baru’ dan kata sifat untuk faktor ‘Conscientiousness’ disajikan sebagai dasar untuk aitem dengan tambahan ‘bertahan hingga tugas diselesaikan’. Aitem-aitem
yang ada dalam BFI memberikan keuntungan dengan kata sifat ringkas dan sederhana yaitu dapat mencegah ambiguitas atau arti ganda multiple meaning.
Ketika dilakukan pengujian pada sampel yang berasal dari negara Kanada dan Amerika Serikat, diperoleh reliabilitas alpha skala BFI berkisar antara 0.75
sampai 0.90 dan rata-rata reliabilitas tiap faktor diatas 0.80; reliabilitas tes retesnya dalam rentang waktu tiga bulan berada antara 0.80 sampai 0.85 dimana
memiliki mean sebesar 0.80 John Srivastava, 1999. Sedangkan penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Mariyanti 2012 diperoleh reliabilitas alpha
skala sebesar 0.70, yang berarti bahwa BFI yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia memiliki reliabilitas yang baik.
BFI yang digunakan dalam penelitian ini adalah BFI yang telah diadaptasi kedalam versi bahasa Indonesia yang dilakukan oleh Mariyanti 2012.
Berdasarkan teori tersebut ditemukan bahwa terjadi perbedaan indikator dari kelima faktor yang menyusun alat ukur BFI versi adaptasi Bahasa Indonesia, yaitu
Mariyanti, 2012:
1. Openness O adalah faktor yang melihat keterbukaan individu untuk mencari
tantangan dan hal-hal baru. Seseorang dikatakan terbuka terhadap pengalaman open to experience ketika memiliki karakteristik seperti cerdas dan suka
berpikir, memiliki ide-ide inovatif, percaya diri, mampu mempertimbangkan dan membuat suatu rencana dan menjalankannya serta memiliki rasa ingin
tahu yang besar.
Universitas Sumatera Utara
2. Neuroticism N adalah faktor yang mengidentifikasi individu yang rentan
terhadap distress psikologis, yaitu mudah mengalami rasa sedih, takut dan cemas berlebihan, memiliki dorongan berlebihan, tidak bisa menyesuaikan
respon dengan kondisi yang ada. Selain itu juga terlihat dalam bentuk perilaku mudah tersinggung irritability dan pemarah hostile. Seseorang dikatakan
neurotis ketika individu tersebut mudah merasa tertekan dan sedih, tidak mampu menghadapi situasi stress dengan baik, pencemas, suasana hati mudah
berubah, labil, pemalu dan perhatiannya mudah terganggu.
3. Conscientiousness C adalah faktor yang melihat kesadaran diri, motivasi dan
kemampuan mengorganisasikan sesuatu dalam mencapai suatu tujuan. Seseorang dikategorikan dalam faktor Conscientiousness ketika individu
tersebut memiliki karakteristik seperti teliti, terorganisir, tidak pemalas, menyukai suatu pekerjaan yang rutin serta mampu bertahan dan mengerjakan
suatu tugas hingga selesai.
4. Extraversion E adalah faktor yang melihat aktivitas yang dilakukan sehari-
hari dan kemampuan melakukan hubungan interpersonal individu. Seseorang dikatakan extrovert apabila individu tersebut suka mengobrol, tidak pendiam,
santai, mudah bergaul dan senang bekerjasama dengan orang lain.
5. Agreeableness A adalah faktor yang melihat kualitas trust dan seni individu.
Seseorang dikategorikan dalam faktor Agreeableness ketika individu tersebut memiliki karakteristik seperti senang membantu dan tidak egois, mudah
memaafkan dan mempercayai orang lain, dan memiliki apresiasi terhadap seni, musik atau sastra.
Universitas Sumatera Utara
B. Differential Item Functioning DIF