35
mudah marah. Semakin bertambahnya pengalaman pribadi dan sosialnya serta kemampuan berfikir nasional remaja memandang diri dan orang
lain semakin realistik. h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Menjelang menginjak
dewasa, mereka merasa gelisah untuk meninggalkan masa belasan tahunnya. Mereka belum cukup untuk berperilaku sebagai orang dewasa,
oleh karena itu mereka mulai berperilaku sebagai status orang dewasa seperti cara berpakaian, merokok, menggunakan obat-obatan dll, yang
dipandang dapat memberikan citra seperti yang diinginkan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
remaja yaitu masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke masa dewasa, masa remaja adalah masa perubahan, masa remaja adalah
masa pencarian identitas, masa remaja adalah masa yang bermasalah, masa remaja adalah masa yang tidak realistis, masa remaja adalah masa ingin
tahu.
3. Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalam Rita Eka Izzaty dkk., 2008: 126, adalah sebagai berikut:
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
36
e. Mempersiapkan karir ekonomi. f. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
g. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi
Selanjutnya William Kay dalam Syamsu Yusuf LN, 2006: 72 mengemukakan bahwa tugas-tugas perkembangan remaja yaitu:
a. Menerima keadaan fisik diri sendiri dengan berbagai kualitasnya. b. Mencapai kemandirian emosional dari figur-figur yang memiliki otoritas.
c. Belajar bergaul
dengan teman
sebaya atau
orang lain
dan mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal.
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya. e. Menerima diri sendiri serta kepercayaan terhadap kemampuannya
sendiri. f. Memperkuat kemampuan mengendalikan dirinya atas dasar skala nilai,
prinsip-prinsip dan falsafah hidup. g. Mampu meninggalkan sikap kekanak-kanakan.
Hurlock dalam Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2011: 10 mengemukakan tugas perkembangan remaja yaitu:
a. Mampu menerima keadaan fisiknya. b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
c. Membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis. d. Mencapai kemandirian emosional.
e. Mencapai kemandirian ekonomi.
37
f. Mengembangkan konsep dan ketrampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
g. Memahami dan mengintegrasi nilai-nilai orang dewasa dan orang tua. h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk
memasuki dunia dewasa. i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan remaja dapat dibagi menjadi beberapa aspek yaitu aspek
pribadi seperti mampu menerima keadaan fisik, menerima diri sendiri serta kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri, mampu meninggalkan sikap
kekanak-kanakan. Kemudian dari aspek sosial seperti belajar bergaul dengan teman sebaya atau oranglain dan mengembangkan kemampuan
interpersonal, mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis. Dan yang terakhir dari dari aspek karir yaitu
mempersiapkan karir ekonomi.
4. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja
menurut Sudarsono
2004: 11
ialah perbuatankejahatanpelanggaran yang dilakukan oleh anak remaja yang
bersifat melawan hukum, anti sosial, anti susila dan menyalahi norma- norma agama.
38
Kemudian menurut Kartini Kartono 2006: 6 kenakalan remaja atau yang disebut Juvenile Delinquency adalah perilaku jahat dursila, atau
kejahatankenakalan anak-anak muda merupakan gejala sakit patologis secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk
pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.
Dari dua definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja adalah perilaku remaja yang bertentangan dengan norma yang
berlaku seperti norma agama, hukum, susila dan sosial. Sudarsono 2004: 32 mengklasifikasikan kenakalan remaja dilihat
dari norma hukum yang sering dilanggar oleh remaja, yaitu antara lain: a. Kejahatan-kejahatan kekerasan
1 Pembunuhan 2 Penganiayaan
b. Pencurian 1 Pencurian biasa
2 Pencurian dengan pemberatan c. Penggelapan
d. Penipuan e. Pemerasan
f. Gelandangan g. Anak sipil
h. Remaja dan narkotika
39
Sedangkan Adler dalam Kartini Kartono, 2006: 21 menjelaskan bentuk-bentuk kenakalan remaja yaitu antara lain:
a. Kebut-kebutan di jalan yang mengganggu keamanan lalu lintas, dan membahayakan jiwa sendiri serta orang lain.
b. Perilaku ugal-ugalan,
berandalan, urakan
yang mengacaukan
ketentraman lingkungan sekitar. c. Perkelahian antar geng, antar kelompok, antar sekolah, antar suku
tawuran sehingga kadang membawa korban jiwa. d. Membolos
sekolah lalu
bergelandangan sepanjang
jalan, atau
bersembunyi di tempat-tempat terpencil sambil melakukan eksperimen bermacam-macam kedurjanaan dan tindak asusila.
e. Kriminalitas anak, remaja dan adolesens antara lain berupa perbuatan mengancam,
intimidasi, memeras,
maling, mencuri,
mencopet, merampas, menjambret, menyerang, merampok, menggarong, melakukan
pembunuhan dengan jalan menyembelih korbannya, mencekik, meracun, tindak kekerasan dan pelanggaran lainnya.
f. Berpesta pora sambil mabuk-mabukan, melakukan hubungan seks bebas atau orgi mabuk-mabukan hebat dan menimbulkan keadaan yang kacau
balau yang mengganggu lingkungan. g. Pemerkosaan, agresivitas seksual dan pembunuhan dengan motif seksual,
atau didorong oleh reaksi-reaksi kompensatoris dari perasaan imperior, menuntut pengakuan diri, depresi hebat, rasa kesunyian, emosi balas
dendam, kekecewaan ditolak cintanya oleh seorang wanita dan lain-lain.