B. Differential Item Functioning DIF
1. Definisi
DIF adalah istilah teknis dalam ilmu pengukuran. DIF merupakan keadaan yang menyatakan bahwa fakta-fakta empiris yang telah dianalisis menggunakan
metodologi yang terstandarisasi menunjukkan bahwa sebuah aitem tes bekerja secara berbeda untuk dua kelompok atau lebih. Semua prosedur yang digunakan
untuk mengidentifikasi DIF perlu mempertimbangkan variasi kemampuan kelompok Osterlind Everson, 2009 dalam Osterlind, 2010. DIF juga
menjelaskan performansi aitem secara individual dan tidak dihubungkan dengan tes secara keseluruhan Osterlind, 2010. Selain definisi diatas, Thiesse, Steinberg
Wainer dalam Reeve, 2002 menyatakan bahwa DIF merupakan kondisi sebuah aitem yang berfungsi secara berbeda untuk responden dari kelompok yang
satu dengan kelompok yang lain. Dengan kata lain, responden dengan kesamaan pada level trait laten, tetapi berasal dari populasi yang berbeda memiliki
kemungkinan berbeda dalam merespon sebuah aitem. Menurut kajian psikometri, awalnya diskusi mengenai DIF berada pada
tataran emosional dan politik yaitu mengenai tes yang dianggap adil dan konsekuensi dari penggunaan tes terhadap pengambilan keputusan, kemudian
diskusi terkini yang dilakukan oleh Camilli dalam Osterlind, 2010 mengenai tes yang adil dipandang dari perspektif yang lebih luas, yaitu meliputi dampak dan
penggunaan tes yang bersifat merugikan. Banyak ahli psikometri yang menguji masalah-masalah praktis pengujian DIF memfokuskan usaha-usaha mereka pada
pengidentifikasian secara akurat terhadap fenomena tersebut Osterlind, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Istilah DIF sering dianggap sama dengan bias aitem .
Beberapa penelitian menyatakan bahwa istilah DIF dan bias aitem sering dipertukarkan. Sebaliknya,
terdapat juga penelitian yang menyatakan bahwa DIF dan bias aitem merupakan dua konsep yang berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Ellis Raju dalam Acar, 2011 menggunakan istilah DIF yang sering dipertukarkan dengan bias aitem. Pada akhir tahun
1980an, istilah DIF berubah posisi dari istilah ‘bias aitem’. DIF mengungkap perbedaan dalam kesempatan menjawab aitem dengan benar dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan tiap kelompok yang telah diukur disesuaikan dengan aitem Embretson Reise, 2000; Lord, 1980 dalam Acar,
2011. Dalam studi mengenai DIF, diperlukan perbandingan performansi pada aitem tes suatu kelompok pada tingkat kemampuan yang sama tetapi memiliki
karakteristik demografis yang berbeda, seperti pria-wanita atau Asia-Eropa Greer, 2004 dalam Acar, 2011.
Sebaliknya, Camilli, dkk dalam Zumbo, 1999 menjelaskan bahwa konsep mengenai DIF dan Bias merupakan dua hal yang berbeda. Bias aitem
terjadi ketika individu dari satu kelompok cenderung untuk menjawab aitem dengan benar atau menyetujui pernyataan dalam aitem dibandingkan peserta
individu dari kelompok lainnya, karena beberapa karakteristik dari aitem yang dipakai dalam mengukur atau situasi pengukuran yang tidak relevan dengan
tujuan tes. Sedangkan DIF merupakan sebuah kondisi yang terjadi ketika pengujian terhadap dua kelompok menunjukkan kemungkinan untuk menyetujui
atau tidak menyetujui aitem yang berbeda,karena faktor-faktor seperti ras, budaya,
Universitas Sumatera Utara
kabangsaan, daerah demografis, dan lain-lain, setelah kemampuan dasar yang telah disetarakan Camilli Shepard, 1994; Clauser Mazor, 1998 dalam
Zumbo, 1999. Dalam penelitian ini menggunakan konsep DIF yang sama dengan bias aitem. Hal ini dikarenakan DIF merupakan bagian dari bias, yaitu dua
kelompok berasal dari populasi yang berbeda memiliki kesempatan yang berbeda dalam menyetujui aitem setelah kemampuan dasar yang telah disetarakan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa karakteristik seperti budaya, demografis, ras, dan lain- lain.
2. Jenis-jenis DIF