1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada tahun-tahun belakangan ini, Indonesia menjadi penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia dan bersama dengan Malaysia memasok 90 dari
jumlah total yang diperdagangkan di pasar internasional [1]. Pada 2012, luas lahan perkebunan diperkirakan sebesar 9 juta hektar, dengan produksi CPO 24
juta ton per tahun, dengan komposisi 5 juta ton dikonsumsi di dalam negeri, sementara 80 sisanya di ekspor [2]. Sekitar 80 persen produksi minyak sawit
dunia digunakan untuk makanan, termasuk minyak goreng, margarin, mi, makanan panggang, dan lain-lain. Selain itu, minyak sawit digunakan sebagai
bahan dalam produk non-makanan, termasuk produksi bahan bakar hayati, sabun, detergen dan surfaktan, kosmetik, obat-obatan, serta beraneka ragam produk
rumah tangga [3]. Namun seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, dampak
positif dari perkembangan perkebunan kelapa sawit diikuti oleh dampak negatif terhadap lingkungan akibat dihasilkannya limbah padat dari kegiatan kebun dan
pabrik kelapa sawit PKS [4]. Limbah padat yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit dan industri kelapa sawit di Indonesia mencapai 15,2 juta ton
limbahtahun. Limbah padat yang dihasilkan berupa tandan kosong, serat, pelepah, batang dan cangkang kelapa sawit [5]. Dari pengolahan tandan buah
segar TBS kelapa sawit, akan dihasilkan cangkang kelapa sawit sebesar 7 [6]. Sampai saat ini, dengan limpahan limbah padat dari perkebunan kelapa
sawit, terutama cangkangnya masih belum dimanfaatkan secara efektif. Meskipun teknologi yang dihasilkan dari kegiatan riset untuk pengembangan energi
alternatif berbasis biomasa dari cangkang kelapa sawit telah banyak, namun aplikasinya secara riil di lapangan belum banyak dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat luas terutama masyarakat yang tinggal di sekitar perkebunan kelapa sawit [7]. Penggunaan cangkang kelapa sawit adalah sebagai bahan bakar
kompor _
[8], biobriket [7], pembangkit tenaga listrik [9], bahan bakar boiler [10], sumber pupuk organik dan pakan ternak [11], dan lain - lain. Salah satu
Universitas Sumatera Utara
2 pemanfaatan efektif terhadap limbah padat cangkang kelapa sawit adalah sebagai
sumber pembuatan arang aktif. Saat ini, aktivasi kimia dalam pembuatan karbon aktif telah menjadi
metode yang efektif untuk menghasilkan karbon aktif dengan luas permukaan yang besar dan distribusi mikropori yang sempit [12]. Agen aktivasi, yaitu H
3
PO
4
telah banyak digunakan dalam pembuatan karbon aktif untuk bahan baku yang mengandung kadar selulosa seperti cangkang kelapa sawit. Disamping itu,
aktivator H
3
PO
4
memiliki keuntungan lainnya dimana aktivator ini tidak bersifat polutan atau dapat mencemari lingkungan, serta mudah dibersihkan dengan cara
diekstraksi dengan air [13]. Berbagai penelitian karbon aktif telah dilakukan. Chen, Cui-Xia, dkk
2012 [14] memakai bahan baku ampas tebu dan diaktivasi menggunakan aktivator H
3
PO
4
. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bilangan iodin karbon aktif optimum yang dihasilkan adalah sebesar 889,37 mggram pada suhu pirolisis 400
o
C selama 1 jam dengan konsentrasi aktivator asam fosfat 20 . Rajeshwar, M, Shrestha, dkk 2012 [15] menggunakan bahan baku biji
lapsi dan diaktivasi menggunakan aktivator H
3
PO
4
. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bilangan iodin karbon aktif optimum yang dihasilkan adalah sebesar 845
mggram pada suhu pirolisis 400
o
C selama 4 jam dengan konsentrasi aktivator asam fosfat 50 .
Srinivasakannan, C 2010 [16] menggunakan bahan baku serbuk gergaji kayu dan diaktivasi menggunakan aktivator H
3
PO
4
. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bilangan iodin karbon aktif dihasilkan pada kondisi operasi 400
o
C selama 1 jam adalah sebesar 810 mggram, dimana bilangan iodin optimum adalah
sebesar 1096 mggram pada suhu pirolisis 500
o
C selama 45 menit. Penelitian ini diarahkan untuk mengembangkan bahan baku alternatif
cangkang kelapa sawit dalam pembuatan karbon aktif. Pemanfaatan cangkang kelapa sawit menjadi karbon aktif diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis
bahan. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan cangkang kelapa sawit untuk membuat karbon aktif dengan pengaruh konsentrasi aktivator, waktu dan suhu
pirolisis.
Universitas Sumatera Utara
3
1.2 PERUMUSAN MASALAH