catatan ini sedapat mungkin harus meliputi :
a nama negara
yang ditaatinya;
b nomor tentara, resimen, pribadi atau n.r.p.;
c nama keluarga; d nama atau nama-nama
kecil; e tanggal lahir;
f tiap keterangan lainnya yang tercantum pada
kartu atau
tanda pengenalnya;
g tanggal dan tempat penangkapan
atau kematian;
h keterangan-keterangan mengenai luka-luka atau
penyakit atau penyebab kematian.
Keterangan-keterangan tersebut di atas selekas
mungkin harus dikirim kepada Biro Penerangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 122 dari Konvensi Jenewa tentang
Perlakuan Tawanan Perang tanggal 12 Agustus 1949,
yang harus meneruskannya kepada negara yang ditaati
oleh orang-orang itu, dengan perantaraan Negara Pelindung
Pihak-pihak dalam
sengketa harus menyiapkan dan saling mengirimkan
melalui Biro
diatas, Keterangan kematian atau
daftar-daftar kematian yang disahkan sewajarnya. Mereka
juga harus mengumpulkan dan mengirimkan melalui biro
yang sama separuh dari tanda pengenal rangkap, atau tanda
pengenal itu sendiri apabila tanda pengenal tunggal,
surat wasiat atau dokumen- dokumen lainnya yang penting
bagi keluarga terdekat; uang dan pada umumnya semua
barang-barang yang bernilai intrinsik atau sentimentil,
yang ditemukan pada jenazah. Barang-barang ini, bersama
dengan barang-barang yang tak dikenal, harus dikirm
dalam bungkusan-bungkusan yang disegel, disertai
pernyataan-pernyataan yang memberikan segala keterangan
yang perlu untuk mengenali pemiliknya yang meninggal,
dan suatu daftar lengkap mengenai isi bungkusan itu.
Pasal 20 Pihak-pihak
dalam sengketa harus menjamin
mengizinkan, didahului
oleh suatu
pemeriksaan teliti, apabila mungkin
pemeriksaan kedokteran medis atas
jenazah untuk menegaskan kematian itu, menetapkan
identitas
dan untuk
memungkinkan dibuatnya suatu laporan. Jika suatu tanda
pengenal rangkap
dipergunakan, maka separuh dari tanda itu harus tetap
ditinggalkan pada jenazah itu.
Apabila jenazah
didaratkan, maka ketentuan Konvensi Jenewa tentang
Perbaikan Keadaan yang Luka dan Sakit dalam Angkatan
Perang di Medan Pertempuran Darat tanggal 12 Agustus
1949 akan berlaku.
Pasal 21 Pihak-pihak
dalam sengketa
dapat mohon
kemurahan hati para nakhoda kapal niaga netral, kapal
pesiar atau kapal lainnya, untuk menaikkan ke kapal
mereka dan merawat orang- orang yang luka, sakit atau
mengumpulkan yang meninggal. Kapal-kapal
macam apapun
yang memenuhi
permohonan ini, dan kapal- kapal yang atas kemauan
sendiri telah mengumpulkan orang-orang yang luka, sakit
atau karam, harus mendapat perlindungan dan fasilitas
istimewa untuk menjalankan bantuan tersebut.
Mereka sekali-kali
tidak boleh ditangkap karena pengangkutan
tersebut; tetapi mereka tetap dapat
ditangkap atas
tiap pelanggaran netralitas yang
mungkin mereka lakukan, bila tidak ada sesuatu janji yang
bertentangan dengan itu.
Bab III KAPAL KESEHATAN
Pasal 22 Kapal
kesehatan militer, yaitu kapal-kapal
yang dibuat
atau diperlengkapi oleh negara-
negara khusus dan terutama dengan maksud untuk membantu
yang luka, sakit dan korban karam, untuk mengobati
mereka dan untuk mengangkut mereka dalam keadaan apapun
Ciri-ciri kapal yang harus tercantum dalam
pemberitahuan itu harus meliputi ukuran besar kapal
seluruhnya yang daftarkan, panjang kapal dari haluan
sampai ke buritan dan jumlah layar dan cerobong asap.
Pasal 23 Bangunan-bangunan di
darat yang berhak atas perlindungan dari Konvensi
Jenewa untuk Perbaikan Keadaan yang Luka dan Sakit
dalam Angkatan Perang di Medan Pertempuran Darat
tanggal 12 Agustus 1949, harus dilindungi dari
pengeboman atau serangan dari laut.
Pasal 24 Kapal kesehatan yang
dipergunakan oleh
Perhimpuan-perhimpunan Palang Merah Nasional, oleh
perhimpunan-perhimpunan penolong yang diakui resmi
dari penangkapan, apabila Pihak
dalam sengketa yang mereka taati telah memberikan
mereka suatu tugas resmi dan selama ketentuan Pasal 22
mengenai pemberitahuan telah dipenuhi.
Kapal-kapal itu harus dilengkapi dengan surat-
surat keterangan dari penguasa-penguasa
yang bertanggungjawab,
yang menerangkan bahwa kapal-
kapal selama diperlengkapi dan pada waktu berangkat ada
dibawah pengawasan mereka.
Pasal 25 Kapal kesehatan yang
dipergunakan oleh
Perhimpunan Palang Merah Nasional, oleh Perhimpunan
Penolong yang diakui resmi oleh orang-orang swasta dari
negara-negara netral, harus mendapat perlindungan yang
sama seperti perlindungan yang diberikan kepada kapal
kesehatan militer dan harus dikecualikan
penangkapan, dengan syarat bahwa
mereka telah
menempatkan diri mereka dibawah pengawasan salah
satu pihak dalam sengketa, dengan persetujuan terlebih
dahulu dari pemerintah mereka
serta dengan
kewenangan dari pihak dalam sengketa
bersangkutan, selama ketentuan Pasal 22
mengenai pemberitahuan telah dipenuhi.
Pasal 26 Perlindungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal-pasal 22, 24 dan 25
akan berlaku bagi kapal- kapal kesehatan dari tiap
ukuran berat dan bagi sekoci-sekoci penolongnya,
dimana saja kapal-kapal itu berlayar. Walaupun demikian,
untuk menjamin kesenangan dan keamanan yang maksimal,
Pihak-pihak yang bertikai harus berusaha menggunakan
hanya kapal-kapal kesehatan yang melebihi 2.000 ton
penuh untuk pengangkutan yang luka,sakit dan korban
karam dalam jarak jauh dan di laut lepas.
pasal 27 Berdasarkan
syarat yang sama seperti yang ditentukan dalam Pasal-
psal 22 dan 24, kapal-kapal kecil yang dipergunakan oleh
Negara atau oleh badan-badan penolong korban karam yang
diakui resmi untuk operasi pertolongan
sepanjang pantai, harus juga dihormati
dan dilindungi sejauh kepentingan-kepentingan
operasionil mengizinkannya.
Keadaan di atas mungkin berlaku bagi instalasi
pantai tetap yang melulu dipakai oleh kapal-kapal itu
untuk
tugas-tugas perikemanusiaan mereka.
Pasal 28 Bilamana pertempuran
terjadi di kapal perang, ruangan-ruangan
pengobatanperawatan kesehatan harus dihormati
dan sedapat mungkin tidak diganggu.
Ruangan pengobatankesehatan
dan perlengkapannya akan tetap
tunduk pada hukum perang, tapi tak dapat dipisahkan
dari tujuannya selama ruangan itu masih dibutuhkan
bagi yang luka dan sakit.
Pasal 29 Setiap kapal kesehatan
yang berada di pelabuhan yang jatuh dalam tangan
musuh harus diperkenankan untuk meninggalkan pelabuhan
tersebut.
Pasal 30 Kapal-kapal
yang disebut dalam Pasal-pasal
22, 24, 25 dan 27 harus memberikan pertolongan dan
bantuan kepada yang luka, sakit dan korban karam tanpa
perbedaan kebangsaan.
Pihak-pihak Peserta
Agung berjanji tidak akan menggunakan kapal-kapal itu
untuk tujuan kemiliteran apapun.
Kapal-kapal demikian sekali-kali tidak boleh
menghambat gerakan-gerakan pihak-pihak yang berperang.
berakhirnya tiap pertempuran segala tindakan itu menjadi
tanggung jawabnya sendiri.
Pasal 31 Pihak-pihak
yang bertikai berhak mengawasi
serta memeriksa kapal-kapal yang tersebut dalam Pasal-
pasal 22, 24, 25 dan 27. Mereka boleh menolak bantuan
kapal-kapal
itu, memerintahkan kapal-kapal
itu berangkat, menyuruh kapal-kapal itu mengambil
arah tertentu, mengawasi pemakaian radio dan alat
perhubungan lainnya, bahkan menahan kapal-kapal itu
selama jangka waktu yang tidak melampau tujuh hari
sejak waktu pencegahan itu, apabila
kegawatan menghendaki demikian.
Mereka dapat
menempatkan seorang petugas di atas kapal itu untuk
sementara waktu, yang khusus bertugas untuk melihat
pelaksanaan perintah yang diberikan
berdasarkan ketentuan-ketentuan
dari paragrap diatas.
Pihak-pihak yang
bersengketa sedapat mungkin mencantumkan dalam buku
yang mereka berikan kepada
nakhoda kapal itu, dalam bahasa yang dapat dimengerti
oleh nakhoda kapal itu,
Pihak-pihak yang
bertikai, baik secara unilateral atau dengan
persetujuan khusus, dapat menempatkan di kapal mereka
peninjau-peninjau
netral yang
akan mengawasi
pengindahan yang teliti dari ketentuan-ketentuan
yang termuat dalam Konvensi ini.
Pasal 32 Kapal-kapal
yang disebutkan dalam Pasal-pasal
22,24,25 dan 27 tidak digolongkan dalam kapal
perang apabila berlabuh di pelabuhan netral.
Pasal 33 Kapal-kapal niaga yang
telah dirubah menjadi kapal- kapal kesehatan tak dapat
dipergunakan untuk maksud- maksud
lain selama
permusuhan berlangsung. Pasal 34
Perlindungan yang
merupakan hak
kapal kesehatan dan ruangan
pengobatankesehatan tidak akan berakhir, kecuali jika
yang berada di luar kewajiban-
kewajiban perikemanusiaan mereka yang merugikan musuh.
Tetapi perlindungan hanya dapat berakhir setelah
diberikan
peringatan sepatutnya denan menyebutkan
dimana perlu suatu batas waktu yang pantas, dan
setelah peringantan demikian tetap tidak diindahkan.
Kapal kesehatan
terutama tak boleh memiliki atau memakai kode rahasia
untuk radio atau alat komunikasi lainnya.
Pasal 35 Keadaan-keadaan berikut
ini tidak boleh dianggap sebagai
meniadakan perlindungan atas kapal
kesehatan dan ruangan pengobatankesehatan kapal-
kapal : 1 Kenyataan bahwa awak
kapal-kapal kesehatan atau
ruangan-ruangan pengobatan dipersenjati
untuk memelihara
keamanan, untuk membela diri, atau untuk membela
yang sakit dan luka.
melulu dimaksudkan untuk memudahkan
pelayaran atau komunikasi di atas
kapal. 3 Penemuan
di kapal
kesehatan atau dalam ruangan
pengobatan senjata ringan dan mesiu
yang diambil dari yang luka, sakit dan korban
karam dan yang belum diserahkan kepada dinas
yang bersangkutan.
4 Kenyataan bahwa
kegiatan-kegiatan perikemanusiaan
dari kapal-kapal kesehatan
dan ruangan-ruangan
pengobatankesehatan atau awaknya meluas
sampai pada perawatan orang-orang sipil yang
luka, sakit atau karam.
5 Pengangkutan alat
perlengkapan dan
anggota-anggota yang
melulu diperuntukan
keperluan kesehatan yang jauh melampau kebutuhan-
kebutuhan normal.
Bab IV ANGGOTA DINAS KEAGAMAAN,