Perumusan Masalah Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tinjauan Keputaskaan

kejahatan atau pelanggaran yang dilakukan terlebih dahulu, di samping unsur lain, yaitu memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan yang secara langsung atau tidak langsung merugikan suatu badan yang menerima bantuan dari keuangan negara atau badan hukum lain yang mempergunakan modal dan kelonggoran-kelonggoran masyarakat.

B. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah : 1. Bagaimana pengaturan hukum pidana terhadap tindak pidana korupsi dalam dunia perbakan 2. Bagaimana analisa hukum terhadap tindak pidana korupsi dalam dunia perbankan studi putusan nomor: 79Pid.Sus.K2012PN.MDN.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah : 1. Untuk mengetahui sejauh manakah peraturan perundang-undangan tentang tindak pidana korupsi penyal oleh pejabat perbankan di Indonesia penerapannya telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 2. Untuk mengetahui bagaimana hukum yang diterapkan dalam putusan nomor: 79Pid.Sus.K2012PN.MDN. Adapun yang menjadi kegunaan penulisan ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Universitas Sumatera Utara Mengharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat menyumbangkan pemikiran di bidang hukum yang akan mengembangkan disiplin ilmu hukum, khususnya mengenai tindak pidana korupsi yang terjadi di Indonesia 2. Manfaat Praktis Mengharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan atau diterapkan oleh pengambilan kebijakan dan para pelaksana hukum dalam bidang korupsi di perbankan, dengan menerapkan konsep-konsep kebijakan hukum pidana.

D. Tinjauan Keputaskaan

1. Pengertian tindak pidana. Hukum adalah suatu tata perbuatan manusia. Tata perbuatan mengandung arti suatu sistem aturan. Hukum bukan satu peraturan semata, tetapi hukum adalah seperangkat peraturan yang kita pahami dalam satu kesatuan yang sistematik. Pernyataan bahwa hukum adalah tata perbuatan manusia, tidak berarti tata hukum hanya berkenaan dengan manusia saja, bahwa tidak ada hal lain kecuali perbuatan manusia yang membentuk isi peraturan hukum. Masyarakat Indonesia pada khususnya mempunyai pendapat-pendapat tertentu mengenai hukum yaitu : 1. Hukum diartikan sebagai ilmu pengetahuan. 2. Hukum diartikan sebagai disiplin, yakni sistem ajaran tentang kenyataan. 3. Hukum diartikan sebagai norma atau kaidah, yakni patokan perilaku pantas yang diharapkan. 4. Hukum diartikan sebagai tata hukum yakni hukum positif tertulis. 5. Hukum diartikan sebagai petugas ataupun pejabat. 6. Hukum diartikan sebagai keputusan pejabat atau penguasa. 7. Hukum diartikan sebagai proses pemerintah. 8. Hukum diartikan sebagai perilaku teratur dan unik. 9. Hukum diartikan sebagai jalinan nilai. Universitas Sumatera Utara 10. Hukum diartikan sebagai seni. 8 Hukum tidak dapat dipisahkan dari kultur, selanjutnya M. Solly Lubis menyatakan bahwa melalui pendekatan kultur, pembinaan hukum dilihat bukan sekedar pergeseran waktu dari zaman kolonial ke zaman kemerdekaan lalu perlunya perubahan hukum, tetapi adalah juga pergeseran nilai yang ingin menjabarkan sistem nilai yang dianut ke dalam konstruksi hukum nasional. 9 Wiener mendefinisikan hukum sebagai suatu sistem pengawasan perilaku ethical control yang diterapkan terhadap sistem komunikasi. Wujud hukum adalah norma dan norma itu merupakan produk dari suatu pusat kekuasaan yang memiliki kewenangan untuk menciptakan dan menerapkan hukum. 10 Selama ini orang memandang hukum itu identik dengan peraturan perundang-undangan itu merupakan salah satu unsur dari keseluruhan sistem hukum. Sistem adalah keseluruhan bangunan hukum yang didukung oleh sejumlah asas. Asas-asas tersebut bertingkat-tingkat mulai dari grundorm yaitu pancasila sebagai asas filosofis kemudian Undang-Undang Dasar 1945 UUD sebagai asas konstitusional, dan akhirnya Undang-Undang sebagai asas operasional. 11 Berbicara tentang sistem hukum, maka sistem hukum itu terdiri dari 7 tujuh unsur yaitu: 12 8 Soerjono soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegak Hukum, PT. Raja grafindo Persada : Jakarta, 1985, halaman 33. 9

M. Solly Lubis, Serba Serbi Politik Dan Hukum, Mandar Maju : Bandung, halaman