31 Konsep awal penyusunan kebijakan atas implementasi formula DAU
dilakukan oleh Tim Independen dari berbagai universitas dengan tujuan untuk memperoleh kebijakan penghitungan DAU yang sesuai dengan ketentuan UU dan
karakteristik Otonomi Daerah di Indonesia. 2. Tahapan Administratif
Dengan tahapan ini Depkeu c.q. DJPK melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk penyiapan data dasar penghitungan DAU termasuk di
dalamnya kegiatan konsolidasi dan verifikasi data untuk mendapatkan validitas dan kemuktahiran data yang akan digunakan.
3. Tahapan Teknis Merupakan tahap pembautan simulasi penghitungan DAU yang akan
dikonsultasikan Pemerintah kepada DPR RI dan dilakukan berdasarkan formula DAU sebagaimana diamanatkan UU dengan menggunakan data yang tersedia
serta memperhatikan hasil rekomendasi pihak akademis.
4. Tahapan Politis Merupakan tahap akhir, pembahasan penghitungan dan alokasi DAU
antara Pemerintah dengan Panja Belanja Daerah Panitia Anggaran DPR RI untuk konsultasi dan mendapatkan persetujuan hasil penghitungan DAU.
2.1.7 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu unsur utama dalam pembangunan ekonomi regional dan mempunyai implikasi kebijakan yang cukup
32 luas. Menurut Sadono Sukirno 2007, pertumbuhan ekonomi sebagai suatu
ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan dalam produk domestik regional bruto PDRB, tanpa memandang apakah kenaikan ini lebih kecil atau
lebih besar daripada tingkat pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan wujud perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan
tersebut merupakan rangkuman laju pertumbuhan dari berbagai sektor ekonomi yang menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Boediono 1985
menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita. Secara tradisional, pertumbuhan ekonomi ditujukan untuk peningkatan
yang berkelanjutan Produk Domestik Regional DaerahPDRB Saragih, 2003 ; Kuncoro, 2004.
2.1.8 Belanja Modal
Menurut PP No.242005, belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi mamfaat lebih dari satu
periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan, dan aset tak berwujud. Menurut
Permendagri No.132006, belanja modal adalah belanja yang digunakan untuk
33 pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelianpengadaan atau
pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai masa mamfaat lebih dari 12 dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam
bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya.
2.1.8.1 Belanja Modal Tanah
Belanja modal tanah adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpembelianpembebasan penyelesaian, balik nama dan sewa tanah,
pengosongan, pengukuran, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai
tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.
2.1.8.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja modal peralatan dan mesin adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantian, dan peningkatan kapasitas
peralatan dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 dua belas bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud siap pakai.
2.1.8.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Belanja modal gedung dan bangunan adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantian, dan termasuk pengeluaran
untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud
dalam kondisi siap pakai.
34
2.1.8.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan adalah pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantian peningkatan pembangunan
pembuatan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan, irigasi dan jaringan yang menambah
kapasitas sampai jalan, irigasi dan jaringan dalam kondisi siap pakai.
2.1.8.5 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya
Belanja aset tetap lainnya adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untukpengadaanpenambahanpenggantianpeningkatanpembangunanpembuatan
serta perawatan terhadap aset tetap lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam kriteria belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,
dan jalan, irigasi dan jaringan. Termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian, barang purbakala dan
barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku, dan jurnal ilmiah.
2.1.9 Belanja Modal dalam Anggaran Belanja
Dalam UU No.322004 dinyatakan bahwa pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asa otonomi dan
tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah. Hal ini berarti bbelanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan
35 kesehatan, fasilitas social dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan
jaminan social dengan mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga, tolak ukur kinerja dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan. Aset tetap yang dimiliki sebagai akibat adanya belanja modal meruapakan
prasyarat utama dalam memberikan pelayanan public oleh pemerintahan daerah. Untuk menambah asset tetap, pemerintah daerah mengalokasikan dana dalam
bentuk anggaran belanja modal dalam APBD. Alokasi belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk
kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas public. Biasanya setiap tahun diadakan pengadaan asset tetap oleh pemerintah daerah
sesuai dengan prioritas anggaran dan pelayanan public yang memberikan dampak jangka panjang secara financial Syukri Abdullah, Abdul halim ; 2006.
Belanja modal dimaksudkan untuk mendapatkan asset tetap pemerintah daerah yaitu peralatan, bangunan, infrastruktur dan asset tetap lainnya. Secara
teoritis ada tiga cara untuk memperoleh asset tetap tersebut yakni dengan membangun sendiri, menukarkan dengan asset tetap lain dan membeli.
2.2 Penelitian Terdahulu
Table 2.1 Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian PenelitiTahun
Hasil
Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi, PAD dan DAU terhadap
Pengalokasian Belanja Modal
Darwanto dan
Yulia Yustikasari 2007
DAU, PAD dan Petumbuhan Ekonomi berpengaruh terhadap
Belanja Modal