RN Hasil Penelitian dan Pembahasan
65
Selain dampak pribadi, ia juga merasakan dampak bertato dari aspek sosial, berikut penuturannya:
“Sedikit berubah, aku kalau pas lagi nato di rumah pasti ada tetangga yang ngliatin gitu. Terus kalau aku lagi jalan-jalan di kampung itu
ngga pake jaket juga sering diliatin tetangga-tetangga. Mereka bilang kalau sejak tatoan aku jadi lupa sama keluarga, padahal sebenarnya
setelah tatoan aku jadi lebih deket sama keluarga. Setelah aku jadi tattoo artist aku bisa banggain keluarga terutama ayahku, aku jadi
bisa lebih mandiri dari sebelum aku punya tato.” Wawancara, 15 April 2014
Berdasarkan penuturannya nampak bahwa ada sedikit perubahan pada kehidupan sosialnya setelah ia bertato. Perubahan itu terasa dari perlakuan
tetangga-tetangganya. Setelah bertato, ia merasa menjadi pusat perhatian tetangga-tetangganya karena tato dan pekerjaanya sebagai tukang tato.
Perlakuan seperti itu dari masyarakat sangat wajar karena tato dan profesi tukang tato sendiri masih belum lazim di lingkungan tempat asal RN. Untuk
hubungan dengan keluarganya RN mengaku justru lebih dekat dengan keluarga setelah ia bertato. Kedekatan tersebut muncul karena setelah
bertato dan bekerja sebagai tukang tato ia bisa mandiri bahkan dapat membantu perekonomian keluarganya. Dengan seperti itu ia telah
membuktikan kepada keluarganya bahwa tato tidak selalu berdampak negatif namun juga dapat berdampak positif. Walaupun demikian namun
pada awalnya keluarganya tidak suka jika ia bertato, seperti ini penuturannya tentang hal tersebut:
“Dulu waktu pertama kali tato sih ya dimarahi tapi cuma sebentar aja. Terus kan aku jelasin juga kenapa aku tatoan, ya akhirnya trus
ayah mengerti.” Wawancara 15 April 2014
66
Pertentangan dari keluarga saat mengetahui RN bertato sangat wajar. Orang tua pada umumnya akan mengkhawatirkan jika anaknya memiliki
tato akan mendapatkan penilaian negatif dari masyarakat. Memang pada umumnya masyarakat di Indonesia masih menganggap tato sebagai hal yang
tabu dan dikaitkan dengan perilaku-perilaku negatif. Selain itu kekhawatiran akan sulit mendapatkan pekerjaan juga menambah alasan keluarga untuk
menentang keputusan anaknya bertato. Namun dalam kasus ini RN dapat membuktikan kepada ayahnya bila kekawatiran ayahnya tidak terbukti, ia
justru menunjukan perubahan ke arah yang lebih baik setelah bertato. Ia bisa lebih mandiri secara ekonomi dan dapat membantu perekonomian
keluarganya sehingga meringankan beban ayahnya. Selain keluarga, RN juga menuturkan mengenai hubungannya dengan
teman-temannya setelah ia bertato, berikut penuturannya: “Dulu waktu pertama kali tatoan ada teman yang nyeramahin saya,
tapi semakin kesini ya mereka mulai maklum kalau dunia dan pekerjaan saya ya memang seperti ini.” Wawancara 15 April 2014
Dari penuturan di atas dapat diketahui bahwa pada awal memiliki tato teman-temannya memberikan masukan tentang tato baru RN, masukan
tersebut sebagai bentuk kepedulian dan kekhawatiran teman-temannya. Namun setelah ia membuktikan bahwa dengan tato dia bisa berkembang
menjadi lebih baik. Terlebih setelah ia menekuni pekerjaan sebagai tukang tato dan dapat hidup mandiri dengan pekerjaan tersebut teman-temannya
menjadi maklum dengan tato yang dimiliki oleh RN karena itu merupakan dunia dan pekerjaannya. Kemudian ia mengungkapkan hubungannya
67
dengan lingkungan kerjanya, ia menjelaskan bahwa tato tidak menjadi masalah karena lingkungan kerjanya kebanyakan adalah orang-orang yang
memiliki tato. Berikut penuturannya: “Lingkungan kerja semua support ya karena mereka semua juga
tatoan sih. Jadi ya ngga masalah sih.” Wawancara 15 April 2014 Seperti yang telah diketahui sebelumnya RN bekerja sebagai tukang
tato disebuah studio tato, tentu saja di tempat kerjanya tersebut tato bukan menjadi hal yang tabu. Sehingga orang-orang yang bekerja disitu juga
banyak yang memiliki tato sehingga tidak mempermasalahkan tato yang dimiliki RN. Justru di antara mereka akan merasa bangga ketika memiliki
tato yang lebih banyak dan lebih indah dari teman-teman lainnya. Hal tersebut didukung hasil observasi yang nampak bahwa ia terlihat lebih
nyaman saat berada di lingkungan kerjanya karena teman-teman kerjanya juga memiliki tato seperti dirinya Observasi 15 April 2014 di tempat kerja
RN. Kemudian ia juga menegaskan bahwa dampak sosial disekitar tempat tinggalnya yang ia alami hanya sebatas dilihat dengan sinis bukan sampai
dikucilkan. Hal ini ia ungkapkan sebagai berikut: “Kalau sampai dikucilkan sih ngga, cuma orang itu sering melihat
saya sinis jadi saya sering risih gara-gara diliatin gitu.” Wawancara 15 April 2014
Penuturannya tersebut didukung dengan hasil observasi
yang dilakukan oleh peneliti di lingkungan tempat tinggalnya. Saat ia berada di
lingkungan tempat tinggalnya ia tetap bersosialisasi namun hanya terbatas dan tidak begitu akrab dengan warga sekitar karena warga sekitar sibuk
dengan urusannya masing-masing dan jarang bersosialisasi dengan sesama
68
warga masyarakat. Observasi 11 April 2014 di lingkungan sekitar kontrakan RN. Dampak yang dialami RN yaitu dilihat secara sinis karena
pekerjaan RN sebagai tukang tato belum menjadi pekerjaan yang lazim di lingkungan tersebut. RN juga mengungkapkan bahwa dia tidak sampai
dikucilkan karena selama ini dia tidak pernah berbuat onar dan merugikan masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Sehingga masyarakat sekitar bersikap
menerimanya karena ia dianggap tidak membawa dampak buruk bagi lingkungan tersebut.
Kemudian RN juga membagi cerita tentang dampak tato dari aspek karir. Berikut penuturan RN mengenai dampak karir memiliki tato yang ia
alami: “Ya tau sih, kalau di Indonesia pekerjaan yang udah menyangkut
sama Negara kayak PNS atau TNI gitu kan kita ngga boleh tatoan. Kalau aku sih dari dulu SMA mank ngga punya cita-cita yang
menjurus seperti PNS gitu ngga. Orang waktu pertama kali aku memutuskan bertato itu mank udah ngga ngaruh sama cita-cita yang
memang bener-bener aku cita-citakan.” Wawancara 15 April 2014
Dari penuturan RN dapat diketahui bahwa RN mengetahui ada beberapa pekerjaan yang memang melarang pegawainya bertato namun ia
tidak berminat untuk bekerja sebagai profesi tersebut. Ia lebih memilih untuk bekerja di bidang seni sesuai dengan minat yang ia miliki.
Penuturannya tersebut didukung dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa ia sekarang memang bekerja sebagai tukang tato yang
memang sudah menjadi cita-citanya sejak SMA Observasi 15 April 2014 di tempat kerja RN. RN yang memiliki ketertarikan dalam bidang seni rupa
kususnya tato, lebih memilih bekerja sebagai tukang tato yang memang
69
sudah ia cita-citakan sejak SMA. Ia juga sudah memikirkan konsekwensi karirnya akan terhambat karena memiliki tato. Karena seperti sudah
diketahui di
Indonesia memang
banyak pekerjaan
yang melarang
pegaiwainya bertato. Walaupun begitu, ia tetap yakin dengan pekerjaaanya sekarang ia bisa sukses dan membuktikan bahwa orang bertato juga bisa
sukses. Kemudian RN juga menceritakan dampak kesehatan yang pernah ia
alami setelah bertato, berikut penuturannya : “Tato itu kan rawan banget buat penularan penyakit seperti AIDS
atau hepatitis. Kebersihan itu bukan cuma alat tapi juga ruangan semua harus steril. aku harus mastiin kalau semuanya tetep bersih
meskipun itu sama temen sendiri. Soalnya kan yang namanya penyakit ngga tau ya gimana nularnya.” Wawancara 15 April 2014
Ia mengetahui bahwa tato bisa menularkan penyakit berbahaya, dia juga sadar bahwa proses tato harus memperhatikan sterilisasi alat-alat yang
digunakan. Untuk meminimalisir penularan penyakit berbahaya tersebut ia selalu memperhatikan keberhasilan dan prosedur pentatoan yang benar.
Dengan demikian ia yakin tidak akan tertular penyakit-penyakit berbahaya. Namun dia juga pernah merasakan dampak kesehatan akibat tatonya seperti
yang dikatannya berikut ini: “Kalau aku dulu pernah pas tato kedua, tapi itu dampak yang umum
banget. Posisi waktu itu aku yang salah, aku bikin tato pas posisi masih ngantug, laper ngga fit lah, ya udah akhirnya aku kena demam
3 hari itu.” Wawancara 15 April 2014
Dari dampak yang dirasakan RN tersebut, gangguan kesehatan yang muncul adalah gangguan kesehatan ringan. Demam setelah ditato itu wajar
bila tubuh sedang tidak dalam kondisi yang fit. Demam tersebut mirip
70
dengan dampak yang timbul setelah melakukan imunisasi. Lalu apakah tatonya menularkan penyakit berbahaya ia sendiri belum mengetahui karena
belum pernah memeriksakan diri ke petugas medis.