BIDANG SARANA PRASARANA  ORGANISASI DAN MANAJEMEN Organisasi dan Manajemen

Gambar 2. 7 Penerimaan dan Lulusan Mahasiswa ITB Tahun 2005-2009

F. BIDANG SARANA PRASARANA 

ITB secara resmi saat ini memiliki luas total lahan sebesar 37,09 ha dengan komposisi kampus utama di jalan Ganesha sebesar 28,68 ha 77,33, kampus utara 2,81 ha 7,58, kampus selatan 4,3 ha 11,59, Kantor Rektorat 0,94 ha 7,58, Kantor MWA dan SA 0,08 ha 0,97 15 . Fasilitas yang terdapat di area kampus mencakup ruang kuliah, laboratorium atau studio, perpustakaan, ruang seminarlokakaryadiskusi, ruang dosen, ruang kegiatan ekstrakurikuler, ruang pusat komputer bukan laboratorium komputer, dan ruang administrasi. Total luas ruang kuliah di Kampus Ganesha adalah 11.028,62 m 2 , sedangkan luas laboratorium dalam kampus mencakup 39.687,29 m 2 16 .  ITB memiliki potensi untuk menerapkan konsep multikampus seiring dengan meningkatnya perhatian pemerintah provinsi Jawa Barat, yang terbukti melalui pemberian lahan baru untuk dikelola di Bekasi 40 ha dan di area eks Kampus Universitas Winayamukti –Jatinangor 57 ha. Selain itu terdapat rencana jangka panjang penambahan lahan kampus di Walini, Bandung Barat dengan luas mencapai 300 ha. Proyeksi komposisi lahan ITB jangka panjang 2020 dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2. 4 Proyeksi Komposisi Lahan ITB Jangka P anjang 2020 No. Bagian Kampus Luas Ha Proporsi 1. Kampus Utama 28,68 6,61 2. Kampus Utara 2,81 0,65 3. Kampus Selatan 4,3 0,99 4. Rektorat 0,94 0,22 5. Kantor MWA dan SA 0,36 0,08 6. Kampus Jatinangor 57,00 13,13 7. Kampus Bekasi 40,00 9,21 8. Kampus Walini 2020 300,00 69,11 TOTAL 434,09 100,00 15 Data Luas Lahan Kampus dari Direktorat Sarana Prasarana Jan 2010 16 Data Sarana dan Prasarana Jan 2010 R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 21

G. BIDANG INFRASTRUKTUR AKADEMIK Sistem Informasi

 Sistem Teknologi Informasi ITB saat ini didukung oleh jaringan backbone ITB yang menjangkau seluruh lokasi ITB yaitu: Kawasan Kampus ITB di Jalan Ganesha termasuk didalamnya Perpustakaan Pusat, Sasana Budaya Ganesha, Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri LAPI, Gedung Rektorat di Jalan Tamansari, Gedung Balai Penelitian Ilmiah di jalan Surapati, dan Observatorium Bosscha di Lembang.  Disamping jaringan di dalam kampus, dibangun pula Jaringan Eksternal ITB yang memungkinkan terjalinnya konektivitas ITB dengan pihak-pihak luar, baik dengan menggunakan jaringan telekomunikasi ataupun satelit. Jaringan eksternal yang dimaksud disini terdiri dari tiga kategori koneksi yaitu koneksi ke Internet, koneksi ke IIX Indonesia Internet Exchange, dan koneksi ke Jaringan Pendidikan dan Penelitian Research and Education Network. Gateway untuk akses ke jaringan eksternal yang dimiliki ITB pada tahun 2005-2009 adalah: a. Asian Internet Interconnection Initiatives AI3, menggunakan sambungan link Satelit C- Band, digunakan untuk koneksi ke Internet; b. Trans-Eurasia Information Network TEIN, yaitu koneksi ke Research and Education Network dengan menggunakan sambungan optik fiber yang tersambung langsung ke Point of Presence POP TEIN2 di Singapura, serta menghubungkan ITB dengan dua jaringan pendidikan tinggi terbesar di dunia, yaitu GÉANT di Eropa dan Abilene di Amerika Serikat; c. Inherent, yaitu koneksi ke Research and Education Network yang menghubungkan 500 Perguruan Tinggi di Indonesia; d. Beberapa Penyedia Jasa Internet dalam negeri antara lain untuk koneksi Internet, back-up koneksi Internet, dan untuk koneksi ke IIX. Layanan Perpustakaan  Perpustakaan di ITB terdiri dari Perpustakaan Pusat dan perpustakaan di setiap program studi. Perpustakaan Pusat dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis UPT Perpustakaan sedangkan perpustakaan program studi dikelola oleh masing-masing program studi. Total luas ruang perpustakaan yang tersedia saat ini adalah 14.396 m 2 17 , terdiri atas luas ruang Perpustakaan Pusat sebesar 9.000 m 2 dan total luas ruang perpustakaan di seluruh program studi sebesar 5.396 m 2 . Hingga tahun 2009, perpustakaan ITB, baik Perpustakaan Pusat maupun perpustakaan di setiap program studi telah mengkoleksi sebanyak 323.708 judul buku dan 440.228 eksemplar buku 18 .  Perpustakaan Pusat ITB menyediakan akses informasi mengenai informasi umum dan koleksi yang dimiliki melalui beberapa website berikut: 19

a. Portal Perpustakaan Pusat ITB http:www.lib.itb.ac.id

. b. Katalog Elektronik Berbasiskan Web http:webpac.lib.itb.ac.id .

c. Perpustakaan Digital

http:digilib.itb.ac.id . Layanan Pelatihan Bahasa  Layanan pelatihan bahasa berperan dalam pelatihan bahasa baik bahasa asing maupuan bahasa Indonesia bagi mahasiswa asing untuk menjawab kebutuhan akan keterampilan 17 Data Direktorat Sarana dan Prasarana per Januari 2010 18 Idem 19 Dokumen Profil ITB untuk Pemetaan 51 PTN Tahun 2008 R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 22 bahasa maupun persiapan studi lanjut. Layanan pelatihan bahasa diselenggarakan oleh UPT Pusat Bahasa yang mencakup sejumlah kegiatan berikut:  Kursus bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Perancis, bahasa Italia, bahasa Arab, bahasa Jepang dan bahasa Mandarin;  Konsultasi pendirian dan pengembangan Pusat Bahasa dan Pusat Belajar Mandiri Siswa Self Acces Centre;  In house Training;  Pelatihan bahasa Indonesia untuk penutur asing;  Penyelenggaraan tes kemampuan bahasa Inggris English Language Proficiency Test dan TOEFL ITP;  Penerjemahan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Layanan Kesehatan  Layanan Kesehatan ITB memiliki fungsi memberikan layanan kesehatan rawat jalan secara khusus kepada sivitas akademika ITB dan secara umum kepada masyarakat umum yang tinggal di sekitar ITB. Layanan kesehatan ITB diurus oleh Unit Pelaksana Teknis Layanan Kesehatan atau sering disebut Bumi Medika Ganesha ITB–BMG ITB. Layanan kesehatan yang disediakan berupa layanan poliklinik, layanan apotek, layanan laboratorium, dan layanan akupuntur. Layanan poliklinik yang disediakan saat ini hanya bersifat rawat jalan dan meliputi poliklinik umum, gigi, spesialis penyakit dalam, spesialis mata, spesialis radiologi, spesialis anak, spesialis ortodonti, dan spesialis kandungan. Sarana Olah Raga Sarana Olah Raga ITB berfungsi untuk memfasilitasi kebutuhan kesehatan jasmani civitas akademika ITB serta masyarakat umum, dalam berbagai bentuk olah raga. Sarana Olah Raga ITB diurus oleh Unit Pelaksana Teknis Sarana Olah Raga.

H. ORGANISASI DAN MANAJEMEN Organisasi dan Manajemen

 Berkaitan dengan ditolaknya UU BHP oleh Mahkamah Konstitusi pada bulan Januari 2010, status organisasi ITB ditinjau dari sisi legal-formal organisasi, yaitu PP 155 dan Angaran Rumah Tangga ITB BHMN dipertanyakan. Pada saat penyusunan Rencana Strategis ini dilakukan, ditetapkan kebijakan lokal oleh Rektor ITB bahwa untuk menjaga kesinambungan kerja kegiatan akademik maka ITB masih menganut aturan pengelolaan BHMN yang ada sampai adanya ketetapan baru. Keuangan  Status otonom memberikan fleksibilitas dan memungkinkan ITB meningkatkan penerimaannya dari kurang-lebih Rp 250 milyar pada tahun 2001 menjadi Rp 650 milyar pada tahun 2009. Realisasi penerimaan ITB pada tahun 2009 mencapai Rp 673,99 milyar dengan komposisi 33,03 persen bersumber dari DIPA ITB dan 66,97 persen bersumber dari Dana Masyarakat DM 20 .  Dana Lestari yang dihimpun dari kalangan pemegang kepentingan ITB yang dikelola melalui SKD ITB, sampai tahun 2009 telah mencapai Rp 37,36 milyar, dengan hasil investasi Rp 3,8 milyar. Selain itu terdapat perolehan Dana Donasi Bersyarat sebesar Rp 9,98 milyar. Kontribusi SKD ke Satuan Akademik SAk pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 2,76 milyar, 20 Laporan Keuangan ITB Tahun 2009 - Audited R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 23 terdiri dari penyaluran Hasil Investasi Dana Lestari Rp 12,37 juta dan Dana Donasi Bersyarat sebesar Rp 2,74 milyar 21 . I. POSISI ITB DI ANTARA PERGURUAN TINGGI TERKEMUKA DI ASIA  Untuk dapat mengukur posisi capaian kinerja ITB saat ini, sangat penting dilakukan komparasi kinerja ITB dengan sejumlah perguruan tinggi terkemuka, khususnya di Asia. Komparasi didasarkan pada indikator utama untuk universitas kelas dunia, yaitu jumlah paten, jumlah publikasi, jumlah sitasi dan jumlah staf dosen yang menjadi penulis artikel ilmiah. Berdasarkan jumlah paten yang dihasilkan, posisi ITB masih jauh tertinggal dari sejumlah perguruan tinggi terpandang Asia, seperti Universitas Tokyo, Universitas Kyoto, Universitas Nasional Taiwan, dan lain sebagainya. Secara grafis, komparasi jumlah paten yang dihasilkan ITB dan sejumlah universitas terkemuka Asia dapat dilihat pada Gambar 2.7 22 . Gambar 2. 8 Grafik Perbandingan Jumlah Paten Sejumlah Perguruan Tinggi di Asia  Jumlah publikasi ITB yang telah meningkat dalam lima tahun terakhir ternyata masih jauh dibawah jumlah publikasi sejumah perguruan tinggi terkemuka di Asia. Gambar 2.8 memperlihatkan jumlah publikasi sejumlah perguruan tinggi terkemuka di Asia 23 . 21 Laporan Tahunan SKD ITB 2009 22 Sumber: Scopus.com, 29 April 2010. 23 Sumber: Scopus.com, 29 April 2010. R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 24 Gambar 2. 9 Grafik Perbandingan Jumlah Publikasi Sejumlah Perguruan Tinggi di Asia  Berdasarkan jumlah sitasi, posisi ITB juga masih jauh di bawah perguruan tinggi terkemuka di Asia lainnya. Gambar 2.9 memperlihatkan hal tersebut 24 . Gambar 2. 10 Grafik Perbandingan Jumlah Sitasi Sejumlah Perguruan Tinggi di Asia 24 Sumber: Scopus.com, 29 April 2010. R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 25  Berdasarkan jumlah penulis pada publikasi internasional, posisi ITB relatif terhadap perguruan tinggi terkemuka di Asia juga masih jauh tertinggal lihat Gambar 2.10 25 . Gambar 2. 11 Grafik Perbandingan Jumlah Penulis Sejumlah Perguruan Tinggi Di Asia

2.4.6. KONDISI INTERNAL YANG MEMPENGARUHI A. KEKUATAN

 Sebagian besar kekuatan ITB masih terfokus pada pendidikan, yaitu:  Reputasi ITB di dalam negeri sangat tinggi.  Kualitas intake mahasiswa S1 sangat tinggi.  Keterpaduan program S1, S2, dan S3 yang dapat menarik lulusan S1 untuk melanjutkan ke program pendidikan yang lebih tinggi yang berpotensi menjadi tenaga peneliti yang potensial.  Kualifikasi dosen yang tinggi berdasarkan tingkat pendidikan.  Komitmen dosen dalam pengajaran yang tinggi.  Meningkatnya daya tarik sejumlah program studi bagi mahasiswa asing.  Terkait dengan penelitian dan pengabdian pada masyarakat, sejumlah kekuatan ITB masih merupakan potensi yang dapat terus dikembangkan menjadi kekuatan, yaitu:  Meningkatnya minat dalam penelitian.  Daya saing peneliti ITB yang tinggi dalam meraih dana kompetisi untuk penelitian.  Akumulasi pengalaman dosen dalam layanan untuk masyarakat dalam bentuk pelatihan dan konsultasi.  Dalam sistem pengelolaan, melalui penataan selama hampir satu dekade, sejumlah kekuatan yang dapat mendukung pengelolaan ITB WCU secara akuntabel, yaitu: 25 Idem. R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 26