101
f. Berhak menjual harta pailit.
C. Pengurusan dan Pemberesan yang Dilakukan Oleh Kurator Terkait
Adanya Pengajuan Gugatan Melawan Hukum Oleh Debitur Pailit
Tahap pengurusan harta pailit adalah jangka waktu sejak Debitor dinyatakan pailit. Kurator yang ditetapkan dalam putusan pailit segera bertugas
untuk melakukan pengurusan dan penguasaan boedel pailit, dibawah pengawasan hakim pengawas, meskipun terhadap putusan tersebut diajukan upaya hukum baik
berupa kasasi ataupun peninjauan kembali. Pengurusan dan pemberesan merupakan maksud yang berbeda menurut UU ini, dimana pengurusan merupakan
tindakan yang dilakukan oleh Kurator sejak dari putusan pernyataan pailit, yaitu berupa segala rangkaian yang berkaitan dengan pencocokan piutang, perdamaian,
dan bahkan sampai kepada pemberesannya. Pengurusan adalah menginventarisasi, menjaga dan memelihara agar harta
pailit tidak berkurang dalam jumlah, nilai dan bahkan bertambah dalam jumlah dan nilai. Jika ternyata kemudian putusan pailit tersebut dibatalkan oleh, baik
putusan kasasi atau peninjauan kembali, maka segala perbuatan yang telah dilakukan oleh Kurator sebelum atau pada tanggal Kurator menerima
pemberitahuan tentang putusan pembatalan, tetap sah dan mengikat bagi Debitor pailit. Sedangkan pemberesan merupakan salah satu tugas yang dilakukan oleh
Kurator terhadap pengurusan harta Debitor pailit, dimana pemberesan baru dapat
Universitas Sumatera Utara
102
dilakukan setelah Debitor pailit benar-benar dalam keadaan tidak mampu membayar insolvensi setelah adanya putusan pernyataan pailit.
192
Mengingat beratnya tugas yang diemban oleh kurator dalam melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit, maka seorang kurator harus selalu
berhubungan dengan hakim pengawas untuk melakukan konsultasi atau sekedar mendapat masukan. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan keberhasilan dari
suatu pernyataan pailit, karenanya hakim pengawas dan kurator harus saling berhubungan sebagai mitra kerja.
13
Dalam melaksanakan tugas, baik hakim pengawas maupun kurator harus sama-sama saling mengetahui tugas keduanya,
sehingga keduanya saling memahami kapan harus berhubungan. Kerja sama yang harmonis sangat diperlukan terlebih dahulu apabila menemui debitur atau kreditur
yang kurang mendukung kelancaran penyelesaian perkara. Kenyataan di lapangan menunjukkan meskipun komunikasi hakim pengawas dan kurator lancar, hakim
pengawas seringkali ragu untuk secara tegas dan langsung membantu tugas kurator, misalnya menindak debitur yang tidak kooperatif.
193
Pada dasarnya pelaksanaan putusan atau eksekusi merupakan suatu pelaksanaan terhadap suatu putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap yang
dilakukan dengan bantuan pengadilan. Meskipun debitur kehilangan hak untuk mengurus dan menguasai harta kekayaannya tetapi debitur tidak kehilangan
kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum sepanjang perbuatan hukum tersebut tidak mempunyai akibat hukum atas harta kekayaannya yang telah
192
Pemberesan Dalam Kepailitan, https:junetbungsu.wordpress.com20121121pemberesan-dalam-kepailitan diakses tgl 2
Oktober 2014
193
Imran Nating, Op.Cit, hlm. 102
Universitas Sumatera Utara
103
dikuasai kurator. Apabila debitur tetap melakukan perbuatan hukum yang berkaitan dengan harta pailit, maka perbuatan tersebut tidak mengikat harta pailit
kecuali apabila perbuatan hukum tersebut mendatangkan keuntungan bagi harta pailit.
194
Sedangkan dalam tugas pemberesan danatau pengurusan harta pailit tersebut, Kurator terkadang harus melakukan pengamanan terhadap harta pailit
sehingga Kurator harus memasuki wilayah Debitor Pailit untuk melakukan penyegelan terhadap harta pailit terutama terhadap benda bergerak. Namun dalam
menjalankan tugasnya tersebut seringkali Kurator mendapat kesulitan seperti dihalang-halangi secara langsung ataupun tidak langsung oleh Debitor,
seperti Kurator dilaporkan ke polisi karena memasuki pekarangan orang lain tanpa izin atau Kurator dituduh melakukan penggelapan. Dalam hal ini diperlukan
kerjasama dengan pihak kepolisian, dan juga diperlukan sosialisasi terhadap UU Kepailitan kepada aparat penegak hukum lainnya.
Berkaitan dengan penyegelan harta pailit, Pasal 99 UUK-PKPU mengatur bahwa: 1 Kurator dapat meminta penyegelan harta pailit kepada Pengadilan,
berdasarkan alasan untuk mengamankan harta pailit, melalui Hakim Pengawas. 2 Penyegelan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh juru sita di
tempat harta tersebut berada dengan dihadiri oleh 2 dua saksi yang salah satu di antaranya adalah wakil dari Pemerintah Daerah setempat, maka Kurator harus
memperhatikan prosedur penyegelan terhadap harta pailit, karena apabila prosedur tidak dilakukan dengan baik Kurator dapat dituduh melakukan penggelapan
194
Sunarmi, Op.Cit, hlm 97
Universitas Sumatera Utara
104
namun apabila prosedur yang dilakukan memakan waktu lama bisa saja mengakibatkan harta pailit yang akan disegel sudah tidak ada di tempat.
Di samping itu, pada rapat pencocokan piutang atau verifikasi, dikarenakan tidak kooperatifnya Debitor Pailit maka seringkali terjadi Kurator
belum dapat melaksanakan tugasnya, Kurator belum dapat melaporkan daftar boedel pailit sehingga belum dapat dilakukan pencocokan utang karena Kurator
tidak dapat bertemu dengan Debitor Pailit sendiri maupun tidak dapat memperoleh data lengkap tentang boedel pailit sehingga Kurator tidak mengetahui
apakah terhadap suatu boedel pailit terdapat hak istimewa atau hak tanggungan karena tidak ada data-data yang lengkap, sehingga belum dapat pencocokkan
utang. Dalam daftar piutang yang diajukan oleh Kreditor juga seringkali tidak disertai dengan alat bukti yang cukup untuk menguatkan adanya piutang tersebut
sehingga akan terjadi pihak Kreditor akan mengajukan tagihan yang setinggi mungkin sedangkan pihak Debitor akan mengakui serendah mungkin, tahap ini
dapat menimbulkan perselisihan dan apabila Kurator tidak dapat menyelesaikannya diharapkan Hakim Pengawas akan dapat menyelesaikan
masalah tersebut. Dalam rapat tersebut juga seringkali hanya dilakukan verifikasi secara pasif atau sepihak saja terhadap para pihak, di mana terhadap Kreditor
yang melakukan inventarisasi penagihan utang harus dilakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen yang menguatkan pernyataan Kreditor tersebut,
terhadap Debitor juga harus dilakukan pemeriksaan secara aktif bila perlu para pihak dapat membuat suatu surat pernyataan dengan materai untuk menguatkan
pernyataannya tersebut dan terhadap harta pailit yang dicocokkan juga harus
Universitas Sumatera Utara
105
dilakukan verifikasi secara aktif misalnya dengan pemeriksaan ke lapangan sehingga Kurator benar-benar melihat secara fisik keberadaan harta pailit tersebut.
Di samping berbagai tindakan preventif yang telah tersebut di atas, para kurator juga harus selalu siap dalam menghadapi berbagai gugatan hukum yang
diajukan oleh debitur pailit dalam rangka menghalangi pengurusan dan pemberesan harta pailit oleh kurator. Dalam praktek di lapangan, Debitor kadang
melaporkan kurator ke pihak kepolisian berkenaan dengan dalam melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit, yang belum tentu laporan
Polisi tersebut dapat ditindak lanjuti oleh Kepolisian.
195
Dalam hal ini, tindakan Debitur ini sudah termasuk dalam ranah hukum pidana.
Selain itu, debitur pailit juga seringkali menggugat kurator ke Pengadilan Negeri hanya untuk menghalangi dan mengulur waktu kurator dalam melakukan
pengurusan dan pemberesan harta pailit yang pada akhirnya merugikan Debitor sendiri dan para Kreditur.
196
Dalam hal ini, tindakan Debitur ini sudah termasuk dalam ranah hukum perdata, terutama berupa gugatan Perbuatan Melawan Hukum
PMH. Dalam menyikapi gugatan melawan hukum ini, kurator sebenarnya telah memiliki pijakan hukum yang kuat untuk membela diri. Sebab sesuai
yurisprudensi yang telah ada, setiap perselisihan yang terjadi antara kurator dan debitur pailit harus diajukan terlebih dahulu kepada hakim pengawas untuk
dimintakan penyelesaiannya. Namun dalam hal hakim pengawas juga tidak dapat menyelesaikannya, maka perkara ini harus diajukan kepada Pengadilan Niaga.
197
195
Bagoes Wiranegara Wesna, Made, file :C:usersCompaqDownloads5372-8534-1- sm.pdf. diakses tgl 8 Oktober 2014
196
Ibid
197
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Reg. Nomor 2024 K.PDT2005.
Universitas Sumatera Utara
106
Oleh karenanya, tindakan debitur pailit yang mengajukan gugatan melawan hukum terhadap kurator demi hukum harus ditolak oleh Pengadilan
Negeri. Sebab Pengadilan Negeri tidak memiliki kewenangan atau kompetensi untuk mengadili perkara tersebut. Sedangkan bagi kurator, gugatan melawan
hukum tidaklah menghalangi tugas pengurusan dan pemberesan harta pailit yang dilaksanakannya. Sebab selain gugatan tersebut tidak berdasar, hakim pengawas
merupakan satu-satunya pihak yang berwenang untuk melakukan pengawasan dan koordinasi atas pelakasanaan tugas kurator.
198
198
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Pasasl 69 ayat 5.
Universitas Sumatera Utara
107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN