33 dehidrasi yang berlebihan terjadi. Jika konsentrasi aktivator di satu titik terlalu
sedikit, maka proses dehidrasi yang terjadi hanya sedikit. Selain itu, menurut Ademiluyi dan Braide [53], bilangan iodin yang tiba - tiba menurun lalu
meningkat kembali bisa disebabkan oleh perbedaan ukuran partikel sampel yang diimpregnasikan. Sampel yang diperoleh dalam penelitian ini berukuran 70 - 100
mesh, setiap sampel yang dihaluskan tidak akan berukuran sama persis antara satu sampel dengan yang lainnya ketika diimpregnasikan dengan aktivator.
Dari keseluruhan hasil analisis daya serap iodin yang didapat hampir keseluruhan memenuhi SII no. 0258-79, dimana daya serap terhadap iodin
minimum sebesar 200 mgg karbon.
4.3 PENGARUH SUHU PIROLISIS TERHADAP BILANGAN IODIN KARBON AKTIF
Pengaruh suhu pirolisis terhadap bilangan iodin karbon aktif disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.5, 4.6, 4.7 dan 4.8.
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Suhu Pirolisis Terhadap Bilangan Iodin pada Waktu Pirolisis 1 jam
100 200
300 400
500
200 300
400 500
600 700
800
B il
an gan
Iod in
m ggr
Suhu Pirolisis C
10 15
20 25
Universitas Sumatera Utara
34 Gambar 4.6 Grafik Hubungan Suhu Pirolisis Terhadap Bilangan Iodin pada
Waktu Pirolisis 1,5 jam
Gambar 4.7 Grafik Hubungan Suhu Pirolisis Terhadap Bilangan Iodin pada Waktu Pirolisis 2 jam
100 200
300 400
500
200 300
400 500
600 700
800
B il
an gan
Iod in
m ggr
Suhu Pirolisis C
10 15
20 25
100 200
300 400
200 300
400 500
600 700
800
B il
an gan
Io d
in m
g gr
Suhu Pirolisis C
10 15
20 25
Universitas Sumatera Utara
35 Gambar 4.8 Grafik Hubungan Suhu Pirolisis Terhadap Bilangan Iodin pada
Waktu Pirolisis 2,5 jam Dalam penelitian ini, pada lama waktu pirolisis dari 1; 1,5; 2; 2,5 jam
bilangan iodin karbon aktif meningkat kemudian menurun hampir di semua perbandingan konsentrasi aktivator seiring dengan meningkatnya suhu pirolisis.
Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh bahwa suhu yang paling baik dalam pengaktivasian karbon aktif cangkang kelapa sawit adalah suhu 400
o
C, dimana bilangan iodine mencapai 403,5 mggr karbon aktif.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Subashree Prahdan [52], semakin tinggi suhu pirolisis, maka bilangan iodin yang dihasilkan akan meningkat
kemudian menurun, khususnya pada suhu 600
o
C. Pernyataan ini diperkuat oleh Marsh dan Rodriguez - Reinoso [31], dimana untuk aktivator H
3
PO
4
, suhu pirolisis yang terbaik untuk menghasilkan karbon aktif yang berkualitas baik
adalah pada suhu _
_ 450
o
C. Pernyataan ini dapat dilihat dalam bentuk grafik pada subbab 2.4.1 gambar 2.2.
S, Roman dkk [38] menyatakan bahwa suhu pirolisis yang semakin meningkat akan memperbesar luas permukaan dari struktur makropori bahan baku
dan hal ini akan menyebabkan kerusakan yang besar pada struktur mikropori. Jankowska,
_ H,
_ A,
_ dkk [54] juga menjelaskan bahwa suhu pirolisis yang semakin
meningkat akan mengurangi volume pori yang telah ada. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kondensasi bahan material pada suhu pirolisis yang tinggi.
100 200
300
200 300
400 500
600 700
800
B il
an gan
Iod in
m ggr
Suhu Pirolisis C
10 15
20 25
Universitas Sumatera Utara
36 Jin, Xiao-Juan, dkk [51] menyatakan jika suhu pirolisis semakin tinggi, struktur
pori akan semakin lebar akibat terurai dan menjadi abu. Pada aktivasi 2 jam dan 2,5 jam, bilangan iodin karbon aktif menurun
ketika suhu semakin meningkat. Louis, Maria, dan Sudha, S [51] mengatakan bahwa adanya kombinasi waktu pirolisis yang terlalu lama dengan suhu pirolisis
yang semakin meningkat akan memperburuk kualitas karbon aktif. Waktu pirolisis yang terlalu lama akan mengakibatkan perubahan struktur mikropori
menjadi mesopori, dan mesopori menjadi makropori. Suhu pirolisis yang semakin meningkat akan menghancurkan struktur mikropori dan mesopori tersebut.
4.4 PENGARUH WAKTU PIROLISIS TERHADAP BILANGAN IODIN