Aurangzeb Alamgir 1658-1707. Keberhasilan Aurangzeb mengambil alih Bidang Politik

29 Sejarah Peradaban Islam Kurikulum 2013

f. Aurangzeb Alamgir 1658-1707. Keberhasilan Aurangzeb mengambil alih

tahta dari kakaknya menjadikannya berkuasa di Mughal. Sejak naik tahta, Aurangzeb memindahkan ibukota kerajaan dari Agra ke Delhi. Banyak kebijakan mulia yang dikeluarkan oleh Aurangzeb. Dia menegakkan aturan-aturan Islam dengan ketat; melarang minum-minuman keras, perjudian, prostitusi dan perbuatan-perbuatan menyimpang lainnya. Ia bahkan mengontrol langsung kewajiban shalat dan puasa bagi umat Islam serta menerapkan jizyah bagi non- Muslim. Semasa berkuasa di Mughal, Aurangzeb dapat menumbuhkan perekonomian rakyat sehingga Mughal menjadi kerajaan yang kaya. Tapi, ia banyak menghadapi pemberontakan. Orang-orang memberontak akibat kebijakan Aurangzeb yang tidak berpihak pada mereka. Seperti orang-orang Jat dari Mathura; mereka memberontak pada tahun 1669, pemberontakan Satmani pada tahun 1672, dan orang-orang Sikh pimpinan Tegh Bahadur dari Punjab pada tahun 1675. Semua pemberontakan itu memang pada akhirnya dapat dikalahkan oleh Aurangzeb. Tetapi, membuat Aurangzeb sibuk sehingga tidak sempat merencanakan ekspansi secara besar. Selama berkuasa Aurangzeb hanya dapat menaklukkan Bijapur pada tahun 1686 dan Golkonda pada tahun 1687. Aurangzeb sendiri meninggal pada tahun 1707 dan dimakamkan di Khuldabad. 3. Kemajuan Peradaban Islam Masa Mughal

a. Bidang Politik

Roda pemerintahan Mughal berjalan secara militeristik. Sehingga, pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar kepala komandan, sedang sub-distrik dipegang oleh Faujdar komandan. Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran. Pejabat-pejabat sipil pun diharuskan mengikuti wajib militer. Pemerintahan semacam ini mendorong raja bersikap diktator. Politik toleransi juga berkembang maju di Mughal. Dengan pandangan politik seperti ini, semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena etnis dan agama. Corak politik seperti ini merupakan model toleransi yang pernah dipraktikkan oleh dinasti Islam. Di masa Mughal ada kebijakan dimana para pejabat dipindahkan dari sebuah jagir kepada jagir lain. Hal itu dilakukan untuk menghindarkan mereka dari tindakan Buku Siswa Kelas XII 30 monopoli pada sebuah wilayah tertentu. Jagir sendiri adalah sebidang tanah yang diperuntukkan bagi pejabat yang berkuasa. Tanah tersebut tidak menjadi hak milik pejabat, melainkan hanya hak pakai. Wilayah imperium juga dibagi menjadi sejumlah propinsi dan distrik. Di masing-masing propinsi dan distrik tersebut terdapat pejabat pemerintahan pusat yang bertugas mengumpulkan pajak dan mengawasi adanya penyalahgunaan.

b. Bidang Ekonomi dan Pertanian