Keterbatasan Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

123

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penyusunan penelitian ini sudah diusahakan dengan sebaiknya agar mendapat hasil yang maksimal, namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam penelitian ini masih ada keterbatasan. Keterbatasan penelitian tersebut diantaranya yaitu: 1. Peneliti dalam melakukan penelitian menggunakan isian angket tertutup yang disajikan dalam bentuk check list , sehingga tidak dapat dihindari unsur kurang obyektif dari responden ketika menilai pernyataan, seperti tergesa- gesa ataupun hanya asal cepat menjawab tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. 2. Peneliti dalam melakukan penelitian hanya menggunakan angket tertutup dan data dokumentasi, sehingga data yang diperoleh kurang menggali informasi yang dibutuhkan oleh peneliti di lapangan secara menyeluruh. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar melengkapinya dengan teknik pengumpulan data melalui instrumen wawancara dan observasi sehingga jawaban yang dihasilkan dapat lebih akurat. 124

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perencanaan praktik unit produksi di SMK kelompok Bisnis dan Manajemen se- kota Yogyakarta termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 67,47. Skor tertinggi diperoleh dari indikator penyusunan jadwal unit produksi dengan kategori baik 75,32, dan skor terendah diperoleh dari indikator penyusunan anggaran dan permodalan dengan kategori baik 64,32. 2. Pengorganisasian unit produksi di SMK kelompok Bisnis dan Manajemen se- kota Yogyakarta termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 70,83. Skor tertinggi diperoleh dari indikator pembagian beban kerja dengan kategori baik 75,32, dan skor terendah diperoleh dari indikator tanggung jawab terhadap pekerjaan dengan kategori baik 66,99. 3. Pelaksanaan praktik unit produksi di SMK kelompok Bisnis dan Manajemen se- kota Yogyakarta termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 69,09. Skor tertinggi diperoleh dari indikator pembinaan praktik unit produksi dengan kategori baik 73,44, dan skor terendah diperoleh dari indikator pemasaran produk dengan kategori kurang baik 62,98. 4. Pengawasan praktik unit produksi di SMK kelompok Bisnis dan Manajemen se- kota Yogyakarta termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar