Perang Salib VI 1227 M Perang Salib VII 1250 M

61 Sejarah Peradaban Islam Kurikulum 2013 Seruan Paus disambut antusias. Perang Salib yang dikomandani raja-raja Prancis ini, direncanakan menyerang Mesir terlebih dahulu baru kemudian Baitul Maqdis. Tapi, pada saat yang sama pemberontakan meletus di Konstantinopel. Raja Ishaq II dilengserkan. Lalu, anaknya yang bernama Casios meminta bantuan pada pasukan Salib IV. Casios berjanji jika menang akan membuat Gereja Timur tunduk kepada Gereja Barat dan membantu pasukan Salib menyerang Mesir. Pasukan Salib menerima tawaran Casios dan langsung bergerak ke Konstantinopel. Dalam sekejap Pasukan Salib dapat memenangkan peperangan. Akibat membantu Casios ini, maka misi Pasukan Salib IV untuk menguasai Mesir dan Baitul Maqdis pun terabaikan. Seorang sejarawan Perang Salib mengatakan, “Perang Salib IV memperingatkan akan kegagalan seluruh upaya Perang Salib selanjutnya.”

e. Perang Salib V 1218-1221 M

Belum genap tiga tahun, Kaisar Innocent III mengobarkan Perang Salib V, setelah berhasil menyusun kekuatan militer. Ini terjadi setelah Sultan Al-Adil Saifuddin Mahmud wafat dan digantikan oleh Sultan Al-Kamil Muhammad. Kali ini Perang Salib dikomandani oleh tiga raja Eropa yaitu, Leopold Raja Austria, Andrew II Raja Hongaria, dan Bahmao Raja Siprus. Tapi, sebelum sampai ke Mesir, Andrew II memilih mundur dan pulang ke negerinya. Dalam perang ini Pasukan Salib dapat menguasai Dimyath sebuah kota di Mesir. Al-Kamil pun berjuang menaklukkan Dimyath tapi tidak bisa. Pasukan Salib terus bergerak menuju Kairo. Maka kapal-kapal pasukan kaum Muslimin dikerahkan ke sungai Nil, untuk menutup akses Pasukan Salib menuju Kairo. Tiba-tiba banjir menerjang Mesir. Pasukan Salib pun tidak punya akses kembali ke Dimyath selain satu jalur yang sudah dikepung pasukan Al-Kamil. Di sinilah Pasukan Salib menyerah dan mengajukan damai. Al-Kami menerima perjanjian damai dengan syarat Dimyath dikembalikan. Pasukan Salib pun gagal total di Perang Salib V ini.

f. Perang Salib VI 1227 M

Pada tahun 625 H1227 M, Frederick II Sebagai penguasa Jerman dan Italia meminta agar Paus Innocent III mengobarkan Perang Salib VI, tapi Paus Innocent III tidak mau. Namun, Frederick II tetap mengerahkan Pasukan Salib yang mayoritas dari bangsa Jerman untuk mendarat di Syiria. Buku Siswa Kelas XII 62 Di sisi lain, Sultan Al-Kamil terlibat konflik dengan saudaranya, Al-Asyraf. Selain itu, Al-Kamil juga mendapat ancaman serius dari Khawarizmi dari Turki. Melihat posisinya yang terjepit dan kritis, Al-Kamil akhirnya membuat kesepakatan dengan Frederick II. Dalam kesepakatan itu, Al-Kamil bersedia menyerahkan Baitul Maqdis, dan mengamankan perjalanan orang Kristen menuju Akkad an Haifa serta seluruh kaum Frank yang ditawan dibebaskan. Sesuai perjanjian, Frederick II melindungi dan membantu Al-Kamil. Ia menghalau siapa saja yang menyerang Al-Kamil, meskipun dari kalangan Kristen sendiri. Frederick II berhasil menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai perjanjian ia pun akhirnya menduduki Baitul Maqdis. Pada Perang Salib VI ini, Sultan Al-Kamil dianggap kaum Muslimin telah melakukan kesalahan terbesar dalam sejarah.

g. Perang Salib VII 1250 M

Angkatan Perang Salib VII dipimpin oleh Louis IX Raja Prancis. Ia membawa 100.000 pasukan bertolak menuju Dimyath, di Mesir. Dalam sekejap Dimyath dikuasai Pasukan Salib. Saat itu, Dinasti Ayyubiyah dibawah kekuasaan Sultan Al-Malik As-Saleh yang sedang sakit keras hingga akhirnya wafat. Anaknya yakni Turansyah yang berkuasa di Jazira akhirnya menggantikan Al- Malik As-Saleh. Seketika itu juga, sekembalinya dari Jazira ia menggempur Pasukan Salib. Korban di pihak Pasukan Salib pun berjatuhan hingga mencapai 30.000 tentaranya tewas. Bahkan, raja mereka Louis IX ditahan dan dipenjarakan. Akhirnya, Louis IX pun ditebus oleh keluarganya dan seluruh pasukannya hengkang dari Dimyath. Setelah berakhirnya Perang Salib VII ini, pasukan Salib berkali-kali berusaha membalas kekalahannya, namun selalu mengalami kegagalan.

3. Dampak yang Ditimbulkan dari Perang Salib