2.4.5. POTENSI ITB
Potensi yang dimiliki ITB dalam penetapan tujuan dan penyusunan rencanan strategis ITB meliputi berbagai aspek berikut.
A. KULTURAL TRADISI ITB
Kultural
Berdasarkan latar belakang kulturalnya, insan ITB khususnya staf pengajar dan mahasiswanya
bersifat sangat pluralistik, yaitu berasal dari berbagai ras, suku, agama dan bahasa yang berbeda-beda, yang masing-masing membawa ciri, kebiasaan, cara berpikir,
karakter dan identitas-identitas mereka masing-masing di dalam pergaulan di ITB yang heterogen. Pluralitas kultural ini semestinya dapat membentuk sebuah masyarakat ITB yang
heterogen, pluralistik dan demokratis, yang tercermin dari pola interaksi diantara mereka. Pluralitas dan heterogenitas kultural ini dapat menjadi sebuah modal budaya, bila dapat
dikelola secara baik dan terarah, sehingga dapat meningkatkan iklim persaingan akademis serta produktivitas penelitian.
Sosial
Di samping modal budaya, ITB juga memiliki modal sosial dengan segala persoalannya. Modal sosial ini adalah berupa peran ITB di dalam masyarakat secara umum, yang setidaknya dapat
dilihat dari tiga tolok ukur, yaitu penerapan riset di dalam masyarakat, penyerapan pengetahuan oleh masyarakat, dan jaringan yang terbentuk.
Berbagai produk riset ITB sudah banyak yang diterapkan di dalam berbagai bidang kehidupan sosial, seperti pengadaan air bersih, lingkungan hidup, transportasi, teknologi tepat guna, dan
sebagainya. Meskipun demikian, masih diperlukan peningkatan dalam hal kuantitas maupun kualitasnya, sehingga peran ITB dalam memecahkan berbagai masalah sosial-kemasyarakatan
semakin besar. Disebabkan masih belum banyaknya pengetahuan baru yang mampu dihasilkan oleh ITB,
belum banyak pula penyerapan pengetahuan tersebut oleh masyarakat. Padahal ada kebutuhan yang amat besar di berbagai kelompok masyarakat terhadap pengetahuan baru
untuk berbagai bentuk kehidupan manusia, seperti pertanian, industri kecil, kelautan, dan sebagainya.
Di dalam era globalisasi dewasa ini, yang didalamnya terbentuk sebuah iklim yang disebut komersialisasi pengetahuan mercantilism of knowledge di dalam sebuah dunia yang tanpa
hambatan, pengetahuan, keahlian dan kepakaran dari luar negeri secara bebas dapat masuk ke Indonesia, dan dapat diserap oleh berbagai lapisan masyarakat. Bila situasi semacam ini
tidak mampu diantisipasi oleh masyarakat ITB, yaitu lewat kemampuannya mengembangkan pengetahuan, keahlian dan kepakaran yang kuat dan kompetitif; maka hal ini akan dapat
mengancam keberlanjutan dan pengembangan pengetahuan di ITB sendiri di masa depan. ITB sesungguhnya mempunyai jaringan yang cukup luas, yang mencakup jaringan antar
lembaga pendidikan tinggi, jaringan dengan lembaga pemerintahan pusat, jaringan dengan lembaga pemerintahan daerah otonomi, jaringan dengan industri, serta berbagai jaringan
luar negeri. Akan tetapi, jaringan tersebut masih perlu ditata dengan lebih baik, sehingga mampu menjadi sebuah kekuatan yang benar-benar produktif.
Simbolik
Salah satu modal kultural ITB yang penting adalah modal simbolik symbolic capital, yaitu berupa citra yang tertanam di dalam pikiran masyarakat Indonesia, dan juga masyarakat di
R E N S T R A I T B 2 0 1 1 - 2 0 1 5 | 10
wilayah negara lain yang ditunjukkan dengan berbagai undangan untuk membangun kerjasama, mengenai ITB sebagai sebuah perguruan tinggi yang ‘bergengsi’. Hal ini dapat
dilihat dari semakin kuatnya posisi ITB sebagai perguruan tinggi yang ‘favorit’. Meskipun demikian, nilai ‘gengsi’ tersebut belum diikuti oleh upaya ITB yang maksimal untuk
meningkatkan kualitas manusia, sarana, prasarana sehingga dapat sebanding dengan ‘gengsi’ yang dimilikinya. Upaya ini akan menjadi sangat penting sejalan dengan upaya ITB untuk
mencapai kategori sebagai Universitas Kelas Dunia, dimana salah satu kriterianya adalah kemampuan menarik talenta dan sumber daya terbaik dari luar negeri, seperti staf dan
mahasiswa pengajar asing. Konsekuensinya, ITB harus mampu meningkatkan kualitas sistem dan sumber dayanya agar dapat bersaing dengan universitas kelas dunia lainnya untuk
menarik talenta dan sumber daya terbaik dunia.
B. BIDANG PENDIDIKAN