PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA
136
| Modul Pelatihan Bagi Pelatih Penyegaran Pendamping Teknis Kabupaten
dampak dari program pelatihan yang diikuti para peserta dalam hal peningkatan knowledge, skill dan attitude mengenai suatu hal yang dipelajari dalam pelatihan.
Pandangan yang sama menurut Kirkpatrick, bahwa evaluasi pembelajaran ini untuk mengetahui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh dari
materi pelatihan. Oleh karena itu diperlukan tes guna utnuk mengetahui kesungguhan apakah para peserta megikuti dan memperhatikan materi pelatihan yang diberikan.
Biasanya data evaluasi diperoleh dengan membandingkan hasil dari pengukuran sebelum pelatihan atau tes awal pre-test dan sesudah pelatihan atau tes akhir post-
test
dari setiap peserta. Pertanyaan-pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga mencakup semua isi materi dari pelatihan.
Level 3: Perilaku
Pada level ini, diharapkan setelah mengikuti pelatihan terjadi perubahan tingkah laku peserta karyawan dalam melakukan pekerjaan. Dan juga untuk mengetahui apakah
pengetahuan, keahlian dan sikap yang baru sebagai dampak dari program pelatihan, benar-benar dimanfaatkan dan diaplikasikan di dalam perilaku kerja sehari-hari dan
berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerjakompetensi di unit kerjanya masing-masing. Rencana Tindak Lanjut RTL atau rencana aksi merupakan
salah satu bentuk evaluasi pada level ini untuk mengetahui perilaku apa yang akan peserta lakukan setelah mendapatkan materi-materi pelatihan atau apa yang akan
peserta rencanakan di tempat tugas masing-masing setelah mengikuti pelatihan.
Level 4: Hasil
Hasil akhir tersebut meliputi, peningkatan hasil produksi dan kualitas, penurunan harga, peningkatan penjualan. Tujuan dari pengumpulan informasi pada level ini adalah untuk
menguji dampak pelatihan terhadap kelompok kerja atau organisasi secara keseluruhan. Sasaran pelaksanaan program pelatihan adalah hasil yang nyata yang
akan disumbangkan kepada perusahaan sebagai pihak yang berkepentingan. Walaupun tidak memberikan hasil yang nyata bagi perusahan dalam jangka pendek,
bukan berarti program pelatihan tersebut tidak berhasil. Ada kemungkinan berbagai faktor yang mempengaruhi hal tersebut, dan segera diketahui penyebabnya, sehingga
dapat pula sesegera mungkin diperbaiki.
D. Teknik Evaluasi Evaluasi
Ide-ide berikut dapat melengkapi pendekatan yang lebih formal untuk evaluasi seperti kuesioner. Seperti halnya desain penelitian yang baik dilengkapi dengan metode-
metode yang berbeda untuk mengkaji dan membuktikan suatu situasi, evaluasi pelatihan yang baik harus dilengkapi dengan beragam teknik-teknik penjajakan.
Pendekatan alternatif untuk mengevaluasi berikut ini hanya sedikit menggunakan tulisan dan lebih banyak menggunakan ungkapan kreatif. Banyak juga yang
menggunakan beberapa bentuk kesenian agar memungkinkan bagi individual dan kelompok untuk mengungkapkan ide-ide dan perasaan mereka. Pendekatan semacam
itu menghasilkan data, yang kompleks, subtil, ekspresif dan menggugah. Dalam
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 137
evaluasi yang konvesional, biasanya kelompok dan individu sering menjawab satu pertanyaan langsung dan mungkin hanya mengatakan apa yang ingin didengar oleh
pelatih. Semakin tidak langsung pendekatan yang digunakan, melalui ungkapan kreatif, maka akan menghasilkan informasi yang lebih kaya, lebih dalam, lebih jujur dan
lengkap.
1 Kolase Evaluasi. Menggunakan koran, majalah, lukisan, danatau obyekobyek,
kelompok-kelompok menciptakan kolase untuk mengungkapkan ide-ide dan perasaan mereka mengenai satu pertanyaan evaluasi, yang diajukan pelatih.
Contohnya: Apa yang paling bermanfaat dari pelatihan yang telah Anda lalui?
2 Metafor untuk menggambarkan pembelajaran danatau perubahan. Kelompok-
kelompok atau individual bisa memilih satu objek baik dari objek yang disediakan, atau satu gambar dari imajinasi mereka sendiri dan menggunakan
objek ini sebagai metafor untuk menggambarkan aspek tertentu untuk dievaluasi. Contohnya, peserta bisa diminta untuk memilih satu tanaman dan menjelaskan
bagaimana pengalaman mereka dalam kursus pelatihan seperti tanaman tersebut. Mereka boleh berbicara bagaimana tanaman berbunga, atau mungkin
menjelaskan tentang bagaimana tanaman mati karena pemupukan yang tidak cukup. Pelatih kemudian bisa mengajukan pertanyaan berhubungan dengan apa
yang dikatakan peserta;
3 Pencapaian rentang-waktu time-line. Rentang-waktu mungkin membantu
menunjukkan bagaimana pembelajaran bisa diibaratkan seperti sekoci yang timbul tenggelam dan mengapa dengan berlalunya waktu. Individual bisa
menciptakan satu rentang-waktu yang menunjukkan kegiatan yang penting, terutama dalam pengertian apa yang dipelajari selama kursus pelatihan. Mereka
bisa saja melengkapi rentang waktu ini dengan simbol-simbol. Rentang-waktu harus naik, turun, menurun dan berbelok, untuk menggambarkan perubahan
yang terjadi;
4 Menandai bagian diri yang telah berubah. Minta peserta untuk membuat gambar
sederhana seseorang pada satu atau dua flipchart, kemudian tandai bagian dirinya yang telah berubah contohnya, mungkin jika mereka lebih menyimak
sekarang mereka bisa menggambar kuping yang lebih lebar, berwarna cerah, dll. Mungkin mereka memiliki pemahaman baru mengenai sesuatu atau telah belajar
satu konsep baru. Karena itu mereka akan menonjolkan atau menandai otak dan mendaftar atau mengatakan perubahan apa saja yang telah terjadi.
5 Menggunakan berbagai bentuk ungkapan kreatif lukisan, musik, tarian, drama, 5.
permainan peran, kolase, objek temuan, wayang. Minta peserta untuk mengungkapkan perasaan-perasaan dan ide-ide mereka mengenai satu
pertanyaan menggunakan bentuk-bentuk biasa dan yang bisa diterima secara kultural dari ungkapan kreatif. Fasilitator harus memutuskan sebelumnya apakah
kelompok akan membuat kolase, atau mengembangkan dan menampilkan satu drama dll. Satu pertanyaan yang mungkin dijawab menggunakan ungkapan
kreatif adalah: Bagaimana pelatihan telah mempengaruhi Anda?
Lembar Informasi 5.1.2
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA
138
| Modul Pelatihan Bagi Pelatih Penyegaran Pendamping Teknis Kabupaten
Kiat Menutup Pelatihan
al yang terpenting dilakukan oleh pelatih dan peserta setelah seluruh rangkaian kegiatan belajar telah dilalui adalah menutup sesi pelatihan dengan benar. Pada
awal sesi pelatih memulai berbicara dengan pembukaan yang memukau,
kemudian berselancar dengan percaya diri masuk ke dalam isi atau materi pelatihan setiap pokok bahasan. Tanpa disadari, kebanyakan pelatih mengalami penurunan
seolah kehabisan bensin saat mendekati penutupan. Pelatih telah selesai bicara, tetapi peserta masih belum selesai mendengar, menatap dan memperhatikan secara seksama
menunggu klimaks dari seluruh acara. Kondisi ini berpengaruh terhadap keberhasilan pelatih mensukseskan momen penting dalam belajar mereka. Banyak pelatih akhirnya
menyerah dengan mengucap kata penutupan yang cenderung kurang bermakna, menoton dan hanya bicara: Terima kasih. Masih beruntung dan bernafas lega, jika
peserta masih memberi apresiasi dan tepuk tangan.
Berikut diberikan saran bagaimana menutup sesi pelatihan dengan efektif. Pelatih dapat mengakhiri pembahasan materi dengan percaya diri tetap terjaga dan mencapau
tujuan yang diharapkan. Dua belas cara menutup sesi pelatihan yang disarankan oleh Peter F. Jeff dalam http:milis-bicara.blogspot.com200911duabelas-cara-menutup
presentasi.html. Menutup bicara dengan kreatif, akan membuat sesi pelatihan selalu diingat dan dikenang oleh peserta.
1. Title Close Judul Penutup