Pengorganisasian Unit Produksi Pembahasan Hasil Penelitian

114 dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya organisasi yang ada. Sumber daya organisasi tersebut termasuk dana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Perencanaan anggaran biaya sangatlah penting karena perencanaan anggaran biaya akan menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk pelaksanaan kegiatan unit produksi, sehingga tanpa perencanaan anggaran yang baik, pelaksanaan kegiatanpun kurang berjalan dengan baik, yang pada akhirnya akan berdampak pada ketercapaian tujuan kegiatan tersebut.

2. Pengorganisasian Unit Produksi

Pengorganisasian unit produksi merupakan kegiatan yang menyangkut penentuan pekerjaan, pembagian kerja, penetapan mekanisme kerja, dan tanggung jawab orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan unit produksi. Kegiatan unit produksi melibatkan berbagai sumber daya yang ada di sekolah seperti siswa, guru, pimpinan sekolah, karyawan dan tata usaha. Semua sumber daya manusia tersebut harus saling mendukung secara sinergi guna mencapai tujuan pendirian unit produksi sekolah secara efektif dan efisien. Pengorganisasian unit produksi diperlukan agar dalam melaksanakan kegiatan para personil yang terlibat dapat mengetahui tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengorganisasian unit produksi, diperoleh rata-rata sebesar 70,83 sehingga diketahui bahwa fungsi pengorganisasian unit produksi berada pada kategori baik. Pengorganisasian unit produksi dalam penelitian ini terdiri dari 3 indikator yaitu pembagian beban kerja, tanggung jawab terhadap pekerjaan, dan koordinasi kegiatan unit produksi. Skor tertinggi diperoleh dari indikator pembagian beban kerja dengan persentase 115 sebesar 75,32 yang berada pada kategori baik, sedangkan skor terendah diperoleh dari indikator tanggung jawab terhadap pekerjaan dengan persentase sebesar 66,99 yang berada pada kategori baik. Hasil penelitian terhadap pengorganisasian unit produksi pada indikator pembagian beban kerja memiliki skor tertinggi. Hal ini terlihat dari hasil jawaban dalam angket yang mayoritas menjawab selalu melaksanakan pekerjaan dalam kegiatan unit produksi sebagaimana yang ditugaskan, sehingga dapat diartikan bahwa pengurus unit produksi telah melaksanakan pekerjaan sesuai dengan uraian tugas yang diberikan kepada masing-masing pengurus unit produksi. Namun, pengurus juga akan meminta bantuan kepada rekan kerja lainnya apabila beban kerja yang diberikan terasa sulit. Hal ini terlihat dari jawaban angket yang menyatakan bahwa pengurus sering meminta bantuan kepada pengurus lainnya ketika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan beban pekerjaan. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengurus unit produksi masih kurang bisa menyikapi tugasnya sehingga tidak dapat memaksimalkan tenaga dan keterampilan yang dimiliki. Pembagian beban kerja dalam suatu kegiatan memang harus dilakukan secara cermat dan memperhatikan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, sehingga langkah-langkah tersebut benar-benar dapat terealisasi apa yang menjadi tujuan program kegiatan unit produksi. Selain itu, pembagian beban kerja juga merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan, sebab tanpa adanya pembagian kerja kemungkinan terjadinya tumpang tindih tugas menjadi besar. Beban kerja yang harus dilaksanakan pengurus unit produksi hendaknya merata, 116 sehingga dapat dihindarkan adanya pengurus yang mempunyai beban kerja terlalu banyak atau terlalu sedikit. Namun demikian, beban kerja yang merata ini tidak berarti bahwa setiap pengurus di unit produksi harus tetap sama beban kerjanya. Dengan adanya beban kerja ini, dapat diterapkan susunan kegiatan dan hubungan kerja masing-masing bagian dalam kegiatan unit produksi. Beban kerja tersebut diberikan kepada pengurus unit produksi yang terdiri dari penanggung jawab, ketua, bendahara, sekretaris, pelaksana, dan pemasaran. Masing-masing pengurus mempunyai uraian tugas sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Untuk uraian tugas pengurus unit produksi dalam penelitian ini dapat dilihat pada halaman lampiran. Hasil penelitian terhadap pengorganisasian unit produksi pada indikator tanggung jawab terhadap pekerjaan memiliki skor terendah. Hal ini terlihat dari hasil jawaban dalam angket yang menunjukkan bahwa penyelesaian tugas oleh pengurus kadang belum sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau belum tepat waktu. Selain itu, pengurus kurang berani dalam mengambil resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukan. Untuk itu, tanggung jawab terhadap pekerjaan seharusnya lebih ditingkatkan lagi terutama tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan. Dengan adanya tanggung jawab yang tinggi diharapkan pekerjaan akan cepat terselesaikan dan memperoleh hasil yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Alex Nitisemito 2006: 169, bahwa “tanggung jawab dalam bekerja adalah melakukan pekerjaan secara tuntas, tidak menunda-nunda waktu, sehingga pekerjaan lebih meningkat, bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan secara 117 kedinasan dan hokum”. Dari pendapat tersebut dapat ditekankan bahwa tanggung jawab menunjukkan tingkat penyelesaian kerja dan kualitas hasil pekerjaan yang mengarah pada terciptanya efisiensi dan efektivitas dalam menyelesaikan pekerjaan. Tanggung jawab kerja sangat diperlukan agar setiap pengurus memahami dengan baik tugas-tugasnya. Dengan semakin pahamnya pengurus terhadap tugas-tugasnya maka akan memiliki pengalaman yang matang dan akan mampu menyelesaikan pekerjaan di unit produksi dengan baik.

3. Pelaksanaan Praktik Unit Produksi