PETA STRATEGI PENGEMBANGAN ITB WCU 2011 – 2015 FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN ITB 2011 – 2015 

dirumuskan sebelumnya akan disusun rincian program strategis dan indikator serta target yang dicanangkan oleh ITB 2011-2015. Program dan indikator tersebut dijabarkan berdasarkan masing- masing bidang yang merupakan komponen-komponen yang bila disatukan secara sinergis maka akan membentuk sebuah bangunan utuh, yaitu ITB sebagai universitas kelas dunia.

3.2.1. PETA STRATEGI PENGEMBANGAN ITB WCU 2011 – 2015

Mengacu Balanced Scorecard 26 , indikator dan program terkait pengembangan ITB WCU dapat dikelompokkan menjadi empat berdasarkan perspektif finansial, perspektif stakeholders, perspektif proses bisnis internal ITB, dan perspektif belajar dan tumbuh yang mencakup sumber daya strategis. Sebagai organisasi nir laba, maka indikator kinerja finansial bukanlah tujuan akhir dari program pengembangan ITB, melainkan kontribusi output ITB terhadap kepentingan stakeholders-nya. Output yang akan dikontribusikan pada stakehorders dihasilkan oleh proses bisnis internal ITB yang memerlukan berbagai sumber daya untuk proses belajar learning dan tumbuh growth untuk maju dan berkembang. Kesemua itu pada akhirnya akan memerlukan dukungan kemampuan finansial ITB untuk penggalangan dana. Keterkaitan antar indikator kinerja membangun peta strategi pengembangan ITB WCU seperti ditampilkan pada Gambar 3.1. Untuk penyederhanaan Peta Strategi ITB WCU, maka indikator kinerja direpresentasikan oleh Bidang berdasarkan perspektif Stakeholders, Proses berdasarkan perspektif Proses Bisnis Internal, Sumber Daya berdasarkan perspektif Belajar dan Tumbuh, dan Dana berdasarkan perspektif Finansial. Gambar 3. 1 Peta Strategi Pengembangan ITB WCU 2011 - 2015 26 Robert S. Kaplan, dan David P. Norton, The Strategy-Focused Organization, Harvard Business School Press, 2001; Robert S. Kaplan, dan David P. Norton, Strategy Maps, Harvard Business School Press, 2004. R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 32

3.2.2. FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN ITB 2011 – 2015 

Disamping kekuatan yang dimiliki, yang terbangun selama delapan dasawarsa perkembangannya, masih banyak kelemahan yang harus diperbaiki oleh ITB untuk dapat mendukung pewujudan cita-cita ITB sebagai universitas riset kelas dunia. Dari bahasan pada subbab terdahulu, dapat dilihat bahwa dalam menghadapi tantangan perkembangan ke depan, kelemahan internal ITB berpotensi menghambat terwujudnya cita-cita pengembangan ITB.  Dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan ITB, dan perkembangan kondisi lingkungan eksternalnya, maka dalam upaya untuk terus berkembang dan mewujudkan ITB WCU, ITB harus mampu tumbuh melalui peran aktif dan komitmen komunitas ITB untuk meningkatkan kapasitas sistem dan sumber daya ITB, peningkatan keefektifan dan efisiensi organisasi dengan berlandaskan pada keberagaman kultur dan tradisi yang kondusif menuju kemandirian teknologi bagi industri strategis bangsa Indonesia. Secara singkat, strategi pengembangan ITB pada 2011 - 2015 adalah: MAJU DAN BERKEMBANG MELALUI PERAN AKTIF DAN KOMITMEN KOMUNITAS ITB DENGAN BERLANDASKAN KEBERAGAMAN KULTUR AKADEMIK YANG PRODUKTIF DAN INOVATIF MENUJU KEMANDIRIAN BANGSA.  Strategi pengembangan ini selanjutnya dijabarkan dalam empat strategi, yaitu: 1. STRATEGI TUMBUH : pemanfaatan kekuatan internal ITB untuk meraih peluang yang ada. 2. STRATEGI DIVERSIFIKASI PROGRAM DAN PENGUATAN SISTEM : berdasar pada kekuatan internal ITB dan bersifat responsif untuk mengatasi ancaman yang dihadapi dalam proses pengembangan ITB ke depan. 3. STRATEGI PENINGKATAN KEFEKTIFAN PROGRAM DAN SISTEM : upaya untuk mengatasi kelemahan ITB agar dapat memanfaatkan peluang yang ada. 4. STRATEGI PERUBAHAN DAN PENINGKATAN EFISIENSI : meminimunkan dampak ancaman terhadap eksistensi ITB dengan mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada. Strategi-strategi tersebut diharapkan mampu membangun fondasi bagi upaya pengembangan ITB pada periode-periode selanjutnya. Penjelasan keempat strategi pengembangan tersebut sebagai berikut. R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 33 1. STRATEGI TUMBUH  Strategi tumbuh didasarkan pada pemanfaatan kekuatan internal ITB untuk meraih peluang yang ada.  Secara garis besar, strategi tumbuh memiliki empat fokus, yaitu: a. Peningkatan KUALITAS, PRODUKTIVITAS dan pengembangan KARAKTER KEBANGSAAN kekayaan lokal seluruh Program StudiBidang PPM. b. Peningkatan KAPASITAS program yang ada, dilakukan secara selektif dengan fokus pada: Program StudiBidang PPM dengan minatkebutuhan masyarakat yang tinggi. c. Perluasan TARGET SEGMEN MASYARAKAT program yang ada, dilakukan secara selektif dengan fokus pada: Program StudiBidang PPM dengan kualitas dan produktivitas tinggi; d. Pengembangan PROGRAM BARU, dilakukan secara selektif untuk Program StudiBidang PPM dengan misi strategis untuk berkontribusi pada pengembangan Ipteks dan pemecahan masalah bangsa. e. Pengembangan PROGRAM BARU untuk TARGET SEGMEN MASYARAKAT BARU, dilakukan dengan sangat selektif dan hati-hati dengan studi kelayakan yang baik.  Mempertimbangkan keterbatasan sumber daya ITB, serta untuk meminimumkan risiko dan waktu yang diperlukan, maka pertumbuhan difokuskan pada bidang yang menjadi kompetensi inti ITB, yaitu bidang akademik pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Segmen masyarakat yang dapat menjadi target baru program-program pendidikan ITB antara lain adalah lulusan terbaik SMA terkemuka Indonesia, peserta didik dari luar negeri mahasiswa asing, peserta didik khususnya program S3 dari industri, peserta didik dari masyarakat pekerja, khususnya untuk program-program continuing education. Untuk program-program penelitian dan pengabdian pada masyarakat, segmen masyarakat yang dapat menjadi target baru adalah masyarakat industri, pemerintah masyarakat daerah, dan komunitas global.  Selain strategi tumbuh dengan fokus pada peningkatan kualitas dan produktivitas, maka empat pola pertumbuhan ITB dapat dipetakan pada 4 kuadran berdasarkan dimensi Program dan dimensi Segmen Masyarakat Baru Gambar 3.4.  Keempat kuadran tersebut adalah:  Kuadran 1: Peningkatan KAPASITAS program yang ada;  Kuadran 2: Perluasan TARGET SEGMEN MASYARAKAT dari program yang ada;  Kuadran 3: pengembangan PROGRAM BARU untuk target segmen masyarakat yang ada;  Kuadran 4: pengembangan PROGRAM BARU dengan TARGET SEGMEN MASYARAKAT yang baru;  Dari keempat kuadran pertumbuhan tersebut, risiko dan upaya tertinggi adalah pada Kuadran 4, yaitu pengembangan program akademik baru untuk target segmen masyarakat yang baru. R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 34 Gambar 3. 2 Matriks Pertumbuhan ITB  Kuadran 1 Kuadran 1 adalah kuadran pertumbuhan dengan tingkat upaya dan risiko kegagalan yang relatif rendah tetapi dengan dampak pertumbuhan relatif pendek. Kuadran 1 dapat dijadikan prioritas pertumbuhan dalam jangka pendek, satu sampai tiga tahun ke depan. o Bidang Pendidikan Untuk menjaga kualitas masukan intake program pendidikan ITB, maka peningkatan kapasitas program studi yang ada difokuskan pada program studi dengan tingkat selektivitas yang ketat diukur dengan rasio antara jumlah peminat dan jumlah yang diterima, skor nilai ujian masuk baik melalui USM ITB maupun SNMPTN, dan pertumbuhan jumlah peminat yang relatif tinggi. Ketiga faktor ini dapat digunakan sebagai indikator keefektifan program dan minat masyarakat terhadap suatu program studi. Gambar 3.3 memetakan FakultasSekolah berdasarkan selektivitas dan pertumbuhan peminat, dan Gambar 3.4 memperlihatkan posisi FakultasSekolah berdasarkan selektivitas dan skor USM dan SNMPTN. R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 35 Gambar 3. 3 Kurva Selektivitas  Pertumbuhan Peminat dan Kurva Selektivitas  Intensi Masuk Program S1 dari setiap FakultasSekolah di ITB Data seleksi masuk Program S1 ITB 2009 dan 2010, Sumber data: Direktorat Pendidikan ITB, 8 Agustus 2010 Gambar 3. 4 Rasio Mahasiswa per Dosen dan Rasio FTE per Dosen Semester II-20092010 Berdasarkan pemetaan pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4, maka FakultasSekolah yang dapat meningkatkan kapasitas Program Sarjana yang ada saat ini adalah FTTM dan FTI. Pada Gambar 3.3 FITB masuk pada kelompok FakultasSekolah dengan tingkat selektivitas yang tinggi dan pertumbuhan peminat yang tinggi. Namun demikian, tingkat pertumbuhan tersebut sebagian besar terdorong oleh keikutsertaan sejumlah Program Studi di FITB dalam program Pengembangan Minat yang menawarkan beasiswa pada mahasiswa pada program studi tersebut. Program studi yang mengikuti program Pengembangan Minat tercatat sebanyak 7 Program Sarjana, yaitu: 1. Astronomi FMIPA; 2. Teknik Metalurgi FTTM; 3. Meteorologi FITB; 4. Oceanografi FITB; R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 36 RATA-RATA SKOR USM ITB RATA-RATA SKOR SNMPTN ITB RATA-RATA TINGKAT SELEKTIVITAS ITB RATA-RATA PERTUMBUHAN PEMINAT MASUK ITB RATA-RATA SELEKTIVITAS MASUK ITB 5. Teknik Fisika FTI; 6. Seni Rupa FSRD; 7. Kriya FSRD. Peningkatan Program Sarjana pada FTTM dan FTI perlu pemetaan dan analisis lebih lanjut terhadap tingkat selektivitas, minat masyarakat dan kualitas intake dari Program Studi yang berada dalam koordinasinya. Pertimbangan hati-hati perlu diberikan pada peningkatan kapasitas Program Sarjana Teknik Fisika yang saat ini mengikuti program pengembangan minat. Pemetaan dan analisis yang sama masih sukar dilakukan untuk Program Magister dan Doktor. Selama 4 tahun terakhir, peminat Program Magister ITB rata-rata meningkat sebesar 9,4 persen per tahun, tetapi dengan tingkat selektivitas sebesar 1,2 jumlah peminat dibagi jumlah yang diterima pada tahun 2009. Pada periode yang sama, peserta jumlah peserta Program Doktor ITB meningkat rata-rata sebesar 5,0 dengan tingkat selektivitas yang mendekati 1. Mempertimbangan hal ini, maka fokus strategi pertumbuhan Program Pascasarjana adalah pada peningkatan kualitas program yang ada saat ini disertai dengan peningkatan program promosi untuk mengkomunikasikan program-program studi yang ada pada masyarakat. Peningkatan kualitas input diupayakan melalui integrasi program S1 dan S2, serta S2 dan S3. Pengembangan Program Pascasarjana baru harus didasarkan pada studi kelayakan yang baik sehingga dapat menjawab kebutuhan masyarakat secara cost effective. o Bidang PPM Peningkatan kapasitas program PPM yang ada saat ini difokuskan pada program-program PPM dengan produktivitas dan kualitas output yang tinggi. Penentuan prioritas program PPM dapat dilakukan dengan mempertimbangkan produktivitas dan kualitas produk Ipteks yang dihasilkan per unit organisasi PPM PP, Pusat, KK atau per bidang PPM, serta jumlah dana yang berhasil diperoleh dari sumber eksternal ITB untuk menjalankan kegiatan PPM terkait 27 . Produktivitas dapat diukur berdasarkan output kegiatan publikasi, HaKI, dana yang dihasilkan dari koomersialisasi hasil PPM, dan lain sebagainya, per periode tertentu. Kualitas dapat diukur berdasarkan penilaian suatu tim yang ditunjuk untuk menjalankan tugas penelitian. Jumlah dana yang berhasil diperoleh dari sumber eksternal dapat digunakan sebagai cerminan daya saing proyekkegiatan PPM beserta tim pelaksana kegiatan tersebut. Berdasarkan ketiga kriteria tersebut dapat dibuat portofolio program kegiatan PPM yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan prioritas peningkatan kapasitas unit organisasi PPM atau bidang terkait. Gambar 3.5 memetakan 5 Pusat Penelitian PP ITB berdasarkan skor kinerja yang mencakup penilaian terhadap produktivitas dan kualitas output serta jumlah dana yang diperoleh pada tahun 2009. Pada peta tersebut dapat dilihat bahwa dari 5 PP yang membawa misi strategis untuk mengembangkan riset unggulan ITB yang berkinerja di atas rata-rata PP ITB adalah PP Teknologi Informasi dan Komunikasi, PP Energi AlternatifBerkelanjutan, dan PP Pengelolaan Lingkungan, Wilayah dan Infrastruktur. Strategi pengembangan PPM yang dilakukan PP diharapkan mampu mendorong posisi PP ke kuadran kanan atas pada peta tersebut. Lebih lanjut, Gambar 3.6 memetakan posisi 12 Pusat atau Pusat Studi ITB pada 2009. Dari 12 PusatPusat Studi, yang berkinerja di atas rata-rata hanya 3 Pusat, yaitu Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut, Pusat Perencanaan dan Pengembangan 27 Untuk bidang-bidang PPM dapat dirujuk Rencana Akademik ITB 2011-2015. R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 37 Kepariwisataan, dan Pusat Kebijakan Keenergian. Strategi pengembangan PPM yang dilakukan PusatPusat Studi diharapkan mampu mendorong posisi PusatPusat Studi ke kuadran kanan atas pada peta tersebut. Gambar 3. 5 Peta Kinerja Pusat Penelitian ITB 2009 Sumber: LPPM, Laporan Hasil Evaluasi Kegiatan Pusat Penelitian 2009 Gambar 3. 6 Peta Kinerja Pusat dan Pusat Studi ITB 2009 Sumber: LPPM, Laporan Hasil Evaluasi Kegiatan Pusat Penelitian 2009 o Bidang Pendukung Fokus pengembangan pada bidang pendukung sumber daya manusia, sarana dan prasarana, organisasi dan manajemen, serta dana diselaraskan dengan fokus peningkatan R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 38 Keterangan: PP TIK = PP Teknologi Informasi Komunikasi; PP EAB = PP Energi AlternatifBerkelanjutan; PP PLWI = PP Pengelolaan Lingkungan, Wilayah dan Infrastruktur; PP BIOTEK = PP Bioteknologi; PP SRD = PP Seni Rupa dan Desain. Keterangan: P-IH = Pusat Ilmu Hayati PS-SPTG = Pusat Studi Sarana Dan Prasarana Tahan Gempa P-PKPL = Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut P-RI = Pusat Rekayasa Industri P-TKK = Pusat Teknologi Kesehatan dan Keolahragaan P-KE = Pusat Kebijakan Keenergian P-PPK = Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan P-MB = Pusat Mitigasi Bencana P-PJ = Pusat Penginderaan Jauh PS-LH = Pusat Studi Lingkungan Hidup P-IDS = Pusat Infrastruktur Data Spasial P-KPK = Pusat Kebijakan Publik dan Kepemerintahan ARAH PENGEMBANGAN ARAH PENGEMBANGAN ARAH PENGEMBANGAN pada program pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Sebagai contoh, berdasarkan kriteria selektivitas, pertumbuhan peminat dan intensitas minat masuk, Program Sarjana FTTM dapat diprioritaskan untuk ditingkatkan kapasitasnya, namun mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya yang ada, khususnya dosen dalam bidang- bidang yang diperlukan, maka peningkatan kapasitas tersebut perlu didukung dengan rekrutmen dan pengembangan staf dosen yang memadai. Tabel 3.1 memperlihatkan rasio jumlah mahasiswa per dosen ITB tetap dan tidak tetap dan rasio beban pengajaran diukur dengan FTE atau Full Time Equivalent per dosen pada Semester II tahun akademik 20092010. Tabel 3. 1 Rasio Mahasiswa per Dosen dan Rasio FTE per Dosen Semester II-20092010 FAKULTAS SEKOLAH MAHASISWADOSEN FTE DOSEN 1. FMIPA 12,3 1,3

2. SF 17,7

1,1 3. SITH 19,6 0,9

4. FTI 21,5

1,2 5. FTMD 17,6 0,9 6. STEI 18,4 0,8 7. FTSL 15,8 0,9 8. SAPPK 17,8 0,8 9. FITB 13,4 0,8 10. FTTM 20,5 0,9 11. FSRD 11,4 1,0 12. SBM 67,3 3,8 ITB 17,1 1,0 Catatan: Banyak menggunakan tenaga pengajar dari luar ITB. Sumber data: Direktorat Pendidikan dan Direktorat Kepegawaian, data Semester II 20092010 Tabel 3.1 memperlihatkan kondisi beban per dosen tetap di setiap FakultasSekolah. Berdasarkan rasio mahasiswa per dosen, kecuali FTSL, FakultasSekolah yang berdasarkan minat masyarakat perlu ditingkatkan kapasitasnya menghadapi kendala dalam ketersediaan staf dosen dengan rasio mahasiswa per dosen di atas rata-rata ITB, adalah FTI, yang merupakan tertinggi di ITB, yaitu 21,5, FTTM kedua tertinggi, yaitu 20,5, dan SAPPK, yaitu 17,8. Mempertimbangkan beban pengajaran suatu FakultasSekolah tidak terbatas pada FakultasSekolah itu sendiri, maka rasio FTE per dosen dapat digunakan sebagai ukuran beban per dosen. Basis perhitungan FTE adalah beban pengajaran dengan memperhitungkan ukuran SKS dan jumlah mahasiswa untuk setiap matakuliah yang menjadi beban suatu program studi pada FakultasSekolah untuk standar ukuran kelas 28 dan alokasi jam per SKS 29 . Dengan asumsi bahwa beban pengajaran adalah 50 dari beban dosen secara keseluruhan, maka FTE dihitung dengan formula berikut. 3 40 1       n r m sks FTE k i i i dimana, 28 Standar ukuran kelas yang digunakan untuk perhitungan FTE adalah kuliah wajib S1:50 orang, kuliah pilihan S1: 25 orang, kuliah wajib S2S3: 25 orang, dan kuliah pilihan S2S3: 15 orang. 29 Alokasi waktu per SKS adalah 3 jam. R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 39 sks i = jumlah sks untuk mata kuliah i; m i = jumlah mahasiswa peserta kuliah i; r = alokasi waktu untuk pengajaran adalah 50; n = ukuran kelas standar. Berdasarkan FTE per dosen, secara keseluruhan FTE per dosen ITB sangat tinggi, yaitu 1,0. Pada kondisi ini, penambahan beban tugas akan menuntut penambahan alokasi waktu dosen melebih 40 jam per minggu jam kerja normal. Sejumlah FakultasSekolah bahkan memiliki FTE per dosen yang sangat tinggi, yaitu FMIPA 1,3, FTI 1,2, SF 1,0 dan FSRD 1,0. Hal ini berarti, peningkatan intake ITB tidak dapat dilakukan tanpa penambahan staf dosen. Karena FTE memperhitungkan beban tugas layanan pengajaran pada program studi lain, maka menambahan dosen juga perlu diperhitungkan pada FakultasSekolah yang akan memberikan kuliah layanan pada program studi dengan kapasitas yang akan dikembangkan. FakultasSekolah yang banyak memberikan kuliah layanan adalah FMIPA untuk mata kuliah sains dasar dan FSRD untuk mata kuliah dasar dan umum. FakultasSekolah dapat menganalisis lebih lanjut kebutuhan penambahan staf dosen per program studi yang berada dalam koordinasinya. Jumlah staf dosen yang tidak memadai dapat juga menjadi faktor penyebab produktivitas kegiatan riset dan pengembangan yang relatif masih sangat rendah dibandingkan universitas-universitas terkemuka di Asia. Penambahan jumlah staf dosen ITB saat ini telah sangat mendesak. Namun penambahan dosen dalam waktu singkat akan memiliki beberapa hambatan, terutama, 1. Secara tradisi, terdapat preferensi kuat di ITB untuk melakukan rekrutmen dan pengembangan staf dosen secara internal dari lulusan ITB, khususnya Program Sarjana. Dengan pendekatan ini diperlukan waktu cukup lama kurang-lebih 5 tahun untuk mencetak staf dosen dengan kualifikasi doktor. 2. Preferensi untuk mendapatkan formasi PNS karena keterbatasan kapasitas finansial ITB untuk menanggung seluruh remunerasi pegawai. Dengan terbatasnya formasi untuk PNS pada setiap tahun, maka kebutuhan dosen yang mendesak tidak dapat segera dipenuhi. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam jangka pendek, ITB perlu mempertimbangkan sistem rekrutmen horisontal untuk menjawab kebutuhan dosen yang mendesak dalam waktu singkat. Sistem tersebut harus dikembangkan secara komprehensif untuk menjaga integritas, kualitas dan keharmonisan kultur dan tradisi akademik ITB. Fokus peningkatan bidang pendidikan dan PPM berdasarkan portofolio program pendidikan dan PPM sebagaimana diuraikan di atas, diharapkan selaras dengan peningkatan kapasitas finansial yang diperlukan untuk peningkatan kapasitas program akademik ITB.  Kuadran 2 Kuadran 2 adalah kuadran pertumbuhan dengan memanfaatkan program-program akademik yang ada saat ini untuk disesuaikan dan ditawarkan pada target segmen baru. Kuadran pertumbuhan ini memiliki tingkat upaya dan risiko kegagalan yang relatif moderat dan memiliki dampak pertumbuhan jangka panjang yang juga moderat. Kuadran 2 dapat dijadikan prioritas pertumbuhan dalam jangka menengah, tiga sampai lima tahun ke depan. Analog dengan pertumbuhan pada Kuadran 1, program-program akademik yang akan dikembangkan untuk memenuhi target segmen baru harus melalui proses seleksi yang mempertimbangkan kinerja program dan unit kerja penyelenggaran dan pelaksana. Perangkat R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 40 bantu dapat dikembangkan untuk mendukung proses seleksi tersebut secara obyektif dan komprehensif. o Bidang Pendidikan Pengembangan program-program internasional dapat merupakan faktor pendorong pertumbuhan ITB ke depan, baik dari aspek akademik, yaitu meningkatkan proporsi mahasiswa asing di ITB maupun dari aspek finansial, yaitu meningkatkan kapasitas finansial ITB. Pengembangan program Doktor dengan peserta dari industri juga dapat menjadi faktor pertumbuhan ITB dengan meningkatkan bidang pendidikan dan riset ITB dalam memecahkan masalah praktis di industri. o Bidang PPM Peningkatan bidang PPM pada kuadran ini dapat didorong melalui kemitraan dengan pemerintah daerah, industri dan komunitas internasional. o Bidang Pendukung Peningkatan bidang akademik ke arah segmen internasional dan industri dapat menjadi faktor pertumbuhan dengan mendorong kualitas program dan layanan akademik sesuai dengan standar internasional dan industri yang tinggi. Untuk itu, upaya ini perlu didukung dengan pengembangan bidang sumber daya serta organisasi dan manajemen yang baik. Pertumbuhan yang dicapai dalam kuadran ini dapat mendorong peningkatan kapasitas finansial ITB yang akan diperlukan untuk mengembangkan khususnya staf dosen serta fasilitas dan peralatan pendidikan dan penelitian bertaraf internasional.  Kuadran 3 Kuadran 3 adalah kuadran pertumbuhan melalui pengembangan program akademik baru untuk target segmen masyarakat saat ini. Pertumbuhan pada kuadran ini perlu didukung dengan pemahaman yang baik akan kebutuhan masyarakat terhadap program dan layanan akademik baru. Kuadran 3 memiliki tingkat upaya dan risiko kegagalan yang relatif moderat dan memiliki dampak pertumbuhan yang juga moderat. Kuadran 3 dapat dijadikan prioritas pertumbuhan dalam jangka menengah, tiga sampai lima tahun ke depan. Analog dengan pertumbuhan pada Kuadran 1 dan 2, program-program akademik baru yang akan dikembangkan harus melalui proses seleksi yang mempertimbangkan kinerja program dan unit kerja penyelenggara dan pelaksana. Perangkat bantu dapat dikembangkan untuk mendukung proses seleksi tersebut secara obyektif dan komprehensif. o Bidang Pendidikan Pengembangan bidang pendidikan pada kuadran ini mencakup pengembangan program- program pendidikan bergelar baru, pengembangan program pendidikan berkelanjutan baru secara intensif dengan memanfaatkan libur semester pendek dalam bidang-bidang spesifik dan lanjut advanced, dan pengembangan program belajar jarak jauh distance learning secara intensif. Program pendidikan pada semester pendek dapat ditujukan untuk peserta didik, baik dari dalam maupun luar ITB. Bagi peserta didik ITB, program tersebut dapat digunakan untuk memperkaya wawasan, meningkatkan kemampuan dan memperkuat karakter mahasiswa ITB untuk dapat memenuhi profil lulusan ITB yang dicita-citakan. Bagi peserta dari luar ITB, program tersebut dapat merupakan program pendidikan berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam bidang-bidang khusus dan lanjut yang diperlukan untuk mendukung perannya dalam pemecahan masalah praktis dalam masyarakat yang semakin kompleks dan bersifat multi dimensi. R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 41 Untuk program pendidikan bergelar, mulai tahun 2010 mulai diselenggarakan Program Sarjana Manajemen Rekayasa Industri di Fakultas Teknologi Industri. Saat ini, terdapat sejumlah usulan program studi baru di ITB, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3. 2 Usulan Program Studi Baru ITB FAKULTAS SEKOLAH USULAN PROGRAM STUDI BARU SF Prodi S1 Sarjana Sains dan teknologi Kesehatan atau Teknologi Medik Prodi S2 Terapan Farmasi Industri Prodi S2 Terapan Farmasi Rumah Sakit Prodi S2 Terapan Teknologi Olahraga SITH Prodi S1 Rekayasa Pertanian Prodi S1 Rekayasa Kehutanan Prodi S1 Bioengineering Prodi S1 Teknologi Pasca Panen FITB Prodi S1 Teknik Hidrograf Prodi S1 Survey dan Pemetaan Prodi S1 Terapan Inderaja dan Sistem Informasi Geografs Prodi S2 Teknik Air Tanah Prodi S2 dan S3 Sains Kebumian FTMD Prodi S2 Terapan: New Renewable Energy Prodi S2 Terapan: Mechanical Equipment in Oil Gas facilities Prodi S2 Terapan: Aviation Technology FTI Prodi S1 S2 Logistik Prodi S1 Manajemen Rekayasa Industri mulai diselenggarakan TA 20092010 Prodi S1 Bioproses FSRD Prodi S1 Animasi dan Intermedia Prodi S1 Fashion Prodi S1 Estetika dan Humaniora FTSL Prodi S1 Teknik SDA Prodi S1 Teknik Infrastruktur Lingkungan Prodi S2 Terapan: Rekayasa Manajemen Jalan dan Transportasi Tabel 3. 2 Usulan Program Studi Baru ITB Lanjutan FAKULTAS SEKOLAH USULAN PROGRAM STUDI BARU SAPPK Prodi S1 Ekonomi Pembangunan Prodi S2 Terapan Arsitektur Lansekap Prodi S2 Terapan Rekayasa Manajemen Jalan dan Transportasi o Bidang PPM Untuk dapat berperan sebagai pilar daya saing nasional, maka ITB perlu segera mengembangkan program PPM yang dapat memberikan solusi secara nyata pada masalah daerah dan nasional serta mengintegrasikan kekayaan bangsa dalam produk-produk Ipteks yang dihasilkan. Produk-produk Ipteks yang dihasilkan oleh ITB harus R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 42 ditindaklanjuti dengan tahap inkubasi untuk mematangkan produk-produk tersebut secara teknis dan ekonomis untuk selanjutnya didiseminasikan melalui utilisasi secara komersial dalam kegiatan usaha, baik dilakukan secara langsung oleh ITB maupun oleh pihak lain melalui sistem lisensi. Hal ini mendorong terwujudnya ITB sebagai pusat inovator inkubator untuk kemandirian teknologi bagi industri strategis bangsa Indonesia. Dalam menjawab berbagai permasalahan nasional, seperti bencana, krisis energi dan penyediaan pangan serta tantangan global yang meliputi perubahan iklim climate change dan perkembangan ilmu dan teknologi ke depan, dilakukan pembaharuan kebijakan Riset ITB sesuai dengan Surat Keputusan No. 20SKK01-SA2010. Fokus Riset ITB dalam kurun waktu 2010-2020 meliputi: 1. Infrastruktur, Mitigasi Bencana, dan Kewilayahan 2. Energi 3. Teknologi Informasi dan Komunikasi 4. Pangan, Kesehatan dan Obat-obatan 5. Produk Budaya dan Lingkungan 6. Teknologi Nano dan Kuantum 7. Bioteknologi Mengacu pada kebijakan tersebut dan Rencana Akademik 2011-2015 akan dikembangkan sedikitnya 3 pusat unggulan riset dan pengembangan, baik riset dasar maupun terapan, yang diwujudkan sebagai Pusat Penelitian. Pusat-pusat unggulan itu memiliki perhatian kuat dalam menggali nilai-nilai kemanfaatan sumber-sumber potensi alam dan budaya bangsa potensi domestik. Dengan 5 Pusat Penelitian yang ada, maka pada lima tahun terdapat sedikitnya 8 Pusat Penelitian, yang terdiri atas: 1. PP Teknologi Informasi dan Komunikasi; 2. PP Energi sebelumnya PP Energi AlternatifBerkelanjutan; 3. PP Pengelolaan Lingkungan Wilayah, dan Infrastruktur; 4. PP Bioteknologi; 5. PP Produk, Budaya, dan Lingkungan sebelumnya PP Seni Rupa dan Desain; 6. PP Pangan, Obat dan Kesehatan; 7. PP Nanoteknologi dan Rekayasa Kuantum; 8. PP Mitigasi Bencana. o Bidang Pendukung Untuk mendukung pengembangan program baru dalam bidang pendidikan dan PPM, maka ITB perlu mengembangkan kompetensi baru untuk dapat mengelola program- program baru secara efektif dan efisien. Hal ini mencakup:  Pengembangan kompetensi staf dosen yang terkait dengan program-program pendidikan baru yang akan ditawarkan pada masyarakat;  Pengembangan kompetensi staf dosen dan peneliti untuk dapat mengangkat potensi kekayaan bangsa dalam menghasilkan produk-produk Ipteks yang berdayaguna dalam masyarakat secara luas;  Pengembangan kompetensi SDM dan sistem pengelolaan ITB dalam Manajemen Pengetahuan dan Teknologi untuk dapat mengelola kegiatan PPM dan produk-produk Ipteks yang dihasilkan secara efektif dan efisien.  Pengembangan sarana dan prasarana untuk mendukung program-program baru dan kompetensi baru tersebut. R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 43  Kuadran 4 Kuadran 4 adalah kuadran pertumbuhan melalui pengembangan program akademik baru untuk targat segmen masyarakat yang baru. Kuadran 4 memiliki tingkat upaya dan risiko kegagalan yang tinggi dengan dampak pertumbuhan jangka panjang yang tinggi. Kuadran 4 dapat dijadikan prioritas pertumbuhan dalam jangka panjang, empat sampai delapan tahun yang akan datang. Analog dengan pertumbuhan pada kuadran-kuadran yang lain, program-program akademik baru untuk target segmen baru yang akan dikembangkan harus melalui proses seleksi yang mempertimbangkan kinerja program dan unit kerja penyelenggara dan pelaksana. Perangkat bantu dapat dikembangkan untuk mendukung proses seleksi tersebut secara obyektif dan komprehensif. o Bidang Pendidikan Pengembangan bidang pendidikan pada kuadran ini memanfaatkan program-program baru yang dikembangkan pada Kuadran 3 dan target segmen masyarakat yang baru pada Kuadran 2, sehingga pertumbuhan pada kuadran ini dapat diperoleh melalui penguatan program-program pendidikan baru yang ditawarkan secara luas bagi peserta dari luar negeri. Program-program tersebut tidak terbatas pada bidang pendidikan bergelar, tetapi juga program pendidikan berkelanjutan dan jarak jauh yang dapat meningkatkan jangkauan diseminasi pengetahuan dan kompetensi ITB secara global. Hal ini dapat mendorong terwujudnya ITB sebagai pusat pendidikan terkemuka di dunia. o Bidang PPM Pengembangan bidang PPM diarahkan pada upaya mendorong peran produk Ipteks ITB untuk menjawab masalah daerah dan industri secara nyata dan menjawab tantangan pengembangan Ipteks secara global. Untuk mendukung hal ini, ITB harus dapat berperan sebagai simpul jaringan kerjasama nasional dan internasional yang menggalang kerjasama antar kekuatan nasional dan global untuk menghasilkan solusi nyata bagi permasalahan bangsa dan masyarakat dunia. o Bidang Pendukung Pertumbuhan pada Kuadran 4 ini memerlukan upaya paling besar dengan risiko kegagalan yang tinggi. Tetapi keberhasilan dalam membangun faktor pertumbuhan ini dapat menjadi landasan bagi pertumbuhan ITB dalam jangka panjang. Untuk mendukung pertumbuhan pada kuadran ini, diperlukan sumber daya serta sistem pengelolaan ITB yang sangat baik. Upaya dan risiko kegagalan pertumbuhan pada kuadran ini dapat direduksi, jika terlebih dahulu telah terbangun faktor pertumbuhan pada Kuadran 2 target segmen baru ataudan Kuadran 3 program baru telah terbangun dan teruji. Gambar 3.8 memperlihatkan jalur pertumbuhan pada Kuadran 4 untuk dapat mereduksi upaya dan risiko kegagalan.  Jika pengembangan berangkat dari Kuadran 2, maka arah pengembangan bidang pendukung selanjutnya adalah pengembangan kompetensi baru yang mendukung pengembangan program-program akademik baru;  Jika pengembangan berangkat dari Kuadran 3, maka arah pengembangan bidang pendukung selanjutnya adalah peningkatan layanan dan program akademik untuk memehuhi standar baru. R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 44 Gambar 3. 7 Jalur Pertumbuhan Kuadran 4 Untuk Mereduksi Upaya Dan Risiko Kegagalan Dalam Pengembangan  Sebagai acuan penentuan fokus strategi pertumbuhan dapat digunakan peta pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4 pada bagian terdahulu. Berdasarkan peta tersebut dapat disusun rekomendasi fokus strategi pertumbuhan seperti pada tabel berikut. Tabel 3. 3 Fokus Strategi Pertumbuhan ITB 2011 - 2015 NO FAKSE K SELEK- TIVITA S KUALITAS INTAKE PERTU M- BUHAN PEMINA T FOKUS PENGEMBANGAN Peningkatan Intake Program Yang Ada Penguatan Program yang Ada Pengembangan Program Baru Pengembangan Target Masyarakat Baru SKOR USM SKOR SNMPT N 1 FMIPA     X   2 SITH     X   3 SF  + +  X   4 FITB +   + X   5 FTTM ++ + + ++   6 STEI  ++ +  X  7 FTSL + +      8 FTI + ++ + +   9 FTMD  +  + X   10 SAPPK + +   X   11 FSRD   NA  X   12 SBM   NA + X   Keterangan: Tidak termasuk Apoteker; Selektivitas = Jumlah Peminat Jumlah yang Diterima;  : Di bawah rata-rata ITB;   : Sama dengan rata-rata ITB; + : Lebih tinggi dari rata-rata ITB; x : Tidak direkomendasikan;  : Dapat direkomendasikan;  : Jika diperlukan; penguatan program yang ada atau pengembangan program baru karena program lama kurang efektif dalam merespon kebutuhan masyarakat. R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 45  Pada uraian di atas, dapat dipahami bahwa strategi tumbuh akan berhasil jika disertai dengan strategi lain untuk meningkatkan keefektifan organisasi dan manajemen dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber daya ITB yang terbatas. Secara lebih rinci, hal tersebut dibahas pada subbab berikut ini. 2. STRATEGI DIVERSIFIKASI PROGRAM DAN PENGUATAN SISTEM  Strategi Diversifikasi Program dan Penguatan Sistem didasarkan pada kekuatan internal ITB dan bersifat responsif untuk mengatasi ancaman yang dihadapi dalam proses pengembangan ITB ke depan. Strategi ini pada dasarnya merupakan strategi diversifikasi konsentrik concentric diversification 30 untuk mengungkit kemampuan teknis ITB untuk mendapatkan keunggulan-keunggulan yang diperlukan guna mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh faktor eksternal, termasuk oleh kebijakan pemerintah, strategi perguruan tinggi lain, persepsi atau penilaian masyarakat, dan sebagainya.  Mengacu pada Matriks Pertumbuhan ITB pada Gambar 3.1, diversifikasi konsentrik menyerupai strategi pertumbuhan pada Kuadran 2, yaitu berbasis pada program akademik yang ada, dilakukan peningkatan dan pengemasan program akademik untuk disesuaikan dengan target segmen baru guna mengatasi ancaman persaingan, dinamika perkembangan Ipteks, persepsi dan penilaian negatif terhadap kemasan program akademik yang lama, dan penurunan dukungan pemerintah. Namun demikian, peningkatan dan pengemasan baru program-program akademik yang ada dengan target segmen masyarakat yang baru perlu disertai pengembangan bidang-bidang pendukung, yaitu organisasi dan manajemen, sumber daya, dan pendanaan yang diperlukan, terutama dalam mengkomunikasikan dan penyampaikan program-program baru tersebut secara efektif.

3. STRATEGI PENINGKATAN KEEFEKTIFAN PROGRAM DAN SISTEM

 Strategi Peningkatan Keefektifan Program dan Sistem merupakan upaya untuk mengatasi kelemahan ITB agar dapat memanfaatkan peluang yang ada. Mengacu pada cita-cita mewujudkan WCU, banyak kelemahan masih harus diatasi oleh ITB secara intensif. Dengan banyaknya kelemahan yang masih harus diatasi oleh ITB, maka strategi Peningkatan Kefektifan Program dan Sistem akan mendominasi strategi perkembangan ITB dalam lima tahun mendatang.  Fokus strategi ini adalah pada peningkatan kinerja proses, sistem dan prosedur tata kelola untuk meningkatkan keefektifan program dan sistem ITB. o Bidang Pendidikan  Perbaikan sistem dan proses seleksi masuk ITB untuk menjaring dan meningkatkan aksesibilitas talenta terbaik dari berbagai daerah dan lapisan masyarakat;  Perbaikan sistem pengelolaan dan proses pembelajaran pada Program TPB untuk memperkuat kemampuan dasar mahasiswa ITB;  Perbaikan sistem pengelolaan dan proses pendidikan, khususnya untuk kegiatan tak terstruktur seperti pembuatan tugas di luar kelas, riset tugas akhir, kerja praktek di perusahaan, dan sebagainya;  Perbaikan kurikulum dan proses pendidikan yang dapat mencetak lulusan ITB dengan profil yang diperlukan masyarakat luas;  Peningkatan integrasi antar program pendidikan bergelar; 30 Kenny, G., Diversification Strategy: How to Grow a Business by Diversifying Successfully, Kogan Page, 2009. R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 46  Peningkatan integrasi antara program pendidikan dan PPM. o Bidang PPM  Perbaikan sistem pengelolaan kegiatan PPM;  Menetapkan fokus bidang penelitian unggulan ITB yang dibina dan dikembangkan secara konsisten;  Peningkatan keterpaduan program penelitian ITB antar Pusat Penelitian, Pusat, FakultasSekolah, Kelompok Keahlian, laboratorium;  Peningkatan kolaborasi dengan berbagai kekuatan nasional dan global. o Bidang Organisasi dan Manajemen  Perbaikan perlu dilakukan terhadap sistem dan prosedur pengelolaan sumber daya guna menjamin penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien, serta mampu menarik dan mempertahankan talenta terbaik di ITB;  Perbaikan juga perlu dilakukan pada sistem dan prosedur pengelolaan kinerja institusi ITB, unit-unit kerja ITB, dan individu SDM ITB, sehingga dapat diukur produktivitas ITB, baik pada tingkat institusi, unit-unit kerja dan invidu SDM ITB.  Perbaikan sistem basis data yang diperlukan untuk perencanaan kebutuhan sumber daya ITB dalam jangka menengah dan panjang;  Penguatan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk pemanfaatan sumber daya secara bersama;  Penguatan sistem pengelolaan dan pengadaan barangjasa melalui sistem leasing dan outsourcing, terutama untuk menjalankan kegiatantugas yang bukan menjadi kompetensi inti ITB;  Penguatan sistem penjaminan mutu. o Bidang SDM  Penataan ulang sistem penugasan dosen untuk mengatasi masalah keterbatasan dosen untuk menjalankan kegiatan pengajaran, riset dan pengabdian pada masyarakat perlu dipertimbangkan pembatasan penugasan dosen di luar bidang akademik;  Perbaikan sistem remunerasi dan insentifdisinsentif untuk mendukung sistem penugasan dosen dan kinerja secara maksimum;  Perbaikan dan penyelasaran sistem rekrutmenpemberhentian, sistem pengelolaan penugasan, rotasi, promosidemosi, sistem pengembangankarir, sistem remunerasi dan insentifdisinsentif untuk:  menarik dan mempertahankan talenta terbaik di ITB;  rekrutmen dan pengembangan lulusan terbaik ITB sebagai dosen untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang;  mendorong kinerja secara maksimum, baik dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian pada masyarakat;  rekrutmen dosen secara horisontal untuk mengatasi kekurangan dosen dalam jangka pendek;  rekrutmen dosen asing untuk mendorong pengembangan dan peningkatan kualitas program pendidikan dan PPM. o Bidang Sarana dan Prasarana R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 47  Penataan ulang alokasi ruanggedung, peralatanfasilitas, dan sarana lainnya untuk meningkatkan utilitasnya, terutama untuk mendukung pelaksanaan program pendidikan dan penelitian perlu dipertimbangkan pembatasan alokasi sarana dan prasarana untuk kegiatan di luar program akademik, dan pengalokasian ulang sarana- sarana dengan tingkat utilisasi yang rendah;  Penataan ulang sarana dan prasarana kampus dan sekitarnya untuk menciptakan lingkungan kampus yang kondusif untuk peningkatan produktivitas, kreativitas dan inovasi. o Bidang Pendanaan  Perhitungan dan penetapan harga satuan kegiatan sebagai dasar penetapan alokasi anggaran kegiatan;  Pengembangan sistem pengendalian biaya cost control;  Peningkatan kemitraan dengan lembaga kementerian untuk pendanaan pengadaan fasilitas pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian pada masyarakat;  Peningkatan peran FakultasSekolah beserta unit-unit kerja program studi, KK, laboratorium di dalam koordinasinya dalam penggalangan dana;  Peningkatan motivasi dosen sebagai penggalang dana, khususnya untuk penelitian dan pengembangan, dari sumber eksternal ITB. 4. STRATEGI PERBAIKAN DAN PENINGKATAN EFISIENSI  Strategi ini ditujukan untuk meminimumkan dampak ancaman terhadap eksistensi ITB dengan mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada. Hal ini dilakukan dalam bentuk kontraksi berupa penghentian programkegiatan atau penutupan unit kerja yang tidak memberikan nilai tambah pada ITB dan kondolidasi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya ITB yang terbatas.  Fokus strategi ini adalah pada peningkatan efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya ITB yang terbatas melalui perbaikan program, proses, kegiatan atau fungsi unit kerja dan reduksi program, proses, kegiatan, atau unit kerja yang tidak menjalankan misi strategis dan tidak memberikan nilai bagi ITB. o Bidang Pendidikan  Peningkatan relevansi program studi  Peningkatan relevasi proses pembelajaran o Bidang PPM  Peningkatan relevansi program penelitian dan Pengabdian Masyarakat o Bidang Organisasi dan Manajemen  Relevansi sistem dan prosedur kerja  Relevansi fungsi unit kerja  Minimasi overlap fungsi antar unit kerja o Bidang SDM  Reformasi sistem pengelolaan dan pengembangan SDM o Bidang Sarana dan Prasarana  Reformasi sistem alokasi dan pengelolaan sarana dan prasarana R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 48 o Bidang Pendanaan  Peningkatan keefektifan sistem alokasi anggaran Mengacu pada Rencana Akademik ITB 2011 - 2015, program-program yang mendukung keempat strategi tersebut secara sistematis diuraikan pada tabel-tabel dalam subbab berikut. 3.3. STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN ITB 2011 - 2015 3.3.1. STRATEGI TUMBUH A A-1 Peningkatan KUALITAS, PRODUKTIVITAS dan PENGEMBANGAN KARAKTER KEBANGSAAN Kekayaan Lokal Program akademik pendukung strategi tumbuh melalui peningkatan kualitas, produktivitas dan pengembangan karakter kebangsaan sedikitnya mencakup program dan mekanisme berikut.

1. PENDIDIKAN P-1 Meningkatkan kualitas lulusan S1, S2, dan S3:

a. Penyempurnaan sistem seleksi masuk mahasiswa S1 dalam rangka menuju zero drop-out, 100 lulus tepat waktu, maksimum jumlah cum laude, mempunyai jiwa atau mental kejuangankepeloporan; b. Peningkatan kualitas intake S2 dan S3 melalui program fast-tract c. Pembukaan program pilot pilot project dengan terminasi langsung ke S2 program pendidikan S1 dan S2 dalam 5 tahun; d. Peningkatan populasi dosen untuk mencapai rasio mahasiswa : dosen = 16 : 1; e. Peningkatan populasi mahasiswa Pascasarjana untuk mencapai rasio populasi mahasiswa S1: S2 : S3 = 10:4:1 populasi total mahasiswa 22.000; f. Peningkatan lulus tepat waktu; g. Promosi program Pascasarjana ke calon pengguna khususnya di komunitas potensial seperti universitas, lembaga penelitian maupun industri; h. Penyempurnaan proses pendidikan program S3 agar pada tahun ketiga kandidat doktor dapat mempublikasikan sebuah paper pada jurnal internasional. P-2 Memperkuat posisi keterpandangan di tingkat regional dan global: a. Menjalin aliansi strategis dengan universitas kelas dunia; b. Meningkatkan program pendidikan dan kerma pendidikan internasional; c. Memperoleh akreditasi internasional bagi program studi; d. Menerbitkan buku-buku teks dalam bidang sains, rekayasa, teknologi, dan seni karya para dosen. P-3 Memperkokoh posisi dan memperluas wilayah keunggulan dalam proses pendidikan dan pembelajaran: a. Perumusan, sosialisasi, penerapan dan penegakan standar-standar proses pendidikan dan pembelajaran yang dikatagorikan sebagai unggul dan terpuji di tingkat S1, S2 dan S3. P-7 Pengembangan ITB sebagai wahana professional development: a. Pengembangan competency-based learning CBL dan Magister Profesional b. Pengembangan sistem continuing-education CE dan distance-learning DL.

2. PENELITIAN R-1 Peningkatan kualitas, kapasitas dan produktivitas penelitian ITB:

a. Peningkatan produktivitas penelitian ITB dari segi kualitas dan kuantitias b. Peningkatan penelitian dengan unsur karakteristik lokalkebangsaan c. Peningkatan kemampuan penelitian sumber daya manusia ITB d. Peningkatan keterlibatan mahasiswa pasca sarjana dalam penelitian e. Peningkatan pendanaan penelitian ITB. f. Peningkatan promosi programhasil penelitian lewat publlikasi Penguatan jaringan kerjasama dengan industri, pemerintah, universitas LN, dan Institusi LN. 3. PENGABDIAN PADA MASYARAKAT M-1 Pengembangan produk teknologi tepat guna untuk membangun kekuatan perekonomian nasional: R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 49 a. Peningkatan jumlah teknologi yang diaplikasikan b. Action research 4. INOVASI DAN ENTREPRENEURSHIP I-2 Program Pengembangan Ekosistem untuk tumbuhnya Inovasi dan Entrepreneurship di lingkungan ITB: a. Pengembangan kurikulum entrepreneurship di setiap disiplin ilmu yang ada di ITB; b. Pengembangan kurikulum maupun extra-kurikulum yang mendukung terbentuknya karakteristik yang inovatif; c. Peningkatan interaksi antar disiplin untuk mendukung terciptanya inovasi; d. Peningkatan interaksi antara civitas academica dengan praktisi dari dunia usaha dan industri; e. Penyelenggaraan lomba inovasi secara rutin; f. Peningkatan kerjasama ITB dengan industri dan dunia usaha. I-4 Membangun dan menerapkan sistem pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan dengan karakter pelopor, pejuang berkebangsaan, unggul, sekaligus sebagai manusia modern: a. Menjaga keterwakilan daerah dalam penerimaan mahasiswa, khususnya untuk program S1; b. Pembentukan living-learning community dengan melakukan piloting mengasramakan mahasiswa tahun pertama; c. Pengelolaan kembali Program Tahun Pertama Bersama TPB; d. Penyelenggaraan studium generale secara teratur untuk memberikan living example kepada para mahasiswa; e. Pengintegrasian pembangunan karakter kepeloporan, keunggulan, kejuangan, kebangsaan dan semangat pengabdian dalam kurikulum; f. Penyediaan danabantuankemudahan kepada para mahasiswa dengan tugas akhir yang memberikan solusi pada persoalan-persoalan lokalwilayah BandungJabar; g. Pelaksanaan kembali Kuliah Kerja Nyata KKN dengan prioritas menyelesaikan persoalan-persoalan lokal secara terpadu; h. Pengembangan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang terpadu dengan kegiatan akademik; i. Pengembangan soft skills. I-5 Memperkaya kualitas lingkungan belajar – mengajar: a. Menegaskan peran dan fungsi dosen sebagai pendidik dan meningkatkan teaching, advising, mentoring skills dosen; b. Transfromasi perpustakaan pusat ITB dan lokal di berbagai prodiKK menjadi pusat informasi terintegrasi; c. Pembaharuan kualitas fasilitas-fasilitas laboratorium pendidikan dan kelas; d. Penyediaan fasilitas belajar dan mengajar yang modern; e. Pengembangan kampus ITB sebagai lingkungan yang nyaman dan kondusif untuk belajar dan bekerja. Keterangan: Kode huruf dan angka pada program merujuk pada urutan program pada Rencana Akademik ITB 2011 - 2015: P = Pendidikan, R = Riset, M = Pengabdian pada Masyarakat, I = Inovasi dan Enterpreneruship; S = SDM O = Organisasi Manajemen; SP = Sarana Prasarana; D = Dana nomor: nomor urut penulisan program pada masing-masing bidang pada pada Rencana Akademik ITB 2011 - 2015. Contoh: P-1: Program Pendidikan nomor 1. A-2 Peningkatan KAPASITAS program yang ada Program akademik pendukung strategi tumbuh melalui peningkatan kapasitas program yang ada dilakukan secara selektif dengan fokus pada program studibidang PPM dengan minatkebutuhan masyarakat yang tinggi sedikitnya mencakup program dan mekanisme berikut.

1. PENGABDIAN PADA MASYARAKAT M-3 Peningkatan Kapabilitas Pengabdian Masyarakat

 Peningkatan promosi programhasil pengabdian masyarakat PM dan kepakaran ITB kepada masyarakat secara kontinyu. A-3 Perluasan TARGET SEGMEN MASYARAKAT program yang ada, dilakukan secara selektif dengan fokus pada Program StudiBidang PPM dengan kualitas dan produktivitas tinggi. Program akademik pendukung strategi tumbuh melalui perluasan target segmen masyarakat dari program yang ada sedikitnya mencakup program dan mekanisme berikut. R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 50 1. PENDIDIKAN P-1h Meningkatkan promosi program pendidikan ITB, khususnya program pascasarjana pada komunitas potensial seperti universitas, lembaga penelitian maupun industri P-2 Memperkuat posisi keterpandangan di tingkat regional dan global a. Menjalin aliansi strategis dengan universitas kelas dunia b. Meningkatkan program pendidikan internasional

2. PENGABDIAN PADA MASYARAKAT M-2 Peningkatan Kapabilitas Pengabdian Masyarakat

 Peningkatan kerjasama ITB dengan perguruan tinggi, institusi penelitian, industri di tingkat nasional dan internasional, serta pemerintah. M-3 Secara institusional meningkatan peran LPPM dalam pengembangan kerma Pengabdian Masyarakat untuk memberdayakan potensi masyarakat  Pengembangan kerma Pengabdian Masyarakat dalam pemberdayaan potensi lokal A-4 Pengembangan PROGRAM BARU, dilakukan secara selektif untuk Program StudiBidang PPM dengan misi strategis untuk berkontribusi pada pengembangan Ipteks dan pemecahan masalah bangsa. Program akademik pendukung strategi tumbuh melalui pengembangan program baru, dilakukan secara selektif untuk Program StudiBidang PPM dengan misi strategis untuk berkontribusi pada pengembangan Ipteks dan pemecahan masalah bangsa sedikitnya mencakup program dan mekanisme berikut. 1. PENDIDIKAN P-3 Memperkokoh posisi dan memperluas wilayah keunggulan dalam proses pendidikan dan pembelajaran a. Meningkatkan program-program kuliah internasional yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengajaran. b. Menyelenggaran joint lecture series dengan pusat unggulan dunia lain melalui fasilitas teleconference atau distance learning. c. Membuka program studi baru yang bersifat atau tergolong pada bidang-bidang sains teknologi frontier dan emerging Life Sciences, Economics, Technology Policy dengan pendekatan multidisiplin 2. PENGABDIAN PADA MASYARAKAT M-5 Peningkatan kandungan lokalnasional dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat a. Menjadikan propinsi Jawa Barat dan Kota Bandung sebagai lokasi pilot project program pengabdian msyarakat. b. Kerja sama dengan potensi eksternal Pemda untuk membangun pusat unggulan pendidikan dan pengembangan teknologi. c. Menjadikan program peningkatan lalu litas perkotaan dan pengelolaan sumber daya air Kota Bandung dan sekitarnya sebagai salah satu fokus pengabdian masyarakat. A-5 Pengembangan PROGRAM BARU untuk TARGET SEGMEN MASYARAKAT BARU Program akademik pendukung strategi tumbuh melalui pengembangan program baru untuk target segmen masyarakat baru yang dilakukan dengan sangat selektif dan hati-hati dengan studi kelayakan yang baik sedikitnya mencakup program dan mekanisme berikut.

1. PENDIDIKAN P-9 Peningkatan keefektifan program studi

a. Meningkatkan respon terhadap perkembangan sains, teknologi dan seni, serta kebutuhan masyarakat profesional 2. PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Terbangunnya pusat-pusat unggulan pengembangan teknologi dan binaan dalam upaya pemberdayaan R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 51 potensi masyarakat berbasis pada produk-produk penelitian dan pengembangan bidang keilmuan ITB. Keterangan: Belum tercantum pada Rencana Akademik 2011-2015. Untuk mendukung pertumbuhan secara keseluruhan, maka program pengembangan bidang- bidang pendukung sedikitnya mencakup program-program berikut.

1. SUMBER DAYA MANUSIA S-4 Penciptaan suasana bagi tumbuhnya budaya untuk unggul.

a. Peningkatan keunggulan mutu pendidikan dan layanan kepada masyarakat yang berbasis riset; Pengembangan dan penerapan secara konsisten sistem insentif berbasis kinerja;

2. ORGANISASI DAN MANAJEMEN O-4 Penerapan Tata Pamong yang baik:

a. Pengembangan sistem manajemen dan SOP; b. Pengembangan sistem kinerja; c. Penyempurnaan sistem pengelolaan akademik dan administrasi. O-5 Dukungan International Office: a. Penyediaan Visa, Exit Permit; b. Fasilitas tinggal untuk mahasiswa, tenaga ahli, dosen internasional c. Penguatan akses ke berbagai perguruan tinggi di luar negeri. 3. SARANA DAN PRASARANA SP-2 Memperkaya kualitas lingkungan belajar- mengajar: a. Transfromasi perpustakaan pusat ITB dan lokal di berbagai prodiKK menjadi pusat informasi terintegrasi canggih sesuai dengan ciri abad 21 yang supra-modern; b. Pembaharuan kualitas fasilitas-fasilitas laboratorium pendidikan dan kelas, termasuk memanfaatkan ICT semaksimal mungkin. SP-3 Peningkatan kapasitas ITB di Kampus Ganesha: a. Peningkatan kapasitas ruang kuliah; b. Peningkatan kapasitas laboratorium Prodi; c. Modernisasi peralatan laboratorium; d. Meningkatkan ketersediaan fasilitas umum kampus; e. Menyediakan fasilitas teleconference. SP-4 Peningkatan kapasitas ITB di Kampus Off-G prioritas Kampus ITB Jatinangor: a. Peningkatan kapasitas ruang kuliah untuk penambahan 5000 student body di Kampus Jatinangor; b. Peningkatan kapasitas laboratorium TPB di Kampus Jatinangor; c. Pengembangan perpustakaan modern di Kampus Jatinangor; d. Pengembangan fasilitas riset di Kampus Jatinangor; e. Pengembangan fasilitas umum di Kampus Jatinangor; f. Pengembangan sarana dan prasarana transportasi kampus dan antar kampus di Kampus Jatinangor; g. Peningkatan fasilitas dan infrastruktur ICT di Kampus Jatinangor; h. Menyediakan fasilitas teleconference di Kampus Jatinangor; i. Persiapan pengembangan Kampus ITB Bekasi. S-7 Pengembangan sarana Technology Park: a. Techno-park bidang seni rupa dan disain; b. Techno-park bidang teknologi mesin dan dirgantara; c. Techno-park bidang ilmu tumbuhan dan hayati. S-8 Pengembangan sarana Pendukung: a. Asrama b. Kantin c. Poliklinik

4. DANA D-1 Peningkatan penggalangan dan kontribusi dana dari pemerintah Pusat dan Daerah.

D-2 Penggalangan dana dari masyarakat: a. Hibah: Lembaga Kementerian, pemerintah LN, industri potensial; c. Pinjaman: kerjasama G-to-G dalam bidang pendidikan dan riset, kerjasama B-to-U, dan lain lain-lain; d. Dana kerjasama dengan industri, lembaga riset, dan institusi lainnya; e. Dana masyarakat digalang melalui jaringan alumni untuk dana riset, beasiswa, dana investasi, dan dana R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 52 lestari. D-3 Peningkatan kontribusi satuan pendukung ITB SUK, SKD. D- Peningkatkan peran aktif dosen dalam penggalangan dana riset dari sumber eksternal, baik di dalam maupun di luar negeri.

3.3.2. STRATEGI DIVERSIFIKASI PROGRAM DAN PENGUATAN SISTEM B