4. Masalah luar yang telah terjadi, misalnya pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang atau masalah-masalah lain yang kemungkinan
membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi, kehilangan franchise, lisensi atau paten penting, kehilangan pelanggan atau pemasok
utama, kerugian akibat bencana besar, seperti gempa bumi dan banjir.
2.1.6. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam berbagai proksi antara lain aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar Sudarmadji dan Sularto, 2007 dalam
Fijrianto, 2010. Nilai aktiva menunjukkan seberapa besar kekayaan yang dimiliki perusahaan dalam rangka melakukan kegiatan operasionalnya. Nilai Penjualan
menunjukkan perputaran uang yang dihasilkan oleh perusahaan. Nilai kapitalisasi pasar menunjukkan seberapa besar perusahaan dikenal oleh masyarakat.
Mengetahui ukuran berarti dapat terlihat seberapa besar atau kecil usaha yang dilakukan perusahaan. Perusahaan dengan skala besar dengan pertumbuhan yang
positif memberikan suatu tanda bahwa kemungkinan untuk menjadi bangkrut kecil dan dianggap mampu mempertahankan kelangsungan usahanya Januarti
dan Fitrianisari, 2008 . Auditor lebih sering memberikan opini audit non going concern terhadap perusahaan yang memiliki ukuran yang besar. Hal ini
dikarenakan bahwa perusahaan dengan ukuran besar akan lebih mampu untuk mengatasi kondisi keuangan yang tidak stabil. Perusahaan yang skalanya lebih
kecil akan lebih sering diberikan opini audit going concern karena kesangsian atas kelangsungan usaha perusahaan Fijrianto, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7. Likuiditas
Menurut Harahap, 2010: 301 likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Sebagai parameter
dari rasio likuiditas, penulis menggunakan Current Ratio CR. Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan
merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio atau
rasio lancar digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancarnya kepada para kreditur dengan aktiva tunai yang dimilikinya.
Semakin besar rasio ini maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Penelitian yang dilakukan Sembiring 2011 menunjukkan bahwa variabel quick ratio tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan likuiditas sebagai variabel independen namun dengan proksi yang berbeda, yaitu current ratio.
Rumus current ratio adalah sebagai berikut: Current Ratio =
Aktiva Lancar Hutang Lancar
x 100
2.1.8. Leverage