57
Cohen dengan berbagai macam hadiah agar pegawai Lindenbaum tersebut mau memberitahukan kepada Cohen salinan dari penawaran-penawaran yang
dilakukan oleh Lindenbaum kepada masyarakat, dan memberi tahu nama- nama dari orang-orang yang mengajukan order kepada Lindenbaum.Tindakan
Cohen tersebut akhirnya tercium oleh Lindenbaum. Akhirnya, Lindenbaum menggugat Cohen ke Pengadilan di Amsterdam dengan alasan bahwa Cohen
telah melakukan perbuatan melawan hukum onrechtmatige daad.
58
10. Perbuatan melawan hukum berupa kebohongan yang merugikan orang lain
Perbuatan melawan hukum berupa kebohongan yang merugikan orang lain misalnya yang sudah lama berkembang adalah dalam bentuk kebohongan
menjelek-jelekan propertiorang lain, sehingga properti tersebut menderita kerugian.
59
C. Kewenangan Debitur Pailit Untuk Mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Terhadap Krediturnya
Debitur adalah pihak yang berutang ke pihak lain, biasanya dengan menerima sesuatu dari kreditur yang dijanjikan debitur untuk dibayar kembali
pada masa yang akan datang.
60
Debitur pailit adalah debitur yang sudah dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan niaga. Debitur ini, sejak putusan
pailit diucapkan kehilangan hak untuk mengurus dan membereskan hartanya. Hak mengurus dan membereskan hartanya beralih kepada kurator yang ditunjuk dalam
58
Ibid., hlm 64.
59
Ibid., hlm 65.
60
Debitur, https:id.wikipedia.orgwikiDebitur diakses tgl 29 Juni 2014.
Universitas Sumatera Utara
58
putusan pailit.
61
Sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan, debitur kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurus kekayaannya yang termasuk
dalam harta pailit Pasal 24 ayat [1] UUK dan PKPU.
62
Undang-Undang Kepailitan dan PKPU memuat Pasal 2 ayat 1 menyebutkan bahwa debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak
membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan, baik atas permohonannya sendiri
maupun atas permohonan satu atau lebih krediturnya. Debitur merupakan setiap pribadi person maupun badan hukum recht person dapat dinyatakan pailit.
Menurut ketentuan UUK dan PKPU tersebut, kreditur dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada Pengadilan Niaga. Dari ketentuan Pasal 2
ayat 1 dapat dilihat bahwa permohonan pernyataan pailit hanya dapat dilakukan apabila memenuhi syarat-syarat yaitu debitur paling sedikit mempunyai dua
kreditur dengan kata lain harus memiliki lebih dari satu kreditur, debitur paling sedikit tidak membayar satu utang kepada kreditur; dan
utang yang tidak dibayar itu telah jatuh waktu dan telah dapat ditagih.
Pihak debitur yang dikarenakan oleh salah satu sebab tidak membayarberhenti membayar utangnya kepada kreditur, maka menurut UUK dan
PKPU, kreditur dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada Pengadilan Niaga. Terhadap hal yang demikian apabila dalam perjanjian tersebut
ada klausul arbitrase, apakah debitur atau kreditur dapat mengajukan permohonan
61
Syamsudin M. Sinaga, Op.Cit, hlm 15.
62
Perbedaan Antra Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, http:www.hukumonline.comklinikdetaillt50c3529a6061fperbedaan-antara-kepailitan-dengan-
pkpu diakses tgl 29 Juni 2014.
Universitas Sumatera Utara
59
pailit kepada Pengadilan Niaga yang berwenang untuk memeriksa perkara tersebut atau diselesaikan melalui prosedur arbitrase sesuai dengan isi perjanjian.
Debitur pailit memang sama sekali tidak mempunyai kewenangan dalam mengurus perusahaan pailit atau harta pailit dalam proses kapailitan. Akan tetapi,
debitur perusahaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU masih memiliki kewenangan seperti sediakala, hanya dalam menjalankan kegiatannya
harus selalu bersama-sama dengan pengurus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU.
63
Selain itu, debitur yang mempunyai lebih dari satu orang kreditor, karena merasa tidak mampu atau sudah tidak dapat membayar utang-utangnya, juga dapat
sendiri mengajukan permohonan pailit. Debitur harus membuktikan bahwa ia mempunyai dua atau lebih kreditor serta juga membuktikan bahwa ia tidak dapat
membayar salah satu atau lebih utangnya yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih.
64
Apabila debitor telah menikah, maka harus ada persetujuan pasanganya, karena hal ini menyangkut harta bersama, kecuali tidak ada pencampuran harta.
65
Hukum kepailitan bukan mengatur kepailitan debitur yang tidak membayar kewajibannya kepada salah satu krediturnya saja, tetapi debitur itu
harus berada dalam keadaan insolven.
66
Debitur pailit tetap berwenang bertindak sepenuhnya, akan tetapi tindakan-tindakan tidak memengaruhi harta kekayaan
63
Kepailitan dan Likuidasi Perusahaan, https:leninurmayanti04.wordpress.com20140406kepailitan-dan-likuidasi-perusahaan diakses
tgl 12 September 2014.
64
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, http:ayudwie.wordpress.com20110515kepailitan-dan-penundaan-kewajiban-pembayaran-
utang diakses tgl 29 Juni 2014.
65
Hukum Kepailitan di Indonesia, https:clickgtg.wordpress.com20080702hukum- kepailitan-di-indonesia diaskes tgl 1 Oktober 2014
66
Sutan Remy Syahdeini, Hukum Kepailitan, Memahami Faillissements Verordening Juncto Undang-Undang No.4 Tahun 1998 Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 2002, hlm 71.
Universitas Sumatera Utara
60
yang telah disita.
67
Perlu diketahui bahwa dalam PKPU, debitur masih memiliki kewenangan untuk mengurus hartanya sehingga kewenangan pengurus sebatas
hanya mengawasi belaka. Selama proses kepailitan belum sampai pada keadaan insolvensi pailit, maka kurator dapat melanjutkan pengelolaan usaha-usaha
debitur pailit sebagaimana layaknya organ perseroan direksi atas ijin rapat kreditur Pasal 95 1 UUK. Pengelolaan hanya dapat dilakukan apabila debitur
pailit masih memiliki suatu usaha yang masih berjalan. Kewenangan yang diberikan dalam menjalankan pengelolaan ini termasuk diantaranya kewenangan
untuk membuka seluruh korespondensi yang ditujukan kepada debitur pailit Pasal 14 jo Pasal 96 UUK; kewenangan untuk meminjam dana pihak ketiga dengan
dijamin dengan harta pailit yang belum dibebani demi kelangsungan usaha Pasal 67 3-4 UUK; kewenangan khusus untuk mengakhiri sewa, memutuskan
hubungan kerja, dan perjanjian lainnya.
68
Kepailitan atas debitur tersebut baru akan berakhir manakala, setelah adanya perdamaian yang telah dihomologasikan, setelah insolvensi dan
pembagian, atas saran kurator karena harta debitur tidak ada atau tidak cukup, dicabutnya kepailitan atas anjuran hakim pengawas, jika putusan pailit dibatalkan
di tingkat kasasi atau peninjauan kembali, dan jika seluruh utang dibayar lunas oleh debitur.
Sedangkan jika seorang debitur hanya mempunyai satu kreditur dan debitur tidak membayar utangnya dengan suka rela, maka kreditur dapat
67
Imran Nating, Peran Dan Tanggung Jawab Kurator Dalam Pengurusan Dan Pemberesan Harta Pailit Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005, hlm 44.
68
Tugas Kurator dan Pengawas, http:yehezkielkaligis.blogspot.com. html. Diakses tgl 1 Oktober 2014
Universitas Sumatera Utara
61
menggugat debitur secara perdata ke Pengadilan Negeri yang berwenang dan seluruh harta debitur menjadi sumber pelunasan utangnya kepada kreditur
tersebut. Hasil bersih eksekusi harta debitur dipakai untuk membayar kreditur tersebut.
Akibat kepailitan hanyalah terhadap kekayaan debitur, debitur tidaklah berada dibawah pengampunan. Oleh karenanya, debitur tidak kehilangan
kemampuannya untuk melakukan perbuatan hukum menyangkut dirinya, kecuali apabila perbuatan hukum menyangkut pengurusan dan pengalihan harta bendanya
yang telah ada. Apabila menyangkut harta benda yang akan diperolehnya, debitur pailit tetap berwenang bertindak sepenuhnya akan tetapi tindakan-tindakannya
tidak mempengaruhi harta kekayaan yang telah disita. Seringkali dalam banyak kasus, debitur mempunyai banyak kreditur dan
harta kekayaan debitur tidak cukup untuk membayar lunas semua kreditur. Akibatnya para kreditur akan berlomba dengan segala cara, baik yang halal
maupun yang tidak, untuk mendapatkan pelunasan tagihannya terlebih dahulu. Para kreditur ini seringkali melakukan berbagai jenis perbuatan melawan hukum,
seperti ancaman, penyanderaan illegal, kebohongan, dan berbagai perbuatan melawan hukum lainnya. Dalam hal terjadi kasus seperti yang tersebut, debitur
tetap memiliki kewenangan sendiri untuk melakukan perbuatan hukum untuk menyikapi tindakan kreditu tersebut, baik gugatan dalam ranah hukum perdata
ataupun melalui ranah hukum pidana. Setiap debitur yang berada dalam keadaan berhenti membayar dapat
dijatuhi putusan kepailitan. Debitur ini dapat berupa perorangan badan pribadi
Universitas Sumatera Utara
62
maupun badan hukum. Dengan dijatuhkannya putusan pailit oleh Pengadilan Niaga, debitur demi hukum kehilangan haknya untuk berbuat sesuatu terhadap
penguasaan dan pengurusan harta kekayaan yang termasuk dalam kepailitan terhitung sejak tanggal kepailitan itu. Kepailitan mengakibatkan seluruh harta
kekayaan debitur serta segala sesuatu yang diperoleh selama kepailitan berada dalam sitaan umum sejak saat putusan pernyataan pailit di ucapkan.
69
Sedangkan bagi kreditur, akan mengalami ketidakpastian tentang hubungan hukum yang ada
antara kreditur dengan debitur pailit. Untuk kepentingan itulah undang-undang telah menentukan pihak yang akan mengurusi persoalan debitur dan kreditur
melalui seorang kurator.
70
Pasal 24 ayat 1 UUK dan PKPU, mengatur bahwa debitur demi hukum kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurus kekayaannya yang termasuk
dalam harta pailit, sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan. Jadi sejak debitur dinyatakan pailit maka akibat hukum yang diterima debitur menurut pasal
tersebut ialah dicabut seluruh kewenangannya untuk mengelola kekayaannya sendiri. Pengelolaan kekayaan debitur telah menjadi tanggung jawab kurator,
dalam rangka untuk menyelesaikan seluruh kewajiban debitur kepada semua krediturnya.
Dijatuhkannya putusan kepailitan kepada debitur, maka mempunyai pengaruh bagi debitur dan harta bendanya. Bagi debitur, sejak diucapkannya
putusan kepailitan, debitur kehilangan hak untuk melakukan pengurusan dan
69
Akibat Hukum Putusan Pailit, http:law-wahyudisaputro.blogspot.com201212akibat- hukum-putusan-pailit.html diakses tgl 29 Juni 2014.
70
Pelaksanaan Putusan Pailit Oleh Kurator, http:notaris- sidoarjo.blogspot.com201211pelasanaan-putusan-pailit-oleh-kurator.html diakses tgl 11
September 2014.
Universitas Sumatera Utara
63
penguasaan atas harta bendanya. Dan pada dasarnya pelaksanaan putusan atau eksekusi merupakan suatu pelaksanaan terhadap suatu putusan yang sudah
berkekuatan hukum tetap BHT yang dilakukan dengan bantuan pengadilan. Dan dengan dijatuhkannya putusan pailit tersebut, maka “kurator” bertindak sebagai
pengampu dari si pailit dan tugas utamanya adalah melakukan pengurusan atau pemberesan terhadap harta boedel pailit. Kurator adalah perseorangan atau
persekutuan perdata yang memiliki keahlian khusus sebagaimana diperlukan untuk mengurus dan membereskan harta palit dan telah terdaftar pada Departemen
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Pasal 1 angka 5UUK dan PKPU. Dalam suatu sita umum, kurator tidak hanya dituntut untuk mengamankan
harta pailit, tetapi juga harus berusaha meningkatkan dan memaksimalkan harta pailit, karena kurator telah diberikan kewenangan oleh UUK dan PKPU untuk
meningkatkan harta pailit. Tetapi jika terjadi kesalahan atau kelalaian dalam tugas pengurusan harta pailit, kurator bertanggung jawab terhadap kesalahan atau
kelalaiannya pemberesan yang menyebabkan kerugian terhadap harta pailit. Di samping itu, semua perikatan debitur yang terbit sesudah putusan
pernyataan pailit, tidak lagi dapat membayar dari harta pailit, kecuali perikatan tersebut menguntungkan harta pailit Pasal 26 UUK dan PKPU. Tuntutan
mengenai hak dan kewajiban yang menyangkut harta pailit harus diajukan oleh atau kurator. Dalam hal tuntutan tersebut diajukan atau diteruskan oleh atau
terhadap debitur pailit maka apabila tuntutan tersebut mengakibatkan suatu penghukuman terhadap debitur pailit, penghukuman tersebut tidak mempunyai
akibat hukum terhadap harta pailit Pasal 26 UUK dan PKPU. Dengan demikian,
Universitas Sumatera Utara
64
putusan pernyataan pailit berakibat bahwa segala penetapan pelaksanaan pengadilan terhadap setiap bagian dari kekayaan debitur yang telah dimulai
sebelum kepailitan harus dihentikan seketika dan sejak itu tidak ada putusan yang dapat dilaksanakan termasuk atau juga dengan menyandera debitur.
71
Demikian pula hak-hak pribadi debitur yang tidak dapat menghasilkan kekayaan atau barang-barang milik pihak ketiga yang kebetulan berada ditangan
si pailit, tidak dapat dikenakan eksekusi, misalnya hak pakai dan hak mendiami rumah. Untuk kepentingan harta pailit, semua perbuatan hukum debitur yang
dilakukan sebelum pernyataan pailit diterapkan dan sifatnya merugikan dapat dimintakan pembatalannya oleh kreditur. Orang yang mengadakan transaksi
dengan debitur tidak dapat mempergunakan alasan itu untuk meminta pembatalan. Sebab pengaturan tentang Actio Paulina tersebut ada dalam Pasal 1341 KUH
Perdata dan Pasal 41-45 UUK dan PKPU. Dalam Pasal 41, disebutkan bahwa untuk kepentingan harta pailit dapat dimintakan pembatalan atas segala perbuatan
hukum debitur yang telah dinyatakan pailit yang merugikan kreditur, yang dilakukan sebelum pernyataan pailit di tetapkan. Pembatalan tersebut hanya
dilakukan, apabila dapat dibuktikan bahwa, pada saat perbuatan hukum tersebut itu dilakukan, debitur dan pihak dengan siapa perbuatan hukum itu dilakukan
mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan hukum tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi kreditur ayat 2.
Apabila pada saat debitur dinyatakan pailit, pada saat itu juga debitur telah melakukan transfer dana melalui Lembaga perbankan atau lembaga selain bank
71
Akibat Putusan Pailit, http:law-wahyudisaputro.blogspot.com201212akibat-hukum- putusan-pailit.html diakses tgl 12 September 2014.
Universitas Sumatera Utara
65
maka tranfer dana tersebut wajib diteruskan Pasal 24 ayat 3 UUK dan PKPU, tetapi apabila transfer dana tersebut menyebabkan kerugian terhadap kreditur-
krediturnya maka harus dilihat lebih dahulu Apabila transfer dana tersebut dilakukan oleh debitur 1 satu tahun sebelum dinyatakan pailit maka kurator
dapat melakukan pembatalan transaksi yang dilakukan oleh debitur untuk kepentingan debitur yang dapat merugikan pihak kreditur Pasal 42 UUK dan
PKPU yang dikenal dengan actio pauliana.
72
Akibat hukum dengan debitur dinyatakan pailit juga berlaku terhadap
tuntutan-tuntutan kreditur atau pihak ke 3 terhadap debitur sejauh bertujuan untuk
memperoleh pemenuhan kewajiban dari harta pailit dan perkaranya sedang berjalan, gugur demi hukum dengan diucapkan putusan pernyataan pailit terhadap
debitur Pasal 29 UUK dan PKPU. Kewenangan debitur pailit, sejak tanggal putusan pernyataan pailit
diucapkan, debitur kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurus kekayaannya yang termasuk dalam harta pailit Pasal 24 ayat [1] UUK dan
PKPU. Dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, debitur masih dapat melakukan pengurusan terhadap hartanya selama mendapatkan persetujuan dari
pengurus Pasal 240 UUK dan PKPU.
73
Pada dasarnya sebelum pernyataan pailit, hak-hak debitur untuk melakukan semua tindakan hukum berkenaan dengan kekayaannya harus
72
Catatan Kuliah Hukum Kepailitan, http:notariatundip2011.blogspot.com201112catatan-kuliah-hukum-kepailitan-after.html
diakses tgl 12 September 2014.
73
Perbedaan Antara Kepailitan dengan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, http:www.hukumonline.comklinikdetaillt50c3529a6061fperbedaan-antara-kepailitan-dengan-
pkpu diakses tgl 12 September 2014.
Universitas Sumatera Utara
66
dihormati. Tentunya dengan memperhatikan hak-hak kontraktual serta kewajiban debitur menurut peraturan perundang-undangan. Semenjak pengadilan
mengucapkan putusan kepailitan dalam sidang yang terbuka untuk umum terhadap debitur berakibat bahwa ia kehilangan hak untuk melakukan pengurusan
dan penguasaan atas harta bendanya persona standy in ludicio dan hak kewajiban si pailit beralih kepada kurator untuk mengurus dan menguasai
boedelnya. Si pailit masih diperkenankan untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum di bidang harta kekayaan, misalnya membuat perjanjian, apabila dengan
perbuatan hukum itu akan memberi keuntungan bagi harta si pailit, sebaliknya apabila dengan perjanjian atau perbuatan hukum itu justru akan merugikan boedel,
maka kerugian itu tidak mengikat boedel.
74
Namun, segala perbuatan hukum yang dilakukan pihak debitur pailit sangat terikat dengan ketentuan Pasal 28 UUK-PKPU, yang berbunyi:
1 Suatu tuntutan yang diajukan oleh debitur dan yang sedang berjalan
selama kepailitan berlangsung atas permohonan tergugat, perkara harus ditangguhkan untuk memberikan kesempatan kepada tergugat memanggil
kurator untuk mengambil alih perkara dalam jangka waktu yang ditentukan oleh hakim.
2 Dalam hal kurator tidak mengindahkan panggilan tersebut maka tergugat
berhak memohon supaya perkara digugurkan, dan jika hal ini tidak dimohonkan maka perkara dapat diteruskan antara debitur dan tergugat di
luar tanggungan harta pailit.
74
Kepailitan, http:millamantiez.blogspot.com201303kepailitan.html diakses tgl 12 September 2014.
Universitas Sumatera Utara
67
3 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 berlaku juga dalam hal
kurator menolak mengambil alih perkara tersebut. Berdasarkan ketentuan Pasal 28 tersebut, maka jelas terlihat bahwa debitur
pailit masih tetap memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum. Namun perbuatan hukum debitur pailit tetap terikat dengan ketentuan pasal
tersebut. Selain itu juga terlihat jelas bahwa kurator memiliki kewenangan penting dalam menyikapi perbuatan hukum si debitur pailit, yaitu membiarkan atau
mengambilalih perbuatan hukum yang dilakukan oleh debitur pailit tersebut. Di samping itu, ada dua cara yang disediakan oleh UUK-PKPU agar
debitor dapat terhindar dari ancaman harta kekayaannya dilikuidasi ketika debitor telah atau akan berada dalam keadaan insolven. Cara yang pertama adalah dengan
mengajukan Penundaan Kewajiban pembayaran utang disingkat PKPU. PKPU diatur dalam bab III, pasal 222 sampai dengan pasal 294.
75
Cara yang kedua yang dapat ditempuh oleh debitor agar harta kekayaan terhindar dari likuidasi adalah
mengadakan perdamaian antara debitor dengan para kreditornya UU NO. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pemabayaran Utang
selanjutnya disingkat UUK-PKPU. Dengan demikian jelaslah perbedaan antara PKPU dan kepailitan, dimana
dalam PKPU debitor tetap memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum mengalihkan dan mengurus kekayaannya sepanjang hal itu dilakukan
dengan persetujuan pengurus PKPU yang ditunjuk secara khusus oleh pengadilan berkenaan dengan proses PKPU tersebut. Sedangkan dalam hal debitor dinyatakan
75
Sutan Remi Syahdeini, Op. cit., hal, 327
Universitas Sumatera Utara
68
pailit oleh pengadilan, maka debitor tersebut tidak lagi berwenang untuk mengurus dan mengalihkan harta kekayaannya yang telah menjadi harta pailit.
Kewenangan tersebut sepenuhnya berada ditangan kurator.
C. Tanggung Jawab Kurator Terkait Adanya Pengajuan Gugatan Melawan