Kemunduran Peradaban Islam Masa Turki Usmani

Buku Siswa Kelas XII 12 timar juga harus menyerahkan dua atau empat ekor kuda atau beberapa orang untuk ditugaskan sebagai armada laut. Zi’amah adalah lahan yang lebih luas daripada timar. Tanah ini pengelolaannya diserahkan kepada orang-orang yang telah berjasa kepada kerajaan. Pemiliknya disebut Za’im. Para za’im ini berkewajiban membayar pajak kepada pemerintah pusat dan mengirim sejumlah orang untuk dijadikan anggota pasukan. Baik timar dan zi’amah ini selalu dalam pantauan pemerintah pusat. Adapun khas adalah tanah yang lebih luas dari zi’amah yang diberikan kepada para gubernur. Tanah ini bebas dari pengawasan pemerintah pusat. Undang- undang kepemilikan tanah yang sangat rapi ini merupakan salah satu kejayaan Turki Usmani dalam bidang agraria. Kesuksesan yang belum pernah dicapai oleh kerajaan-kerajaan Islam lainnya.

4. Kemunduran Peradaban Islam Masa Turki Usmani

Turki Usmani mengalami kemunduran lantaran banyak sebab dan faktor. Pertama, adalah karena luasnya kekuasaan Turki Usmani sendiri. Sehingga, wilayahnya tidak terkontrol dengan baik. Tidak hanya itu, dalam pemerintahannya yang begitu luas tersebut, timbul pula ketidakadilan. Kolusi dan sogokan juga mewarnai kerajaan- kerajaan kecil yang berada dibawah kekuasaannya. Kedua, karena peperangan yang terjadi antara Turki Usmani dan Eropa yang semakin menguat. Puncak dari peperangan itu adalah keterlibatan Turki Usmani dalam Perang Dunia I, pada 2 Agustus 1914. Hingga mengakibatkan Turki Usmani kehilangan segala-galanya, bahkan penjajah akhirnya dapat memasuki Istanbul. Biaya perang yang dikeluarkan kerajaan otomatis sangat tinggi sehingga mengurangi kas kuangan kerajaan Turki Usmani. Ketiga, terjadinya berbagai pemberontakan. Seperti pemberontakan yang dilakukan oleh gerakan Wahabi di Arab Saudi. Gerakan ini dipimpin oleh Muhammad bin Abdul Wahhab seorang tokoh dari Nejd yang saat itu berkoalisi dengan Muhammad bin Saud. Namun gerakan ini akhirnya dapat dipatahkan oleh gubernur Muhammad Ali Pasya yang memiliki daerah otonomi di Mesir. Tidak hanya Wahabi, tapi kaum Druze di Libanon dan Suriah yang dimpimpin Fakhruddin juga bersekongkol dengan Junbulat pemimpin kelompok Kurdi untuk melakukan pemberontakan terhadap Turki Usmani. Lagi-lagi, dapat dipatahkan oleh Turki Usmani. Kaum Mamluk di Mesir juga termasuk yang terlibat dalam pemberontakan 13 Sejarah Peradaban Islam Kurikulum 2013 terhadap Turki Usmani. Semua pemberontakan itulah yang kemudian menjadikan kekuasaan Turki Usmani melemah sedikit demi sedikit. Keempat, karena kondisi pemerintahan yang lemah dan kemorosotan akhlak. Turki Usmani mengalami kemunduran setelah pejabat pemerintahan terpuruk karena suap dan korupsi. Turki Usmani juga semakin kacau akibat penguasa- penguasa yang lemah dalam memimpin seperti Salim II, Murad III, Muhammad III, Ahmad I, Mustafa I, Utsman II, Murad IV, Ibrahim I, Muhammad IV, Sulaiman II, Ahmad II hingga terakhir masa kekuasan Abdul Hamid II. Kelima, kemerosotan ekonomi juga semakin memperburuk keadaan Turki Usmani. Ekonomi Turki Usmani hancur setelah peperangan terus terjadi, sehingga biaya yang dikeluarkan kerajaan sangat banyak. Sedangkan, pemasukan terus berkurang. Pemasukan kerajaan menjadi turun akibat banyak pelabuhan yang dahulu menjadi kekuasaan Turki Usmani lepas dari tangannya. Terlebih lagi ditemukannya jalur pelayaran langsung dari Eropa ke Timur, ini secara otomatis mengurangi devisa bagi kerajaan Turki Usmani. Keenam, kemajuan kerajaan Turki Usmani tidak diimbangi dengan teknologi militer yang bagus. Kemajuan yang hanya mengandalkan kekuatan militer tanpa inovasi teknologi dalam persenjataan perang, mengakibatkan Turki Usmani kalah dari dunia barat. Kondisi militer yang terpuruk itu, justru ditambah dengan pemberontakan yang dilakukan oleh Jenissari dan itu terjadi berkali-kali, tahun 1525, 1632, 1727, dan terakhir tahun 1826. Ketujuh, faktor kemanusiaan juga menjadi pemicu kemunduran Turki Usmani. Ketika para raja Turki Usmani disibukkan oleh peperangan demi peperangan, maka kesejahteraan rakyat menjadi tidak diperhatikan. Bahkan, banyak para petani merasa terbebani akibat pajak yang terus meningkat. Kemiskinan pun tak terelakkan dan seiring dengan itu kejahatan meningkat; stabilitas keamanan pun terganggu.

5. Sekilas Tentang Sultan Sulaiman Al-Qanuni