83
Hasil analisis diperoleh harga F
hitung
= 1,406. Tabel distribusi F pada taraf signifikan 5 dengan dk
pembilang
k = 1 dan dk
penyebut
n-k-1 = 119 diperoleh harga F
tabel
= 3,93 dapat diketahui bahwa F
hitung
F
tabel
1,406 3,93, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan Fasilitas Belajar Di Rumah dengan
Motivasi Berprestasi Siswa SMK adalah Linier.
3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan sebagai syarat analisis regresi ganda. Tujuan dari uji multiolinieritas yaitu untuk mengetahui apakah antara variabel
bebas terjadi korelasi. Menurut Singgih Santosa 2005: 370, jika harga VIF antar variabel independent 0,1 berati terjadi kesalahan persoalan
multikolinieritas antar variabel independent dan sebaliknnya bila harga VIF 10 berarti tidak terjadi interkorelasi dan berarti teknik regresi ganda dapat
dilanjutkan. Berdasarkan perhitungan yang terlampir didapatkan perhitungan
toleransi dan VIF antar variabel bebas sebagai berikut: Tabel 11. Nilai Toleransi dan VIF Multikolinieritas Antar Variabel Bebas
No Variabel Toleransi VIF
1 Pelaksanaan Bimbingan
Konseling 0,926 1,080
2 Fasilitas Belajar Di Rumah
0,926 1,080
Dari hasil perhitungan toleransi dan VIF tabel 11, maka toleransi lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil 10 sehingga dapat disimpulkan tidak
ada problem multikolinieritas dalam model persamaan regresi ganda.
84
C. Pengujian Hipotesis
A. Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis yang diujikan dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidak ada hubungan antara pelaksanaan bimbingan konseling dengan
motivasi berprestasi siswa. Ha : Ada hubungan antara pelaksanaan bimbingan konseling dengan
motivasi berprestasi siswa. Pengambilan keputusan terhadap uji hipotesis pertama dilakukan pada
taraf signifikan 5. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r
tabel rh rt maka Ha diterima. Hipotesis pertama dalam penelitian ini berbunyi “Ada hubungan
positif antara pelaksanaan bimbingan konseling dengan motivasi berprestasi siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI 1 Yogyakarta”.
Teknik analisis data yang digunakan adalah Pearson Product Moment Correlation. Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi 16. Hasil proses pengujian hipotesis pada penelitian ini diperoleh r hitung mutlak 0,296. Harga ini perlu
diuji signifikannya dengan mengkonsultasikan dengan r
tabel
. Harga r
tabel
pada taraf signifikan 5 maka N=120 tidak ada di tabel maka di ambil yang paling
terkecil yaitu N=100 di peroleh harga sebesar 0,195. Karena harga r
hitung
r
tabel
maka berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan konseling mempunyai peranan yang signifikan dengan
85
motivasi berprestasi siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI 1 Yogyakarta. Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Adapun hasil pengujian hipotesis pertama dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini.
Tabel 12. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama No Variabel
N r
htiung
r
tabel
1 Pelaksanaan Bimbingan Konseling
dengan Motivasi Berprestasi Siswa 120 0,296 0,195
Setelah diketahui bahwa peranan pelaksanaan bimbingan konseling terhadap motivasi berprestasi siswa adalah signifikan maka langkah
berikutnya dilakukan analisis regresi. Regresi merupakan suatu alat untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabel. Analisis regresi yang
digunakan adalah analisis linier sederhana. Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen
dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana menggunakan rumus Y = a + bX dengan bantuan program SPSS 16.
Dari hasil analisis regresi linier variabel pelaksanaan bimbingan konseling X
1
dengan Motivasi Berprestasi Siswa Y diperoleh harga konstanta intersep a sebesar 2,045 dan harga koefisien regresi b sebesar
0,273. Dengan demikian persamaan regresinya adalah Y = 2,045 + 0,273 X.