Teori Signalling Going Concern

membantu auditor sebagai pihak ketiga untuk memahami konflik kepentingan yang dapat muncul antara principal dan agen. Tugas auditor adalah memberikan opini atas laporan keuangan mengenai kewajarannya. Selain itu, auditor juga harus mempertimbangkan kelangsungan hidup perusahaan. Dengan adanya auditor yang independen, agent dapat membuktikan kepada principal bahwa kepercayaan yang diberikan oleh principal kepada agent tidak disalahgunakan demi kepentingan pribadi agent, sehingga principal memiliki keyakinan yang lebih besar kepada agent untuk mengetahui sebaik apa kondisi perusahaan di bawah pengambilan keputusan agent. Selain itu, auditor independen diharapkan dapat meminimalisir kecurangan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen sekaligus dapat mengevaluasi kinerja agent sehingga dapat menghasilkan sistem informasi yang relevan yang berguna bagi investor, kreditur dalam mengambil keputusan yang rasional untuk investasi.

2.1.2. Teori Signalling

Menurut Wolk, et al.2001 dalam Pratama 2012 signalling theory menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan pihak di luar perusahaan. Informasi ini penting karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu Universitas Sumatera Utara sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Menurut Jama’an, 2008 dalam Pratama 2012 signalling theory menunjukkan adanya asimetri Informasi antara manajemen perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. signalling theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya informasi pada perusahaan memberikan signal kepada pengguna laporan keuangan. signalling theory juga dapat membantu pihak perusahaan agent, pemilik, dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan agent perlu mendapatkan Opini dari pihak lain yang bebas yaitu Auditor independen untuk memberikan pendapat tentang laporan keuangan. Opini audit going concern yang di ungkapkan oleh auditor pada laporan keuangan akan menjadi sinyal warning pada penguna laporan keuangan.

2.1.3. Opini Audit

Dalam melakukan penugasan umum, auditor ditugasi memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Opini yang diberikan merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum SPAP, 2004. Pendapat atau opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan audit. Laporan audit penting sekali dalam suatu audit Universitas Sumatera Utara atau proses atestasi lainnya karena laporan tersebut menginformasikan pemakai informasi tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya. Laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Auditor dalam memberikan pendapat sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya. Opini audit tersebut dinyatakan dalam paragraf pendapat dalam laporan audit. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan. Laporan keuangan yang dimaksud dalam standar pelaporan tersebut adalah meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan semua catatan kaki serta penjelasan dan tambahan informasi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam penyajian laporan keuangan. Oleh karena itu, dalam standar pelaporan yang ketiga tersebut diatas, auditor diharuskan menyampaikan kepada pemakai laporannya mengenai informasi penting yang menurut auditor perlu diungkapkan. Tujuan dalam standar pelaporan tersebut adalah untuk memungkinkan pemegang saham, kreditur, pemerintah, karyawan, dan pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan menentukan seberapa jauh laporan keuangan yang dilaporkan oleh auditor dalam laporan audit dapat dipercaya. Auditor dapat memilih tipe pendapat yang akan diberikan pada laporan keuangan auditee berdasarkan setiap keadaan yang dijelaskannya. Terdapat lima tipe pendapat audit IAI, 2001: SA Seksi 508 yaitu: Universitas Sumatera Utara

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion

Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ini adalah pendapat yang dinyatakan dalam laporan auditor bentuk baku. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika memenuhi kondisi berikut ini : a Prinsip akuntansi berterima umum digunakan untuk menyusun laporan keuangan. b Perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari periode ke periode telah cukup dijelaskan. c Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

2. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan

bahasa penjelasan unqualified opinion report with explanatory language Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien, auditor dapat menerbitkan laporan audit baku ditambah dengan bahasa penjelasan. Universitas Sumatera Utara

3. Pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion

Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. Hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan tersebut misalnya: a Lingkup audit dibatasi oleh klien. b Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi- kondisi di luar kekuasaan klien maupun auditor. c Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. d Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.

4. Pendapat tidak wajar adverse opinion

Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika auditor tersebut tidak dibatasi ruang lingkup auditnya, sehingga auditor tersebut dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk Universitas Sumatera Utara mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer of opinion

Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Keadaan yang menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat adalah : a Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit. b Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.

2.1.4. Going Concern

Menurut Belkaoi 1997 : 135 Going concern adalah suatu dalil yang menyatakan bahwa kesatuan usaha akan menjalankan terus operasinya dalam jangka waktu yang cukup lama untuk mewujudkan proyeknya, tanggung jawab serta aktivitas-aktivitasnya yang tidak berhenti. Dalil ini memberi gambaran bahwa suatu entitas akan diharapkan untuk beroperasi dalam jangka waktu yang tidak terbatas atau tidak diarahkan menuju ke arah likuidasi. Diperlukannya suatu operasi yang berlanjut dan berkesinambungan agar entitas tersebut dapat bertahan hidup. Mewujudkan proyek, tanggung jawab, dan aktivitas merupakan petunjuk adanya operasi suatu entitas. Dampak dari operasi itu akan tergambar pada laporan keuangan. Universitas Sumatera Utara Kajian atas going concern dapat dilakukan dengan melihat kondisi internal perusahaan dan prospek perusahaan dimasa mendatang. Prediksi tentang kemungkinan bangkrut atau tidaknya suatu perusahaan termasuk salah satu komponen keputusan tentang going concern Lenard et al., 2000 dalam Fijriantoro, 2010. Suatu entitas dianggap going concern apabila perusahaan dapat melanjutkan operasinya dan memenuhi kewajibannya. Apabila perusahaan dapat melanjutkan usahanya dan memenuhi kewajibannya dengan menjual asset dalam jumlah yang besar, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar, merestrukturisasi hutang, atau dengan kegiatan serupa yang lain, hal yang demikian akan menimbulkan keraguan besar terhadap going concern perusahaan. Menurut Altman dan McGough, 1974, masalah going concern terbagi menjadi dua yaitu “masalah keuangan yang meliputi kekurangan defisiensi likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan memperoleh dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus-menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi”.

2.1.5. Opini Audit Going Concern

Dokumen yang terkait

Pengrauh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 119 108

Pengaruh Likuiditas, Leverage¸Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 61 99

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Conern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 34 96

Pengaruh Kualitas Audit, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 83

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Ukuran Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 77

Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 7 93

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

BAB 1 PENDAHULUAN - Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Likuiditas, Leverage¸Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11