Pasal 61 Keadaan-keadaan seperti
ditentukan dalam Pasal-pasal 2 dan 3 akan mengakibatkan
segera berlakunya
ratifikasi-ratifikasi yang telah
disimpan dan
pernyataan turut serta yang telah diberitahukan oleh
Pihak-pihak yang bertikai sebelum
atau sesudah
dimulainya pertempuran atau pendudukan. Dewan Federal
Swis akan meneruskan dengan cara secepat-cepatnya tiap
ratifikasi atau pernyataan turut serta yang diterima
dari Pihak-pihak yang bertikai.
Pasal 62 Tiap Pihak Peserta
Agung bebas untuk menyatakan tidak terikat lagi oleh
Konvensi ini.
Pernyataan tidak
terikat lagi ini harus diberitahukan
secara tertulis kepada Dewan
Federal Swis, yang akan meneruskan hal itu kepada
Pemerintah-pemerintah semua Pihak-pihak Peserta Agung.
terikat lagi mulai berlaku satu
tahun sesudah
pemberitahuannya disampaikan kepada Dewan federal Swis.
Namun suatu pernyataan tidak terikat
lagi yang
diberitahukan pada suatu saat ketika Negara yang
memutuskan ikatan itu terlibat dalam pertikaian,
tidak akan berlaku sampai perdamaian telah dicapai dan
sesudah
operasi yang
bersangkutan dengan
pembebasan dan pemulangan dari orang-orang yang
dilindungi oleh Konvensi ini telah diakhiri.
Pernyataan tidak
terikat lagi akan berlkau hanya bagi Negara yang
menyatakannya. Pernyataan tidak terikat lagi sekali-
kali tidak mengurangi kewajiban Pihak-pihak yang
bertikai untuk memenuhi kewajiban-kewajiban
berdasarkan azas-azas hukum antar bangsa yang beradab,
hukum perikemanusiaan dan panggilan hati nurani
manusia.
Pasal 63 Dewan Federal Swis
harus mendaftarkan Konvensi ini
Perserikat Bangsa-bangsa. Dewan Federal Swis juga
harus memberitahukan
Sekretariat Perserikat
Bangsa-bangsa tentang semua ratifikasi-ratifikasi,
pernyataan turut serta dan pernyataan-pernyataan tidak
terikat lagi yang diterima olehnya berkenaan dengan
Konvensi ini.
UNTUK KESAKSIAN
HAL-HAL TERSEBUT DIATAS
yang bertanda tangan di bawah ini, setelah jelas
kuasa penuhnya masing-masing telah
menandatangani Konvensi ini.
DIBUAT
di Jenewa hari keduabelas Agustus 1949,
dalam bahasa-bahasa
Inggreris dan Perancis. Naskah asli akan disimpan
dalam Arsip Konfederasi Swis. Dewan Federal Swis
akan meneruskan salinan- salinan yang disahkan
daripada Konvensi ini kepada negara-negara penandatangan
dan negara-negara yang telah menyatakan turut serta.
III. KONVENSI JENEWA 12 AGUSTUS TAHUN 1949
TERHADAP TAWANAN PERANG
Yang bertandatangan dibawah ini,
Wakil-wakil Kuasa Penuh dari Pemerintah-pemerintah yang
hadir pada Konferensi Diplomatik yang diadakan di
Jenewa dari tanggal 21 April sampai dengan tanggal 12
Agustus 1949, dengan maksud meninjau kembali Konvensi
yang diadakan di Jenewa pada tanggal 27 Juli, 1929
mengenai Perlakuan Tawanan Peranga telah berjanji
sebagai berikut :
Bagian I KETENTUAN-KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Pihak-pihak
Peserta Agung berjanji untuk menghormati dan menjamin
penghormatan Konvensi ini dalam segala keadaan.
Pasal 2 Sebagai tambahan
atas ketentuan-ketentuan
yang akan dilaksanakan dalam waktu damai, maka Konvensi
ini akan berlaku untuk semua peristiwa perang yang
diumumkan atau setiap pertikaian
bersenjata
Peserta Agung,
sekalipun keadaan perang tidak diakui oleh salah satu
antara mereka.
Konvensi ini juga akan berlaku untuk semua
peristiwa pendudukan
sebagian atau seluruhnya dari wilayah Pihak Peserta
Agung, sekalipun pendudukan tersebut tidak menemui
perlawanan bersenjata.
Meskipun salah
satu dari Negara-negara dalam pertikaian mungkin
bukan peserta Konvensi ini, Negara-negara yang menjadi
perserta Konvensi ini akan sama tetap terikat olehnya
didalam hubungan antara mereka. Mereka selanjutnya
terikat oleh Konvensi ini dalam hubungan dengan Negara
bukan peserta, apabila Negara
yang tersebut
kemudian ini menerima dan melaksanakan
ketentuan- ketentuan Konvensi ini.
Pasal 3 Dalam
hal pertikaian bersenjata yang
tidak bersifat internasional yang berlangsung dalam
wilayah salah satu Pihak Peserta Agung, tiap Pihak
Setiap Negara netral, atau
organisasi yang
diundang oleh Negara yang bersangkutan atau yang
mengajukan diri untuk maksud-maksud itu, harus
bertindak dengan rasa tanggung jawab terhadap
Pihak dalam pertikaian yang ditaati oleh orang-orang
yang
dilindungi oleh
Konvensi ini, dan harus memberikan cukup jaminan-
jaminan bahwa ia mampu untuk menjalankan
pekerjaan- pekerjaan yang bersangkutan
serta akan melakukannya secara tak berpihak.
Penyimpangan dari
ketentuan-ketentuan diatas dengan persetujuan khusus,
tidak boleh dibuat bila salah satu negara walau
sementara
terbatas kebebasannya untuk berunding
dengan Negara lain atau sekutu-sekutunya
karena peristiwa-peristiwa militer,
terutama bila seluruh atau sebagian besar dari wilayah
Negara tersebut telah diduduki.
Di manapun dalam Konvensi ini ada disebutkan
Pasal 11 Dalam hal-hal di
mana oleh mereka dianggap perlu demi kepentingan
orang-orang yang dilindungi, terutama dalam hal terdapat
perbedaan pendapat antara Pihak-Pihak dakan pertikaian
mengenai pelaksanaan atau penafsiran
ketentuan- ketentuan Konvensi ini, maka
Negara-negara Pelindung
harus memberikan jasa-jasa baik
mereka untuk
menyelesaikan perbedaan
pendapat itu. Untuk maksud itu,
tiap Negara Pelindung boleh, baik atas undangan salah
satu Pihak atau atas inisiatip
sendiri, mengusulkan kepada Pihak-
pihak dalam pertikaian suatu pertemuan antara wakil-wakil
mereka, terutama penguasa- penguasa yang bertanggung
jawab atas tawanan perang, yang
sedapat mungkin
diadakan di wilayah netral yang
telah dipilih
sepantasnya. Pihak-Pihak
Bagian II
PERLINDUNGAN UMUM BAGI TAWANAN PERANG
Pasal 12 Tawanan
perang adalah tawanan Negara musuh,
bukan tawanan
orang- perorangan atau kesatuan-
kesatuan militer yang telah menawan mereka. Lepas dari
tanggung jawab perseorangan yang mungkin ada, Negara
Penahan bertanggung jawab atas
perlakuan yang
diberikan kepada mereka. Tawanan
perang hanya dapat dipindahkan oleh
Negara Penahan ke suatu Negara yang menjadi peserta
Konvensi , dan setelah
tawanan itu
berkehendak dan sanggup untuk melaksanakan Konvensi.
Apabila tawanan perang dipindahkan dalam keadaan
tersebut, maka tanggung jawab tentang pelaksanaan
Konvensi terletak pada Negara yang telah menerima
mereka, selama mereka berada di bawah pengawasannya.
Walaupun demikian, apabila Negara itu gagal
dalam menerapkan ketentuan- ketentuan Konvensi dalam
sesuatu hal yang penting, maka setelah pemberitahuan
tentang hal tersebut oleh Negara Pelindung, Negara
yang memindahkan tawanan perang itu harus mengambil
tindakan-tindakan effektip untuk memperbaiki keadaan
atau
harus meminta
pengembalian dari tawanan perang itu. Permintaan itu
harus dikabulkan.
Pasal 13 Tawanan
perang harus diperlakukan dengan
perikemanusiaan. Setiap
perbuatan yang bertentangan dengan hukum, atau kelalaian
Negara Penahan
yang mengakibatkan kematian atau
benar-benar membahayakan
kesehatan tawanan perang yang berada
di bawah pengawasannya, adalah dilarang dan harus
dianggap sebagai pelanggaran berat dari Konvensi ini.
Tawanan perang terutama tidak boleh dijadikan obyek
pengudungan
jasmani, percobaan-percobaan
kedokteran atau ilmiah dalam bentuk apapun juga yang
tidak dibenarkan oleh pengobatan
kedokteran, kedokteran
gigi atau
kesehatan dari tawanan bersangkutan dan dilakukan
demi kepentingannya.
Tawanan perang
juga harus
selalu dilindungi,
terutama terhadap tindakan-tindakan
kekerasan atau ancaman- ancaman, dan terhadap
penghinaan-penghinaan serta tontonan umum.
Tindakan-tindakan pembalasan terhadap tawanan
perang dilarang. Pasal 14
Tawanan perang
dalam segala keadaan berhak akan penghormatan terhadap
pribadi dan martabatnya. Wanita
diperlakukan dengan segala kehormatan yang patut
diberikan mengingat jenis kelamin mereka, dan dalam
segala hal harus mendapat perlakuan sebaik dengan yang
diberikan kepada pria.
Tawanan perang
akan tetap
memiliki kemampuan keperdataan penuh
yang mereka miliki pada saat penangkapan mereka. Negara
Penahan
tidak boleh
membatasi penggunaan hak-hak yang timbul dari kemampuan
tersebut, baik di dalam maupun diluar wilayahnya
sendiri, kecuali sejauh yang diperlukan oleh penawan yang
bersangkutan.
Pasal 15 Negara
yang menahan tawanan perang wajib
menjamin pemeliharaan mereka dan perawatan kesehatan yang
dibutuhkan oleh mereka dengan cuma-cuma.
Pasal 16 Dengan
memperhatikan ketentuan-
ketentuan Konvensi ini mengenai pangkat dan jenis
kelamin, dan dengan tidak mengurangi
perlakuan istimewa
yang dapat
kepercayaan, agama atau pandangan-
pandangan politik, atau perbedaan lainnya yang
didasarkan atas kriteria serupa itu.
Bagian III PENAWANAN