39
didaftarkan. Panitera Pengadilan menyampaikan salinan permohonan peninjauan kembali berikut salinan bukti pendukung kepada termohon dalam jangka waktu
paling lambat 2 dua hari setelah tanggal permohonan didaftarkan. Pihak termohon dapat mengajukan jawaban terhadap permohonan peninjauan kembali
yang diajukan, dalam jangka waktu 10 sepuluh hari setelah tanggal permohonan peninjauan kembali didaftarkan. Panitera Pengadilan wajib menyampaikan
jawaban kepada Panitera Mahkamah Agung, dalam jangka waktu paling lambat 12 dua belas hari setelah tanggal permohonan didaftarkan.
39
Mahkamah Agung segera memeriksa dan memberikan putusan atas permohonan peninjauan kembali dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga
puluh hari setelah tanggal permohonan diterima Panitera Mahkamah Agung. Putusan atas permohonan peninjauan kembali harus diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum. Dalam jangka waktu paling lambat 32 tiga puluh dua hari setelah tanggal permohonan diterima Panitera Mahkamah Agung, Mahkamah
Agung wajib menyampaikan kepada para pihak salinan putusan peninjauan kembali yang memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang mendasari
putusan tersebut.
40
D. Akibat Hukum Terhadap Putusan Pailit
Pada dasarnya, kedudukan kreditur adalah sama paritas creditorum dan karenanya mereka mempunyai hak yang adil atas hasil eksekusi dari budel pailit
39
Bernadette Waluyo, Hukum Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Bandung : Penerbit Mandar Maju, 1999, hlm 96-97.
40
Ibid, hlm 97.
Universitas Sumatera Utara
40
sesuai dengan besarnya tagihan kreditur tersebut masing-masing. Dengan demikian, meskipun kedudukan kreditur adalah sama dalam kepailitan, tetapi ada
pada praktiknya dalam pengurusan danatau pembesaran budel pailit, tidak sama kreditur akan mendapatkan haknya secara penuh sesuai dengan besarnya tagihan
kreditur masing-masing. Meskipun dala hal yang demikian, debitur tidak kehilangan kecakapannya
untuk melakukan perbuatan hukum volkomen handelingsbevoeged, perbuatan- perbuatannya tidak mempunyai akibat hukum atas kekayaannya yang termasuk
dalam budel kepailitan. Artinya, jika debitur melanggar ketentuan hukum ketentuan ini maka perbuatannya tidak mengikat kekayaannya tersebut, kecuali
perikatan yang bersangkutan mendatangkan keuntungan bagi budel pailit. Oleh karena itu, sejak penetapan putusan pailit diucapkan oleh pengadilan niaga,
pengurusan dan pemberesan pailit ditugaskan kepada kurator.
41
Dengan dijatuhkannya putusan kepailitan, mempunyai pengaruh bagi debitur dan harta bendanya. Begitu pula haka-hak debitur yang tidak dapat
menghasilkan kekayaan atau barang-barang milik pihak ketiga yang kebetulan berada di tangan si pailit, tidak dapat dikenakan eksekusi.
42
Setelah putusan pailit diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum maka putusan itu menjadi
mengikat secara hukum. Akibatnya adalah sebagai berikut:
43
1. Segala produk pengadilan terhadap setiap bagian dari harta debitur yang telah
dimulai sebelum kepailitan, harus dihentikan seketika.
41
R. Anton Suyatno, Pemanfaatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang sebagai Upaya Mencegah Kepailitan, Edisi I, Cetakan 1 Jakarta: Penerbit Kencana, 2012, hlm 47-49.
42
Zainal Asikin, Op.Cit, hlm 53.
43
Syamsudin M. Sinaga, Op.Cit, hlm 117.
Universitas Sumatera Utara
41
2. Semua penyitaan yang telah dilakukan menjadi hapus.
3. Debitur pailit yang sedang ditahan karena melanggar UUK dan PKPU, harus
dilepaskan seketika. 4.
Semua perjanjian pengalihan hak atas tanah, balik nama kapal, pembebanan hak tanggungan, hipotek atau jaminan fidusia, yang telah diperjanjikan
terlebih dahulu, tidak dapat dilaksanakan. 5.
Tidak ada daluarsa terhadap tagihan yang akan diajukan untuk dicocokan. 6.
Apabila ada perjanjian penyerahan benda dagangan dengan suatu jangka waktu tertentu dan pihak yang menyerahkan dinyatakan pailit, maka
perjanjian penyerahannya hapus. 7.
Perjanjian sewa yang dilakukan oleh debitur dapat dihentikan kurator maupun yang menyewakan benda.
8. Pekerja pada debitur pailit, dapat memutuskan hubungan kerja.
9. Hak eksekusi kreditur separatis ditangguhkan paling lama 90 hari.
10. Segala tuntutan hukum yang menyangkut harta debitur pailit, diajukan oleh
atau kepada kurator. 11.
Segala perbuatan hukum debitur pailit yang merugikan kepentingan kreditur, yang dilakukan sebelum putusan pailit diucapkan, dapat dibatalkan dengan
lembaga actio paulina. Untuk memberikan jaminan hidup sehari-hari dan untuk melindungi hak
asasi debitur pailit, maka kepailitannya tidak berakibat terhadap:
44
44
Ibid., hlm 50.
Universitas Sumatera Utara
42
1. Benda, termasuk hewan yang benar-benar dibutuhkan oleh debitur pailit
sehubungan dengan pekerjaannya berikut perlengkapan. 2.
Alat-alat medis yang dipergunakan untuk kesehatan debitur pailit. 3.
Tempat tidur dan perlengkapan serta bahan makanan untuk 30 hari bagi debitur pailit dan keluarganya.
4. Segala sesuatu yang diperoleh debitur pailit dari pekerjaannya.
5. Uang yang diberikan kepada debitur pailit untuk memenuhi nafkah menurut
undang-undang. Kepailitan hanya mengakibatkan debitur pailit kehilangan hak keperdataan
untuk menguasai, mengurus dan mengalihkan hartanya. Kewenangan untuk mengurus dan mengalihkan harta atau budel pailit beralih karena hukum kepada
kurator. Namun, apabila menyangkut harta benda yang akan diperolehnya dan tetap dapat melakukan perbuatan hukum untuk menerima harta benda yang akan
diperolehnya itu dan harta itu kemudian menjadi bagian dari harta pailit. Pada prinsipnya, semua perikatan yang dilakukan debitur pailit, tidak akan dan tidak
dapat dibayar dari harta pailit, kecuali apabila perikatan itu menguntungkan atau menambah nilai harta pailit.
45
Adapun akibat-akibat hukum putusan kepailitan yakni:
46
1. Bagi si pailit dan hartanya
Bagi debitur, sejak diucapkannya putusan kepailitan, ia kehilangan hak untuk melakukan pengurusan atas harta bendanya. Pengurusan dan penguasaan
45
Ibid., hlm 118.
46
Zainal Asikin, Op.Cit, hlm 53-72.
Universitas Sumatera Utara
43
harta pailit itu akan beralih ke tangan Balai Harta Peninggalan dan Balai Harta Peninggalan akan bertindak selaku pengampu kurator.
2. Pengaruh kepailitan terhadap tuntutan tertentu
Dengan dijatuhkannya putusan kepailitan mempunyai pengaruh terhadap tuntutan-tuntutan hukum tertentu yang ditujukan kepada debitur. tuntutan
hukum tersebut adalah tuntutan yang berpokok pangkal pada hak-hak dan kewajiban yang termasuk dalam harta pailit dan tuntutan yang mendapatkan
pemenuhan suatu perikatan dari harta pailit, atau tuntutan hukum yang ditujukan kepada suatu prestasi suatu pembayaran dari harta pailit.
3. Pengaruh terhadap pelaksanaan hukum eksekusi
Dengan adanya putusan kepailitan akan berpengaruh terhadap pelaksanaan eksekusi. Terhadap pelaksanaan hukum terhadap harta pailit atau bagiannya,
yang dimulai sebelum adanya putusan, maka setelah adanya putusan kepailitan. Pelaksanaan-pelaksanaan hukum itu harus diakhiri. Pelaksanaan
hukum yang dimaksud adalah penyitaan eksekusi, paksaan badan sandera, uang paksa, penjualan barang untuk melunasi utang, pembalikan nama,
hipotik, oogsverband, dan kelampauan waktu daluarsa. 4.
Pengaruh kepailitan terhadap perjanjian timbal balik Penyitaan kepailitan setelah terjadinya perjanjian timbal balik misalnya: jual
beli antara si pailit penjual dengan pihak ketiga pembeli, maka pernyataan kepailitan itu tidak akan mempengaruhi perjanjian timbal balik
tersebut. Selain itu, harus pula diperhatikan tenggang waktu perjanjian sewa-
Universitas Sumatera Utara
44
menyewa itu diakhiri, dalam arti tenggang waktu 3 bulan merupakan hal yang umum dalam mengakhiri perjanjian sewa-menyewa.
5. Akibat putusan pailit terhadap kewenangan berbuat si pailit dalam bidang
hukum harta kekayaan Baranag-barang yang terpisah dari harta kekayaan dari harta kepailitan
sebagai akibat perbuatan debitur, dengan adanya pembatalan oleh BHP, maka barang-barang itu akan kembali lagi ke dalam harta pailit. Kewenangan
yang diberikan kepada BHP merupakan suatu yang logis, karena hanya BHP- lah yang ditugaskan untuk membela kepentingan harta pailit dan hak-hak
krediturnya. 6.
Pengaruh kepailitan terhadap perkawinan Sejak perkawinan terjadilah apa yang dinamakan persatuan atau pencampuran
harta kekayaan antara suami-istri demi undang-undang. Akan tetapi, apabila dikehendaki sebalinya, suami istri dapat membuat suatu perjanjian
perkawinan dengan akta notaris sebelum berlangsung perkawinan, untuk mengadakan pemisahan harta perkawinan. Maksud dair pailit adalah baik
suami maupun istri dari pailit yang berada dalam kebersamaan harta itu. Akibat hukum lebih jauh dari adanya kepailitan bagi seorang istri, si suami
kehilangan hak untuk melakukan penguasaan atas harta bersama itu. Jelaslah bahwa kepailitan istri merupakan kepailitan bersama, sehingga pengurusan
harta bersama itu beralih ke tangan kuratris Balai Harta Peninggalan. 7.
Pengaruh kepailitan terhadap hipotik, gadai dan hak retensi. Putusan kepailitan tidak akan mempunyai pengaruh bagi pemegang hipotik
dan gadai untuk melaksanakan hak-haknya menjual obyek hipotik atau gadai. Para kreditur pemegang hipotik dan gadai, apabila telah berhasil
Universitas Sumatera Utara
45
menjual barang-barang yang telah dihipotikkandigadaikan, harus menyampaikan laporannya kepada BHP. Sama halnya dengan hak hipotik dan
hak gadai, maka dengan dijatuhkannya kepailitan, tidak akan mempengaruhi “hak retensi” yang dipunyai kreditur.
Universitas Sumatera Utara
46
BAB III KEWENANGAN DEBITUR PAILIT UNTUK MENGAJUKAN GUGATAN