34 untuk melakukan kegiatan menggambarkannya sendiri, mencontohkan,
mencoba keterampilan dan melaksanakan tugas sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki. Dengan demikian belajar aktif dapat
memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon siswa dalam pembelajaran.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model active learning adalah suatu model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran
dengan menyediakan
lingkungan belajar
yang menyenangkan dalam kegiatan belajar.
c. Karakteristik Model Active learning
Banyak cara, model atau teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Secara garis besar, penerapan model active learning dapat
dilihat pada piramida berikut :
Gambar 2. Efektifitas Model Pembelajaran
35 Menurut Ari Samadhi 2009 : 46 dalam gambar efektifitas model
pembelajaran menunjukkan dua kelompok model pembelajaran, yaitu pembelajaran pasif dan pembelajaran aktif. Gambaran tersebut juga
menunjukkan bahwa kelompok pembelajaran aktif cenderung membuat siswa lebih mengingat retention rate of knowledge materi pembelajaran.
Oleh sebab itu dalam pembelajaran, penggunaan pembelajaran aktif merupakan alternatif yang dapat digunakan, baik sepenuhnya atau sebagai
pelengkap cara-cara belajar tradisional sehingga akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan pencapaian hasil belajar siswa.
Menurut Bonwell dalam Ari Samadhi 2009:47, pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1 Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi
oleh pengajar, melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis materi yang sedang diajarkan.
2 Siswa tidak hanya mendengarkan materi pembelajaran secara pasif,
tetapi ikut berpartisipasi dalam mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
3 Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan
dengan materi pembelajaran 4
Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi.
5 Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi dalam proses
pembelajaran.
36
d. Model Active Learning tipe Index Card Match
Salah satu bentuk strategi pembelajaran aktif adalah metode pembelajaran Index Card Match pencocokan kartu indeks. Index Card
Match atau Pencocokan Kartu Indeks ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Cara ini
memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi pertanyaan kuis kepada temannya Melvin L. Silberman, 2009: 250.
Sedangkan dalam buku yang diterjemahkan oleh Hisyam Zaini 2011: 67, Index Card Match dijelaskan sebagai berikut:
Index Card Match adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan
sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas
mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.
Metode Index Card Match ini berhubungan dengan cara-cara untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji
pengetahuan serta kemampuan mereka saat ini dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan. Biasanya dalam kegiatan belajar mengajar guru memberikan banyak informasi
kepada siswa agar materi ataupun topik dalam program pembelajaran dapat terselesaikan tepat waktu, namun guru terkadang lupa bahwa tujuan
pembelajaran bukan hanya materi yang selesai tepat waktu tetapi sejauh mana materi telah disampaikan dapat diingat oleh siswa. Karena itu dalam
37 kegiatan pembelajaran perlu diadakan peninjauan ulang atau review untuk
mengetahui apakah materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Silberman 2009:249,
salah satu cara yang pasti untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau
kembali apa yang telah dipelajari. Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam pikiran daripada materi yang
tidak. Silberman
2009:250 mengemukakan
langkah-langkah pembelajaran dengan metode Index Card Match ini adalah:
1 Pada kartu indeks yang terpisah, guru menulis pertanyaan tentang
apapun yang diajarkan di kelas. Guru membuat kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan setengah jumlah siswa.
2 Pada kartu yang terpisah, guru menulis jawaban atau masing-masing
pertanyaan itu. 3
Dua kumpulan kartu itu dicampur dan dikocok beberapa kali agar benar - benar tercampur aduk.
4 Guru memberikan satu kartu untuk setiap siswa. Guru menjelaskan
bahwa ini merupakan latihan pencocokan. Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan dan sebagian lagi mendapatkan
kartu jawabannya.
5 Guru memerintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka.
Bila sudah terbentuk pasangan, siswa yang berpasangan
diperintahkan untuk mencari tempat duduk bersama katakan pada mereka untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang
ada di kartu mereka.
6 Bila pasangan yang cocok telah duduk bersama, guru memanggil
siswa secara acak untuk membacakan soal tiap pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa lain dengan membacakan pertanyaan
mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya.
Penggunaan metode ini tentunya juga perlu manajemen waktu yang tepat khususnya saat digunakan pada kelas dengan jumlah siswa yang
relative banyak. Pembacaan soal dan jawaban yang dilakukan oleh tiap- tiap pasangan jika jumlah siswa banyak akan memakan waktu tidak
38 sedikit, disamping itu berpotensi mengakibatkan kebosanan pada siswa.
Metode ini terkendala dilakukan jika jumlah siswa tidak genap. Namun demikian dengan modifikasi dan menyesuaikan dengan kondisi siswa dan
materi pelajaran yang ada metode ini tetap menarik untuk dilakukan. Berikut ini adalah langkah-langkah penggunaan Index Card Match
dalam pembelajaran. 1.
Guru menyampaikan atau mempresentasikan materi pembelajaran 2
Guru menuliskan pertanyaan pada kartu pertanyaan sebanyak setengah dari jumlah siswa pada kertas yang berwarna biru.
3 Guru menuliskan jawaban dari masing-masing pertanyaan itu pada
kartu jawaban pada kertas yang berwarna putih. 4
Guru mengocok kartu pertanyaan dan kartu jawaban sehingga benar benar tercampur antara pertanyaan dengan jawabannya
5 Guru memberikan satu kartu untuk setiap siswa dan menjelaskan
bahwa kegiatan yang akan dilakukan merupakan latihan pencocokan kartu soal dengan kartu jawaban.
6 Guru mengarahkan siswa untuk mencari tempat duduk bersama bagi
pasangan yang telah terbentuk 7
Guru memanggil siswa secara acak untuk maju ke depan dan memberikan kuis kepada siswa lain dengan membacakan pertanyaan
mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya. 8
Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran pasangan tersebut.
39
e. Kelebihan dan Kekurangan Model Active Learning tipe Index Card