Solly Lubis, Serba Serbi Politik Dan Hukum, Mandar Maju : Bandung, halaman

10. Hukum diartikan sebagai seni. 8 Hukum tidak dapat dipisahkan dari kultur, selanjutnya M. Solly Lubis menyatakan bahwa melalui pendekatan kultur, pembinaan hukum dilihat bukan sekedar pergeseran waktu dari zaman kolonial ke zaman kemerdekaan lalu perlunya perubahan hukum, tetapi adalah juga pergeseran nilai yang ingin menjabarkan sistem nilai yang dianut ke dalam konstruksi hukum nasional. 9 Wiener mendefinisikan hukum sebagai suatu sistem pengawasan perilaku ethical control yang diterapkan terhadap sistem komunikasi. Wujud hukum adalah norma dan norma itu merupakan produk dari suatu pusat kekuasaan yang memiliki kewenangan untuk menciptakan dan menerapkan hukum. 10 Selama ini orang memandang hukum itu identik dengan peraturan perundang-undangan itu merupakan salah satu unsur dari keseluruhan sistem hukum. Sistem adalah keseluruhan bangunan hukum yang didukung oleh sejumlah asas. Asas-asas tersebut bertingkat-tingkat mulai dari grundorm yaitu pancasila sebagai asas filosofis kemudian Undang-Undang Dasar 1945 UUD sebagai asas konstitusional, dan akhirnya Undang-Undang sebagai asas operasional. 11 Berbicara tentang sistem hukum, maka sistem hukum itu terdiri dari 7 tujuh unsur yaitu: 12 8 Soerjono soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegak Hukum, PT. Raja grafindo Persada : Jakarta, 1985, halaman 33. 9

M. Solly Lubis, Serba Serbi Politik Dan Hukum, Mandar Maju : Bandung, halaman

49. 10 Lili Rasjidi, Hukum Sebagai Suatu Sistem, PT. Remaja rosdakarya : Bandung, 1993, halaman 94. 11 Bismar Nasution, dkk, Perilaku Hukum Dan Moral Di Indonesia, USU Pers : Medan, 2004, halaman 29. 12 Sunarti Hartono, Upaya Meyusun Hukum Ekonomi Indonesia Pasca Tahun 2003, Seminar pembangunan hukum nasional VIII : BPHN Departemen kehakiman dan ham RI, 2003, halaman 227. Universitas Sumatera Utara 1. Asas-asas hukum. 2. Peraturan perundang-undangan yang terdiri dari : a. Undang-undang b. Peraturan-peraturan pelaksanaan undang-undang c. Yurisprudensi tetap case law d. Hukum kebiasaan. e. Konvensi-konvensi internasional. f. Asas-asas hukum internasional. 3. Sumber Daya Manusia yang profesional, bertanggunghawab dan sadar hukum. 4. Pranata-pranata hukum petunjuk-petunjuk hukum seperti contoh dilarang berhenti dilampu merah, yang apabila dilanggar akan menimbulkan akibat hukum. 5. Lembaga-lembaga hukum legislatif,eksekutif,yudikatif, termasuk : a. Struktur organisasinya. b. Kewenangannya. c. Prsoes dan prosedur. d. Mekanis kerja. 6. Sarana dan prasarana hukum, seperti: a. Furnitur dan lain-lain alat perkantoraan, termasuk komputer dan sistem manajemen perkantoran. b. Senjata dan lain-lain peralatan terutama untuk polisi. c. Kendaraan. d. Gaji. e. Kesejahteraan pegawaikaryawan. f. Anggaran pembangunan dan lain-lain. 7. Budaya hukum yang tercermin oleh prilaku pejabat eksekutif,legislatif, maupun yudikatif, tetapi juga perilaku masyarakat yang di Indonesia cenderung menghakimi sendiri sebelum benar-benar dibuktikan seorang tersangka atau tergugat benar-benar bersalah, melakukan suatu kejahatan atau perbuatan tercela. Berbicara tentang hukum pidana tidak akan terlepas dari masalah pokok yang menjadi titik perhatiannya, masalah pokok dalam hukum pidana tersebut meliputi masalah tindak pidana perbuatan jahat, kesalahan dan pidana serta korban. Hukum pidana adalah keseluruhan aturan-aturan ketentuan hukum Universitas Sumatera Utara mengenai perbuatan-perbuatan yang dapat dihukum dan aturan pidananya 13 . Yang menjadi masalah pokok dalam hukum pidana adalah 14 : 1. Perumusan perbuatan yang dilarang kriminalisasi. 2. Pertanggung jawaban pidana kesalahan. 3. Sanksi yang diancam, baik pidana maupun tindakan. Adapun yang menjadi unsur tindak pidana dibedakan atas unsur subjektif dan unsur objektif. Unsur subjektif adalah unsur-unsur yang melekat pada diri si pelaku, temasuk didalamnya adalah segala sesuatu yang terkandung didalam hatinya. Unsur subjektif dari tindak pidana meliputi: 15 1. Kesengajaan atau ketidak sengajaan dolus atau culpa. 2. Maksud pada suatu percobaan seperti yang dimaksud dalam pasal 53 ayat 1 KUHP. 3. Macam-macam maksud atau oogmer seperti misalnya yang terdapat dalam tindak pidana pencurian. 4. Merencanakan terlebih dahulu, seperti misalnya yang terdapat dalam pasal 340 KUHP. Sedangkan unsur objektifnya adalah unsur-unsur yang ada hubungannya dengan keadaan-keadaan yaitu didalam keadaan-keadaan mana tindakan-tindakan dari si pelaku itu harus dilakukan unsur objektif dari tindak pidana meliputi : 16 13 Martin Prodjohamidjojo, Memaham Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT Pradnya Paramita, halaman 5. 14 Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Semarang : UNDIP, 1995, halaman 50. 15

A. Fuad Usfa dan Tongat, Pengantar Hukum Pidana, Malang: Universitass