perusahaan yang tidak menerima opini audit non going concern adalah sebanyak 26 sampel perusahaan atau 65 dari total sampel.
4.3 Pengujian Data
4.3.1 Uji Multikoliniearitas
Uji ini digunakan untuk situasi dimana adanya korelasi variabel- variabel independen antara satu dengan yang lainnya. Tujuannya adalah
untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen.
Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat besaran VIF Variance Inflation factor dan tolerance.
Jika nilai VIF 10 maka dapat dikatakan terjadi multikoliniearitas, yaitu terjadi hubungan
yang cukup besar antara variabel-variabel bebas. Jika angka tolerance mempunyai angka 0,10, maka variabel tersebut tidak mempunyai masalah
multikoliniearitas dengan variabel bebas lainnya.
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikoliniearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Constant Ukuran Perusahaan SIZE
Current Ratio CR Debt To Equity Ratio DER
Kualitas Audit ADTR Opini Audit Tahun Sebelumnya
PRIOP .894
1.118 .850
1.177 .927
1.079 .926
1.080 .760
1.316
Sumber : Data sekunder yang telah diolah di SPSS
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dideskripsikan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas antar variabel independen dalam penelitian ini. Pada tabel
Universitas Sumatera Utara
ini dapat dilihat bahwa tidak ada nilai tolerance yang kurang dari 0,10 dan tidak ada nilai VIF yang lebih besar dari 10. Hal ini berarti bahwa tidak ada
masalah multikoliniearitas antara variabel independennya.
4.3.2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tahun berjalan
dengan periode sebelumnya. Uji yang digunakan untuk melihat autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan run test. Run test dapat
digunakan untuk menguji apakah antar residual kesalahan pengganggu terdapat korelasi yang tinggi. Bila hasil output SPSS menunjukkan
probabilitas signifikansi di bawah 0.05 maka disimpulkan terdapat gejala autokorelasi pada model regresi tersebut. Namun jika probabilitas
signifikansi di atas 0.05 maka disimpulkan model regresi tidak memiliki gejala autokorelasi dan residualnya adalah acak.
Tabel 4.7 Hasil Uji Auto korelasi
Unstandardized Residual
Test Value
a
-.19223 Cases Test Value
20 Cases = Test Value
20 Total Cases
40 Number of Runs
15 Z
-1.762 Asymp. Sig. 2-tailed
.078
Dari tabel 4.7 Runs Test dapat dilihat nilai tes Test Value sebesar -0,19223 dengan Asymptotic Significance dua sisi sebesar 0,078 atau
Universitas Sumatera Utara
probabilitas diatas 0,05. Hal ini berarti tidak terjadi autokorelasi pada model regresi dan residualnya random acak.
4.4 Pengujian Model