PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 115
memperkecil jumlah peserta, waktu, bahan melatih dan membatasi
keterampilan melatih tertentu,
akan dapat diidentifikasi berbagai keunggulan dan kelemahan pada diri
calon pelatih secara akurat. Microteaching
atau pembelajaran mikro, dijelaskan oleh para ahli dengan
berbagai pengertian. Mc. Laughlin dan Moulton 1975 yang menjelaskan bahwa
pembelajaran mikro pada intinya merupakan suatu pendekatan atau model
pembelajaran untuk melatih penampilan atau keterampilan melatih pelatih
melalui bagian demi bagian dari
setiap keterampilan dasar melatih yang dilakukan secara terkontrol dan berkelanjutan dalam situasi pembelajaran.
Brown 1978, untuk menghasilkan calon pelatih yang profesional, sebelum praktik melatih di kelassekolahpusat pelatihan, calon pelatih perlu dilatih
mengembangkan keterampilan dasar melatih dengan diberikan kesempatan mengembangkan gaya melatihnya sendiri dan Mengurangi atau Menghilangkan
kesalahan atau kelemahan yang masih ada.
Perlberg 1984 menjelaskan bahwa pembelajaran mikro pada dasarnya adalah
sebuah laboratorium untuk lebih menyederhanakan proses latihan atau pembelajaran.
Sementara itu Sugeng Paranto 1980 menjelaskan bahwa pembelajaran mikro
merupakan salah satu cara latihan praktek melatih yang dilakukan dalam proses belajar
melatih yang di mikro kan untuk membentuk, mengembangkan keterampilan melatih.
Berdasarkan pengertian di atas, pembelajaran mikro
dapat disimpulkan sebagai upaya
penyederhanaan pembelajaran
dalam situasi yang terkontol
. Oleh karena itu, tidak semua keterampilan melatih dipra
ktikkan dalam satu
waktu, keterampilan melatih dapat dipraktikkan secara terpilah. Seperti keterampilan membuka pelajaran
berdiri sendiri, demikian juga pada latihan berikutnya difokuskan pada keterampilan
menjelaskan dan sebagainya.
b. Tujuan Pembelajaran MIkro
Secara umum, pembelajaran mik
ro micro teaching bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan personal dan tim melalui peer teaching dalam pembelajaran atau kemampuan
profesional
pelatih dalam berbagai keterampilan yang spesifik. Melalui pembelajaran mikro, peserta dapat berlatih berbagai
keterampilan melatih dalam keadaan terkontrol untuk meningkatkan kompetensinya.
Secara khusus, setelah mengikuti pembelajaran mikro, peserta pelatihan diharapkan:
1 mampu menganalisis tingkah laku melatih peserta lain dan dirinya sendiri;
2 mampu melaksanakan keterampilan khusus dalam pembelajaran nilai;
3 mampu mempraktekkan berbagai teknik melatih terkait materi pelatihan
masyarakat secara benar dan tepat; 4
mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif, produktif dan efesien dalam membangun karakter peserta didik;
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA
116
| Modul Pelatihan Bagi Pelatih Penyegaran Pendamping Teknis Kabupaten
5 mampu bersikap profesional kepelatihan.
c. Landasan Hukum Penyelenggaraan Pembelajaran Mikro
Penerapan praktek melatih melalui pembelajaran mikro telah dilaksanakan cukup lama, bahkan pemerintah secara khusus mengembangkannya di lembaga
pendidikan, sekolah, perguruan tinggi keguruan, pusat dan balai latihan. Berikut beberapa landasan hukum penyelenggaraan pembelajaran mikro, diantaranya:
1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Pelatih dan Dosen;
3 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan; 4
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Pelatih; 5
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Pelatih;
6 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun 2009 tentang Progam
Pendidikan Profesi Pelatih Pra-Jabatan.
d. Karakteristik Pembelajaran Mikro
Berikut ini beberapa hal mendasar yang perlu dipahami tentang pembelajaran mikro menyangkut, diantaranya:
1. Microteaching is a real teaching
Pembelajaran mikro merupakan kegiatan belajar dan melatih yang se
benarnya real
teaching yang dilaksanakan dalam situasi semu kuasi atau seolah-olah dalam situasi
sesungguhnya. akan tetapi dilaksanakan bukan pada kelas yang sebenarnya, melainkan
dalam suatu kelas, laoratorium atau tempat khusus yang dirancang untuk pembelajaran
mikro.
2. Microteaching lessons the complexities of normal classroom teaching
Sesuai dengan namanya pembelajaran mikro, maka la
tihan melatih dilakukan secara terbatas
mikro atau disederhanakan dalam setiap unsur atau komponen
pembelajaran.
3. Microteaching focuses on training for the accomplishment of specific tasks
Latihan yang dikembangkan melalui
pendekatan pembelajaran mikro
hanya difokuskan pada jenis-jenis keterampilan tertentu secara spesifik,
sesuai dengan apa
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 117
yang diinginkan oleh setiap yang berlatih atau atas dasar saran yang diberikan oleh
pihak supervisor. Fokus keterampilan tersebut bisa berupa kemampuan
membuka pelajaran saja, maka
keterampilan lainnya tidak menjadi fokus latihan.
4. Micro teaching allows for the increased control of practice
Pembelajaran mikro diarahkan untuk meningkatkan kontrol pada setiap jenis
keterampilan yang dilatihkan. Kontrol yang ketat, cermat dan komprehensif relatif lebih
mudah dilakukan dalam pembelajaran mikro, karena setiap peserta yang berlatih hanya
memfokuskan diri pada keterampilan tertentu saja.
5. Micro teaching greatly expands teh normal knowledge of results or feedback
dimension in teaching Pembelajaran mikro diharapk
an dapat memperluas wawasan dan
pemahaman yang terkait dengan pembelajaran, karena pihak-pihak
yang berkepentingan dan juga terlibat di dalamnya mendapatkan
masukan dari pihak lainnya. Perbandingan dengan pembelajaran biasa atau yang
sesungguhnya, maka perbedaannya dapat dilihat sebagaimana dalam
tabel berikut ini:
No Pembelajaran Biasa
Pembelajaran Mikro
1. Waktu pembelajaran antara 35 s.d 40
menit Waktu hanya 10 s.d 15 menit
2. Jumlah siswa antara 30 s.d 35
Jumlah siswa 5 s.d 10 teman sejawat
3. Materi pembelajaran luas
Materi pembelajaran terbatas 4.
Keterampilan melatih terintegrasi
Keterampilan melatih terisolisasi
e. Keterkaitan Program Pembelajaran Mikro dengan Pelatihan