55
b. Kehidupan subjek dilihat dari aspek sosial. c. Kehidupan subjek dilihat dari aspek karir.
d. Kehidupan subjek
dilihat dari
aspek kesehatan.
Kisi-kisi observasi di atas dapat berkembang sesuai dengan maksud peneliti untuk mencari data sedalam-dalamnya kepada informan. Pokok-
pokok pengamatan pun akan berkembang seiring dengan penemuan penelitian di lapangan.
G. Uji Validitas Instrumen
Sebelum alat ukur digunakan dalam penelitian sesungguhnya, perlu dilakukan uji validitas dari alat ukur tersebut. Tujuannya adalah agar alat ukur
yang digunakan dalam penelitian akurat dan dapat dipercaya. Sugiyono 2011: 361 mengemukakan bahwa data yang valid adalah data yang tidak berbeda
antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan face validity dengan pengujian ahli expert judgement yaitu ahli menilai gambaran
sepintas isi instrumen penelitian dan kisi-kisinya. Ahli dalam penelitian ini adalah dosen dari Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang kompeten dalam
bidang multikultural dan kenakalan remaja.
H. Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility validitas
internal, transferability
validitas eksternal,
dependability reliabilitas dan confirmability objektivitas. Dalam uji validitas internal ada
56
berbagai cara yang dapat dilakukan, salah satunya adalah teknik triangulasi. Teknik
triangulasi adalah
teknik pemeriksaan
keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data tersebut Lexy J. Moleong, 2005: 330. Triangulasi
dalam penelitian
menggunakan triangulasi
teknik. Triangulasi teknik digunakan untuk menguji kreadibilitas data dengan cara
mengecek kembali data yang diperoleh kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Teknik yang digunakan adalah dengan wawancara
mendalam dan observasi partisipan.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain Sugiyono, 2011: 333.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif Miles dan Huberman 1992: 16-20 yaitu model interaktif. Metode
ini mengklasifikasikan analisis data dalam tiga langkah, yaitu: 1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
57
2. Penyajian Data Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Menarik KesimpulanVerifikasi
Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis
kualitatif mulai mencari arti benda-benda mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan
proposisi. Gambaran model interaktif yang diajukan Miles dan Huberman 1992:
20 adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Gambaran Model Interaktif Miles dan Huberman
Dari gambar 1 di atas, dapat diketahui sistematisasi proses dari metode interaktif Miles dan Huberman. Setelah pengumpulan data selesai diteruskan
dengan reduksi data, yaitu data yang diperoleh akan dirangkum, dipilah dan difokuskan pada data-data yang penting. Setelah direduksi dan memperoleh
data-data penting, langkah selanjutnya adalah penyajian data. Langkah ini di
Penyajian data Pengumpulan
data
Reduksi data
Kesimpulan-Kesimpulan: PenarikanVerifikasi
58
lakukan agar
mempermudah peneliti
memahami apa
yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya. Langkah terakhir adalah menyimpulkan atau verifikasi. Yaitu menemukan deskripsi atau gambaran yang sebelumnya belum
ada, atau yang sebelumnya kurang jelas menjadi jelas.
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Setting Penelitian
Setelah peristiwa “Yogyakarta Tato Istimewa” tahun 2011, yang diadakan oleh Athonk dan Java Tattoo Club Indonesia, tato berkembang sangat
pesat di Kota Yogyakarta. Menurut data yang diperoleh dari Komunitas Gerombolan Tukang Tato Yogyakarta GENTO tercatat saat ini tidak kurang
dari 60 seniman tato dan 25 studio tato yang berdiri di Kota Yogyakarta. Dari banyaknya seniman dan studio tato tersebut dapat diketahui bahwa minat
masyarakat Kota Yogyakarta terhadap tato relatif tinggi. Minat yang tinggi terhadap tato di Kota Yogyakarta tidak terbatas pada
satu golongan tertentu saja. Namun, minat yang tinggi terhadap tato tersebut merambah berbagai lapisan masyarakat, berbagai golongan umur, jenis
kelamin, pekerjaan, dan berbagai latar belakang suku serta agama yang berbeda-beda. Tidak terkecuali remaja, remaja di Kota Yogyakarta juga
merasakan dan menjadi pelaku fenomena booming tato di Kota Yogyakarta. Saat ini tidaklah sulit untuk menemukan remaja Kota Yogyakarta yang bertato.
Berdasarkan pengamatan peneliti yang menemukan banyaknya remaja bertato di Kota Yogyakarta akhirnya peneliti memutuskan untuk melakukan
penelitian mengenai identifikasi faktor penyebab dan dampak bertato pada remaja Kota Yogyakarta.
Setelah menentukan Kota Yogyakarta sebagai setting penelitian peneliti kemudian melakukan observasi awal guna lebih memahami dan mengenal
dunia tato di Yogyakarta. Observasi tersebut peneliti lakukan di tempat-tempat