiensi

Suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya biaya untuk menyelesaikan tujuan pekerjaan.

3. Inisiatif

Mengembangkan kreatifitas manusia untuk merencanakan suatu ide yang dapat berguna dan bermanfaat.

4. Motivasi

Seseorang yang melibatkan dirinya dengan suka rela untuk melakukan kegiatan pekerjaan sehingga tujuan pekerjaan tersebut dapat tercapai.


(41)

5. Ketepatan Waktu

Mengukur seberapa lama waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan, sehingga dapat dilihat didalam organisasi apakah waktu yang digunakan suatu organisasi sudah dijalankan dengan sebaik-baiknya oleh setiap anggota organisasi.

6. Kepuasan kerja

yaitu Tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peran pekerjaannya dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu bahwa mereka merasa dihargai karena pekerjaan mereka

I.9 Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, Manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, kerangka konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II : Metode penelitian

Bab ini memuat bentuk penelitian, populasi dan sampel, tehnik pengumpulan data, tehnik penentuan skor, dan tehnik analisis data.

BAB III : Deskripsi Lokasi Penelitian, Bab ini menguraikan tentang Sejarah daerah penelitian, struktur organisasi, Pembagian

kerja.

BAB IV : Penyajian Data Penelitian


(42)

BAB V : Analisis Data

Bab ini menyajikan analisis sesuai analisis yang digunakan serta menguji hipotesis yang dikemukakan.

BAB VI : Penutup


(43)

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitiannya yang digunakan penulis adalah bentuk penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang tujuannya adalah untuk melihat apakah ada pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). dalam hal ini untuk melihat apakah ada pengaruh pelaksanaan good governance terhadap efektivitas kerja pegawai di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai.

II.2 Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai.

II.3 Populasi dan Sampel II.3.1 Populasi

Menurut Sugiono (2005:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan definisi tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pegawai kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai yang berjumlah 46 orang.

II.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,2003:91). Pengambilan sebagian itu dimaksudkan


(44)

sebagai refresentatif dari seluruh populasi , sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi.

Menurut Arikunto, bila populasi kurang dari 100 orang, maka diambil keseluruhannya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika populasi lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10-15 persen atau 20-25 persen sampel atau lebih. Apabila jumlah populasi 46 orang maka sampelnya berjumlah 46 orang.

II.4 TehnikPengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala yang dapat diamati dari objek penelitian. Cara-cara yang dilakukan adalah

a. Angket (kuisioner), yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang dilengkapi alternatif jawaban.

b. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian

2. Data skunder adalah data yang dilakukan melalui studi pustaka yang terdiri dari:

a. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.


(45)

II.5 Tehnik Analisis Data

Untuk menganalisa data yang telah diperoleh, dianalisis dengan analisis deskriptif. Selanjutnya data dijadikan data kuantitatif dengan menentukan skor. Tehnik penentuan skor dalam peneitian ini adalah dengan memakai skla ordinal untuk menilai secara umum jawaban dari angket.

Adapun penetuan skor dari angketadalah : - Jawaban a diberi skor 5

- Jawaban b diberi skor 4 - Jawaban c diberi skor 3 - Jawaban d diberi skor 2 - Jawaban e diberi skor 1

Selanjutnya kategori jawaban dari msing-masing variabel diklasifikasikan atas : sangat baik, baik kurang baik, tidak baik, sangat tidak baik. Untuk penentuan klasifikasi jawaban variabel didasarkan atas skala interval terlebih dahulu menghitung oanjang kelas (p) ditentukan dengan rumus :

….. ( sudjana, 1992:47)

Rentang = Skor maksimum- Skor minimum

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variable, yaitu


(46)

Tabel 1

Kategori Jawaban Responden

Kategori Nilai

sangat tinggi 4,24-5,00

Tinggi 3,43-4,23

Sedang 2,62-3,42

Rendah 1,81-2,61

Sangat rendah 1.00-1,80

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Kolerasi product moment ini dugunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara variable independen dengan satu variable dependen (sugiyono, 2005:176). Cara perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

− − − = Y Y N X X N Y X XY N r

Keterangan: :

= angka indeks “r” product moment

= Skor variabel bebas (Pelaksanaan good governance)

= Skor Variabel terikat (Efektifitas kerja) N = Jumlah Responden


(47)

Untuk melihat hubungan antara kedua variable tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Nilai yang positif menunjukan hubungan kedua variable positif, artinya kenaikan variable yang satu diikuti oleh nilai variable yang lain. a. Nilai yang negatif menunjukan kedua variable negative, artinya

menurunkan nilai variable yang satu dengan meningkatkan nilai variable yang lain.

b. Nilai yang sana dengan nol menunjukkan kedua variable tidak mempunyai hubungan artinya variable yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variable berdasarkan nilai r (koefisien kolerasi), digunakan penafsiran atau interpretasi angka yang dikemukakan oleh Sugiono (2005;214)

Table 2

Interpretasi Koefisien Kolerasi

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,020-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,00 Sangat Kuat

Dari nilai yang diperoleh, dapat dilihat secara langsung melalui tabel kolerasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh tersebut berarti atau tidak.


(48)

hal ini signifikasi 5% bila nilai r tersebut adalah signifikan, berarti hipotesa dapat diterima.

2. Uji Signifikasi

Uji sigifikasi adalah uju yang dilakukan dengan cara membandingkan test table. Tujuan uji signifikasi ini adalah untuk menentukan hipotesis yang diterima atau ditolak ( Hadi, 2001;359)

Rumus t

2

1 2

r n r t

− −

= (Sutrisno hadi,2001:365)

Dimana:

t = statistik derajat bebas n-2 n = banyaknya pengamatan Kriteria pengujian adalah:

- jika harga thitung < ttabel maka hipotesis alternatif ditolak. - jika harga thitung > ttabel maka hipotesis alternatif diterima.

3. Koefisien Determinan

Tehnikini digunakan untukmengetahui berapa persen besarnya pengaruh variable terikat. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien kolerasi dan dikalikan dengan 100% (Sudjana, 1989:353)

( )

r 2x100%

D= xy

D= Koefisien Determinan


(49)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.I Sejarah Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai

Pada tanggal 3 Desember 1945 di Kota Bandung pada waktu memuncaknya perjuangan fisik bangsa Indonesia melawan tentara sekutu untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 agustus 1945 telah gugur 7 orang pemuda /pegawai PU untuk mempertahankan gedung ”V&W” (terkenal dengan nama gedung sate) yang terletak di Jalan Diponegoro Nomor 22. Gedung ini dipertahankan mati-matian sampai titik darah penghabisan oleh para pemuda/pegawai Departemen PU. Setelah kemerdekaan Bangsa dan Negara Republik Indonesia diproklamasikan, para pemuda/pegawai Departemen PU tidak mau ketinggalan dari pemuda-pemuda lainnya di Kota Bandung. Mereka mempersiapkan dirinya dalam menghadapi segala kemungkinan yang sekiranya akan dapat merintag serta menganggu kemerdekaan yang telah diproklamasikan.

Dalam pertempuran itu diketahui kemudian bahwa ada pemuda yang luka-luka, tapi mereka tetap berhasil memperjuangkan perkembangan Pekerjaan Umum pada khususnya dan telah mempersembahkan ”sabta taruna kesatrianya” keharibaan ibu pertiwi. Peristiwa ini telah melahirkan suatu korps pemuda/pegawai Pekerjaan Umum yang mempunyai kesadaran sosial, jiwa kesatuan, rasa kesetiakawanan serta kebanggaan atas tugasnya sebagai abdi masyarakat khususnya dalam bidang Pekerjaan Umum.


(50)

III.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah hal yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan adanya organisasi sebagai wadah kerja sama dari beberapa orang/pegawai untuk mencapai tujuan tertentu, maka setiap pegawai yang bekerja dalam organisasi tersebut secara jelas akan mengetahui kedudukan dan wewenangnya, fungsi, serta tanggung jawabnya, sistem komunikasi dan bagaimana sistem kontrol dijadikan. Dengan demikian akan dapat diketahui oleh pegawai apa yang harus dilakukannya, dan kepada siapa dia harus bertanggung jawab pada pelaksanaan pekerjaan tersebut. Sehingga dari bagan struktur organisasi tersebut akan diperoleh gambaran dari aktifitas secara keseluruhan dan dari struktur organisasi dapat menunjukan dengan jelas arus dari wewenang dan tanggung jawab masing-masing anggota organisasi sesuai dengan fungsinya tiap jabatan dan terlihat pembagian tugas masing-masing.

Adapun struktru organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai terdiri dari:

1. Kepala Dinas 2. Sekretariat

a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Kepegawaian c. Sub Bagian Keuangan 3. Bidang Bina Program

a. Seksi Penyusunan Program b. Seksi Data dan Informasi c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan


(51)

4. Bidang Bina Marga

a. Seksi Pembangunan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan b. Seksi Data dan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan c. Seksi Peralatan dan Pemeliharaan Alat-Alat Berat. 5. Bidang Cipta Karya

a. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Gedung-Gedung

b. Seksi Air Bersih, Drainase dan Prasarana Lingkungan Pemukiman c. Seksi Data dan Pengawasan Teknis Cipta Karya

6. Bidang Pengairan

a. Seksi Peningkatan/Pengenbangan dan Prasarana Pengairan b. Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pengairan. c. Seksi Teknis Pengairan dan Pertambangan

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) 8. Kelompok Jabatan Fungsional


(52)

III.3 Pembagian Kerja 1. Kepala Dinas

Berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Tugas

Membantu walikota dalam melaksanakan urusan pemeritahan daerah berdasarkan azas otonom dan tugas pembantuan.

Fungsi :

a. Melaksanakan perumusan dan kebijakan Pemerintah Daerah di bidang pekerjaan umum.

b. Menyusun program kegiatan operasional pelaksanaan pembangunan pengelolaan, peningkatan sarana dan prasarana pekerjaan umum

c. Menetapkan dan menyelengarakan kegiatan dibidang pekerjaan umum d. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pekerjaan

umum

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai tugas dan fungsinya

2. Sekretariat

Sekretaris yang dalam pelaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertangung jawab kepada Kepala Dinas

Tugas

Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas Lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.


(53)

Fungsi:

a. Menyusun program dan rencana kerja

b. Melaksanakan pengelolaan urusan ketatausahaan

c. Melaksanakan pengelolaan urusan administrasi kepegawaian d. Melaksanakan pengelolaan urusan keuangan dan perbendaharaan e. Melaksanakan pengelolaan urusan perlengkapan, kerumahtanggaan,

pengadaan barang dinas, inventarisasi bawang serta melakukan perawatan dan pemeliharaan

f. Mempersiapkan, menghimpun, mengolah, dan menganalisisa data sebagai bahan acuan dalam menyusun program kerja dinas

g. Penyusunan rencana anggaran, pembukuan, pertanggungjawaban, mengelola urusan keuangan, dan perbendaharaan serta membuat laopran keuangan dinas

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya

3. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab Kepada Sekretaris

Tugas

Melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi umum.

Fungsi :


(54)

b. Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan pemberian petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan

c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan

d. Menyusun konsep surat, koreksi dan paraf naskah dinas

e. Menyusun rencana dan melaksanakan urusan administrasi persuratan f. Mengelola surat kelua-masuk, kearsipan, pengadaan, dan ekspedisi g. Memberikan layanan informasi dan komunikasi serta keprotokeleran h. Melaksanakan urusan kerumahtanggan dan perlengkapan, kebersihan,

keamanan kantor, pengadaan barang kebutuhan dinas, pendistribusian, dan inventarisasi, verivikasi kondisi barang inventaris, mengajukan usul pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang milik negara i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretatis sesuai dengan

bidang tugasnya

4. Sub Bagian Kepegawaian

Sub Bagian Kepegawaian dipimpinoleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksankan tugasnya berada dibawah dan bertangungjawab Kepada Sekretaris

Tugas

Melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi kepegawaian, meliputi usul mutasi, kearsipan pangkat, pensiun, kenaikan gaji berkala, pembinaan aparatur, peningkatan disiplin serta menganlisis kebutuhan pengembangan SDM aparatur.


(55)

5. Fungsi:

a. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja

b. Melaksanakan urusan administrasi kepegawaian seperti usul mutasi, kenaikan pangkat, pensiun, pemberhentian, izin belajar, karpeg, kartu askes, kenaikan gaji berkala, cuti, absensi pegawai

c. Menyusun rencana formasi, pemetaan kondisi pegawai dan pembinaan karir pegawai

d. Menyiapkan bahan pembinaan aparatur, peningkatan disiplin dan pemberian penghargaan pegwai

e. Melaksanakan analisis kebutuhan pengembangan SDM aparatur

f. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka meningkatan kualitas SDM aparatur melalui program pendidikan dan pelatihan

g. Menyiapkan bahan peraturan perundang-undangan

h. Menyusun rencana pengembangan dan penerapan sistem informasi kepegawaian (SIMPEG)

i. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas

j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya

Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Kepegawaian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksankan tugasnya berada dibawah dan bertangungjawab Kepada Sekretaris.


(56)

Tugas

Melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan.

Fungsi:

a. Menyusun dan melaksanakan program kerja

b. Mendistribusikan tugas kepada bawahan dan pemberian petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar

c. Menyusun konsep surat, koreksi dan paraf naskah dinas

d. Melakukan inventasrisasi sumber-sumber pendapatan dan penerimaan e. Melakukan pencatatan terhadap pungutan dan pelaporan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) dalam lingkup instansi

f. Menyusun rencana anggaran pelaksanaan program dan kegiatan g. Menyusun realisasi perhitungan anggaran

h. Melakukan verifikasi pertanggungjawaban keungan

i. Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas perbendaharaan

j. Melakukan kalrifikasi dan tidak lanjut laporan hasil pemeriksaa fungsional (LHP) yang terkait dengan urusan keuangan

k. Menyusun rencana dan melaksanakan pengelolaan keuangan l. Melaksanakan pengendalian dan montoring pengelolaan keuangan m. Memberikan bimbingan teknis pengelolaan keuangan

n. Melaksanakan koordinasi pengelolaan keuangan dengan unit terkait o. Menyusun laporan haisl pelaksanaan tugas


(57)

p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuia dengan bidang tugsnya

6. Bidang Bina Program

Bidang Bina Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksankan tugasnya berada dibawah dan bertangungjawab Kepada Sekretaris.

Tugas

Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam melaksanakan persiapan dan pengumpulan serta menyusun data program kegiatan, mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan program kegiatan.

Fungsi:

a. Menyusun kegiatan dan rencana kerja kegiatan

b. Menyusun program pengembangan di bidang Bina Marga, Cipta Karya dan Pengairan

c. Pegumpulan, pemuktahiran serta penyimpandata dan informasi bidang Bina Marga, Cipta Krya dan Pengairan

d. Melaksanakan evaluasi dan laporan Bina marga

e. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas tentang langkah-langkah yang perlu diambil dalam bidang tugasnya

f. Menyusun Rencana Strategis satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)

g. Menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)


(58)

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan olek Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya

7. Seksi Penyusunan Program

Seksi penyusunan program dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksankan tugasnya berada dibawah dan bertangungjawab kepada Kepala Bidang

Tugas

Melaksanakan sebagian tugas Bidan Bina Program lingkup penyusunan program

Fungsi:

a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan

b. Menyusun/survey bidang bina marga, cipta karya, dam pengairan

c. Membantu Kepala Bidang Bina Marga Program dalam rangka mengumpulkan dan menyusun data untuk bahan penyusunan Renstra dan Program Kerja

d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya

8. Seksi Data dan Informasi

Seksi Data dan Informasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksankan tugasnya berada dibawah dan bertangungjawab kepada Kepala Bidang.

Tugas

Melaksanakan sebagian tugas Bidang Bina Program lingkup data dan informasi.


(59)

Fungsi:

a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan

b. Melaksanakan pengumpulan pemuktahiran data, mengembangkan sistem informasi dan monitoring bidang Bina Marga, Cipta Karya dan pengairan

c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasya

9. Seksi Evaluasi dan Pelaporan

Seksi Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksankan tugasnya berada dibawah dan bertangungjawab kepada Kepala Bidang.

Tugas

Melaksanakan sebagian tugas Bidang Bina Program lingkup evaluasi dan pelaporan.

Fungsi:

a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan

b. Menyusun dan mebuat laporan kegiatan bidang bina program

c. Mengevaluasi pelaksanaan program bidang bina marga, cipta dan pengairan

d. Membantu kepala bidang program dalam rangka mengumpulkandan menyusun data untuk bahan penyusunan lakip

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan bidang tugasnya


(60)

10.Bidang Bina Marga

Bidang Bina Marga dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksankan tugasnya berada dibawah dan bertangungjawab Kepada Sekretaris.

Tugas

Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam melaksanakan persiapan dan pengumpulan serta menyusun data program kegiatan, mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan program kegiatan.

Fungsi:

a. Menyusun program dan rencana kerja

b. Melaksanakan pembangunan/rehabilitasi, pemeliharaan/perawatan dan pengawasan jalan dan jembatan

c. Mempersiapkan perumusan dan menyusun rencana biaya dan syarat-syarat pelaksanaan di bidang pembangunan jalan dan jembatan

d. Mempersiapkan rekomendasi (Advis Teknis) di bidang pembangunan dan rehabilitasi, pemeliharaan dan pengawasan jalan dan jembatan e. Menyusun program pemanfaatan, pemeliharaan dan perbaikan alat-alat

berat

f. Melaksanakan pengawasan terhadap pemanfaatan alat-alat berat

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya


(61)

11.Seksi Pembangunan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Seksi Pembangunan Pemeliharaan Jalan dan Jembatandipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksankan tugasnya berada dibawah dan bertangungjawab kepada Kepala Bidang.

Tugas

Melaksanakan sebagian tugas Bidang Bina Marga lingkup pembangunan pemeliharaan jalan dan jembatan.

Fungsi:

a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan

b. Membuat rancang bangun (desain) pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan

c. Melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan d. Meyusun perenanaan umum dan pembiayan jaringan jalan kota e. Mengembangkan dan mengelola manajemen jalan kota

f. Mengevaluasi kinerja penyelenggaraan jalan kota

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan bidang tugasnya

12.Seksi Data dan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan

Seksi Data dan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

Tugas

Melaksanakan sebagian tugas Bidang Bina Marga lingkup data dan pengawasan Teknisi Jalan dan Jembatan


(62)

Fungsi:

a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan

b. Melaksanakan pengumpulan pemuktahiran data, dan mengawasi pemanfaatan serta kondisi ruas jalan dan jembatan

c. Memepersiapkan dokumen teknis pengawasan dan pengendalian kegiatan pembangunan jalan dan jembatan dan melaksanakan pemantauan dan pemeliharaan jalan dan jembatan

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya

13.Seksi Peralatan dan Pemeliharaan Alat-alat Berat

Seksi Peralatan dan Pemeliharaan Alat-Alat Berat dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

Tugas

Melaksanakan sebagian tugas Bidang Bina Marga lingkup peralatan dan pemeliharaan alat-alat berat.

Fungsi:

a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan

b. Melaksanakan penggunaan, pemeliharaan, perawatan dan perbaikan terhadap alat-alat berat

c. Memproses pembuatan izin pemakaian alat-alat berat, penggalian dan penumpukan bahan diatas badan jalan dan trotoar


(63)

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya

14.Bidang Cipta Karya

Bidang Cipta Karya dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada diibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Tugas

Mempersiapkan rancang bangun (desain) dan melaksanakan pembangunan pemeliharaan, pengawasan prasarana dan sarana keciptakaryaan.

Fungsi:

a. Memnyusun progran kegiatan dan rencana kerja

b. Menyelengarakan urusan pekerjaan dan kegiatan pembangunan gedung pemerintah dan rumah dinas

c. Penyediaan/ bantuan kerja sama dibidang bangunan gedung,pengawasan bangunan, air bersih dan prasarana lingkungan

d. Melaksanakan bantuan teknis dalam pelaksanaan pembangunan gedung pemerintah

e. Melaksanakan tugas lain yang doberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya

15.Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Gedung-Gedung

Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Gedung-Gedung dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.


(64)

Tugas:

Melaksanakan sebagian tugas Bidang Cipta Karya Lingkup Pembangunan dan Pemeliharaan Gedung-Gedung

Fungsi:

a. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja

b. Melaksanakan serta memberikan bantuan teknis untuk pembangunan dan pemeliharaan gedung milik pemerintah

c. Melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan gedung milik pemerintah

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

16.Seksi Air Bersih, Drainase dan Prasarana Lingkungan Permukiman

Seksi Air Bersih, Drainase dan Prasarana Lingkungan Permukiman dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Tugas

Melaksanakan sebagian tugas tugas Bidang Cipta Karya lingkup air Bersih, Drainase dan Prasarana Lingkungan Pemukiman

Fungsi:

a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan

b. Melaksanakan pembinaan, sarana dan prasarana lingkungan permukiman

c. Meningkatkan kapasitas teknis dan manejemen penyelenggaraan drainase dan pematusan genangan di wilayah kota


(1)

efektivitas kerja dan selebihnya 62,79% lagi dipengaruhi oleh faktor- faktor yang lain belum diperhitungkan dalam penilaian ini.

Melalui tabel interpretasi koefisien kolerasi diketahui bahwa tingkat pengaruh antara pelaksanaan good governace terhadap efektivitas kerja di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai berada pada katergori kuat (0,60-0,799).


(2)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kantor Dinas pekerjaan Umum Kota Binjai maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan data yang yang diperoleh menunjukkan bahwa pelaksaan

good governace temasuk dalam kategori sangat tinngi. Hal ini dapat dilihat oleh jawaban mayoritas responden yaitu termasuk dalam ketegori sangat tinggi yaitu 31 responden (67,4%) dan selebihnya dalam kategori jawaban tinggi, sedang, rendah, sangat rendah.

2. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa produktivitas kerja karyawan di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai termasuk dalam kategori sedang. Hal ini dapat dilihat oleh jawaban mayoritas responden yaitu termasuk dalam kategori sedang yaitu 27 responden (58,7%) dan selebihnya dalam kategori jawaban sangat tinggi, tinggi rendah dan sangat rendah.

3. Berdasarkan perhitungan korelasi diketahui bahwa r hitung sebesar 0,61 yang nilainya lebih besar dari r tabel yaitu sebesar 1.680 pada taraf

signifikan 5% atau α = 0,05. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi jika dihubungkan dengan penafsiran atas tinggi-rendahnya koefisien korelasi, maka korelasi antara variabel X dan variabel Y tergolong kuat.


(3)

4. Berdasarkan uji signifikansi dapat diketahui bahwa t hitung senilai 6,440 lebih besar dari t tabel sebesar … dengan n = 46 pada taraf signifikan

5% atau α = 0,05. Hal ini mendukung hipotesis penelitian bahwa ada hubungan antara pelaksanaan good governance dengan tingkat efektivitas kerja .

5. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (D), diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan good governance memberikan kontribusi terhadap perubahan tingkat efektivitas kerja, yaitu sebesar 37,3%. Sedangkan sisanya sebesar 62,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar lingkup penelitian.

VI.2 Saran

Berdasarkan hasil analisa bab sebelumnya dan kenyataan yang terjadi dilapangan, maka penulis memberikan beberapa saran dan masukan sebagai berikut:

1. Pemerintah kota Binjai harusnya merancang semacam seminar atau

workshop yang dihadiri oleh seluruh pegawai negeri Kota BInjai, khusus untuk mensosialisasikan mengenai prinsip-prinsip good governance

maupun semacam pelatihan-pelatihan untuk menambah pengetahuan dan

skill aparat Dinas terkait fungsi dan tugasnya.

2. Pelaksaanaan good governace harus dilakukan secara teratur serta harus tetap dipertahankan agar good governance tetap terlaksana dengan baik, sehingga pelayanan yang diberikan Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai kepada masyarakat menjadi semakin baik kedepannya.


(4)

3. Kerja sama dan komunikasi pegawai di Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai harus dapat ditingkatkan karena keterkaitan pekerjaan antara setiap bagian. Hal ini akan membuat setiap pekerjaan akan selesai dengan baik dan tepat waktu dalam penyelesaiaanya.

4. Penerapan hukum dan pemberian insentif harus tetap diterapkan hal ini agar memacu pegawai untuk dapat bekerja lebih baik lagi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bhatta, Ghambir. 1996. Capacity Building at the Local Level for Effective Governance, Empowerment Without Capacity is Meaningless

Etzioni, Amital. 1985. Organisasi-Organisasi Modern. Jakarta: UI press

Handoko. T. Hani,1991. Manajemen Martabat Manusia; Peranan Ilmu-Ilmu Sosial dalam

Pembangunan, Yogyakarta, Gajah Mada University.

Nugroho,D, Riant,2004, dan Evaluasi Kebijakan Publik, Formulasi Implementasi, Jakarta. Gramedia

Singarimbun, Masri, dan Sfyan effendi, 1993, Metode Penelitian Survai, Jakarta. LP3ES

Sudjana, 1992. Statistika, Bandung. Tarsito.

Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Administrasi, Bandung. Alfabeta.

Steer,Ricard M, 1998, Efektivitas Organisasi, Terjemahan, Jakarta, PPm, Erlangga

Tangkisan, Hassel Nogi S,2005, Manajemen publik, Jakarta, Grassindo.

Wahab, Solichin, Putra, Fadillah, dan Arif, Saiful. 2002. Masa Depan Otonomi Daerah: Kajian Sosial, Ekonomi dan Politik untuk Menciptakan Sinergi dalam Pembangunan Daerah. Surabaya: Penerbit SIC.

Wijaya, Amin Tunggal,1993, Manajeman suatu Pengatar, Cetakan Pertana, Rineka Cipta Jaya, Jakarta.


(6)

Sumber Website

diakses pada tanggal 2 Maret 2012, 20.19 WIB

diakses pada tanggal 2 Maret 2012, 20.19 WIB

diakses pada tanggal 2