25 dengan kemurnian tinggi. Pastikan regulator gas berfungsi dengan baik dan set
laju alir. Aliran pipa pembuangan ditampung dengan menggunakan wadah penampung. Selanjutnya diset kondisi operasi alat vertical tubular reactor sesuai
kondisi yang telah ditentukan dan aliran gas N
2
yang dialirkan pada reaktor tersebut, bila suhu telah tercapai yaitu 300, 400, 500 dan 600
C dengan kecepatan alir 105 cm
3
menit atau 1,43658 lbfin
2
dipertahankan suhu masing - masing 1, 1,5, 2 dan 2,5 jam. Setelah proses pirolisis maka aliran gas N
2
diakhiri bila suhu operasi pada vertical tubular reactor telah turun hingga mencapai lebih kecil
dibawah 100 C.
3.5 PROSEDUR PENELITIAN 3.5.1 Prosedur Aktivasi Cangkang Kelapa Sawit dengan Asam Fosfat
H
3
PO
4
[45]
1. Bahan baku cangkang kelapa sawit disiapkan kemudian dicuci dan
dikeringkan.
2. Cangkang kelapa sawit dihancurkan dan dihaluskan sehingga ukurannya 70 -
100 mesh.
3. Cangkang kelapa sawit sebanyak 10 gr direndam dalam larutan asam fosfat 10 , diaduk dan dijaga dengan suhu larutan 85
o
C selama 3 jam. 4. Cangkang kelapa sawit yang telah direndam diambil dengan cara disaring.
5. Cangkang kelapa sawit dikeringkan selama 24 jam.
6. Prosedur diatas diulangi kembali dengan variasi konsentrasi aktivator 15 , 20
, dan 25 .
3.5.2 Prosedur Pirolisis Cangkang Kelapa Sawit [45]
1. Cangkang kelapa sawit dimasukkan ke dalam tabung furnace. 2. Gas nitrogen dialirkan ke dalam tabung furnace.
3. Furnace dihidupkan dengan kenaikan 5
o
Cmenit sampai suhu mencapai 300
o
C selama 1 jam. 4. Setelah selesai dipirolisis kemudian dibiarkan dingin dengan aliran gas
nitrogen. 5. Setelah dingin, hasil pirolisis dicuci dengan air suling panas sampai pH
campuran lebih besar dari 6.
Universitas Sumatera Utara
26 6. Prosedur diatas diulangi kembali dengan variasi suhu pirolisis : 400
o
C, 500
o
C dan 600
o
C dan variasi waktu pirolisis : 1,5 jam, 2 jam dan 2,5 jam.
3.5.3 Prosedur Analisa Bilangan Iodin ASTM D 4607 - 94 Modified [46]
[47]
1. Sampel karbon aktif ditimbang sebanyak 0,5 gram lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
2. Sebanyak 25 ml larutan iodin standar ditambahkan ke dalam erlenmeyer. 3. Campuran diaduk selama 10 menit.
4. Penyaringan dilakukan menggunakan kertas saring. 5. Sebanyak 20 ml filtrat dimasukkan ke dalam erlenmeyer lain.
6. Filtrat dititrasi dengan Natrium Tiosulfat 1 N hingga menjadi berwarna kuning pucat.
7. Indikator larutan amilum 1 ditetesi ke dalam erlenmeyer dan titrasi diteruskan hingga filtrat menjadi bening.
8. Jumlah larutan peniter yang terpakai dicatat. 9. Data yang diperoleh dihitung dengan rumus :
3.1 dimana:
IAN = Bilangan Iodin mg Iodin g karbon aktif Ms = Molaritas Natrium Tiosulfat
Vb = volume Natrium Tiosulfat yang terpakai saat titrasi Vs = volume Natrium Tiosulfat yang terpakai saat titrasi blanko
Ma = massa karbon aktif
Universitas Sumatera Utara
27 Mulai
Sampel cangkang kelapa sawit disiapkan kemudian dicuci dan dikeringkan
Sampel tersebut dihancurkan sehingga ukurannya menjadi 70 mesh
Sampel sebanyak 10 gram direndam dalam larutan asam fosfat 10 dan diaduk dan dijaga
pada suhu 85
o
C selama 3 jam
Selesai Diulangi prosedur diatas dengan variasi konsentrasi
larutan aktivator yang lain Sampel diambil dengan cara disaring kemudian dikeringkan selama 24 jam
3.6 FLOWCHART PERCOBAAN