Pengamalan Perilaku Tepasalira Shu Tepasalira

48 Kelas XII SMASMK tanpa ada perasaan bahagia di hati rakyat, tidak akan ada kerajaan, dan tentu saja tidak akan ada seorang raja. Jika saya tidak bertanya dengan cara seperti ini, berarti saya mengabaikan hal-hal yang penting dan hanya memperhatikan hal-hal yang sepele”. Sumber: Mary Ng En Tzu “Inspiration from The Great Learning”. PT. Elex Media Komputindo Jakarta. 2002

2. Pengamalan Perilaku Tepasalira

Zigong bertanya: ”Adakah suatu kata yang boleh menjadi pedoman sepanjang hidup?” Nabi bersabda: ”Itulah tepasalira Apa yang tidak dinginkan oleh diri sendiri janganlah diberikan kepada orang lain”. Sabda Suci. XV: 25 Maka menjadi penting untuk direnungkan, bahwa bila dalam hidup manusia selalu mengukur segala tindakannya dengan hati nuraninya, mempertanyakan pada dirinya layak dan pantaskah itu bila dikenakan pada dirinya, maukah dirinya menerima? Maka dinyatakan oleh Nabi Kongzi bahwa orang yang dapat memperlakukan orang lain dengan contoh yang dekat diri sendiri sudah cukup untuk dinamai orang yang berpericintakasih. Nabi Kongzi juga menegaskan dalam sabdanya: “Apa yang diri sendiri tiada inginkan, janganlah diberikan kepada orang lain. Dengan demikian di dalam negeri tidak disesali, di dalam keluarga pun tidak disesali”. Sabda Suci. XII: 2 Selain itu, orang harus menjaga diri dari kecenderungan meneruskan hal-hal yang tidak baik ke tempat lain. Kecenderungan meneruskan hal-hal yang tidak baik sering kali diartikan orang sebagai bentuk balas dendam dari perlakuan buruk yang pernah ia terima. Oleh karena itu perlu diperhatikan nasihat yang tersurat dalam kitab Ajaran Besar tentang Jalan Suci yang bersifat siku. “Apa yang tidak baik dari atas tidak dilanjutkan ke bawah; apa yang tidak baik dari bawah tidak dilanjutkan ke atas; apa yang tidak baik dari depan tidak dilanjutkan ke belakang; apa yang tidak baik dari belakang tidak dilanjutkan ke depan; apa yang tidak baik dari kanan tidak dilanjutkan ke kiri; apa yang tidak baik dari kiri tidak dilanjutkan ke kanan inilah yang dinamakan jalan suci yang bersifat siku”. Ajaran Besar bab. X: 2 49 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 3.2 Apa yang tidak baik dari atas tidak dilanjutkan ke bawah Demikianlah betapa mutlak pentingnya sikap tepasalira itu untuk pedoman dalam hidup manusia. Ini yang menjadikan manusia diterima dalam masyarakat tidak disesali dimana pun ia berada karena sikap ini tidaklah jauh dari jalan suci. Namun demikian, selain tidak melakukan apa yang diri sendiri tidak menginginkannya, tepasalira juga menuntut sikap aktif untuk melakukan lebih dahulu apa yang diharapkan. Adalah sebuah keniscayaan, bahwa apa yang kita harapkan orang lain lakukan terhadap kita mesti kita lakukan lebih dahulu kepada mereka. Maka, jangan pernah berharap menerima apa pun dari orang lain bila kita tidak berbuat memberi apa pun pada mereka. Jangan pernah berharap menerima banyak jika kita hanya memberi sedikit. Nabi Kongzi bersabda: ”Seorang yang berpericintakasih ingin dapat tegak maka ia berusaha agar orang lain pun tegak. Ia ingin maju, maka ia berusaha agar orang lain pun maju”. Sabda Suci. VI: 30 Ayat ini menegaskan bahwa, seiring dengan usaha membuat diri sendiri tegak dan maju, seseorang harus berusaha membuat orang lain tegak dan maju. Sesungguhnya, memang tidak mungkin seseorang dapat benar-benar tegak dan maju jika tidak membantu orang lain tegak dan maju. Selajutnya, untuk setiap hal yang diinginkan dari orang lain kepada dirinya, ia harus menanyakan ke dalam diri, apakah hal itu sudah dilakukan lebih dahulu? Hal ini ditegaskan di dalam kitab Tengah Sempurna Zhongyong bab XII pasal 4, sebagai berikut: Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 3.3 Apa yang ku harapkan dari orang lain sudah ku lakukan lebih dahulu 50 Kelas XII SMASMK ”Jalan Suci seorang Junzi ada empat yang khawatir belum satu kulakukan. Apa yang kuharapkan dari anakku, belum dapat kulakukan terhadap orang tuaku; apa yang kuharapkan dari menteriku, belum dapat kulakukan terhadap rajaku; apa yang kuharapkan dari adikku, belum dapat kulakukan terhadap kakakku; dan apa yang kuharapkan dari temanku belum dapat kuberikan lebih dahulu…” ”... Di dalam menjalankan Kebajikan Sempurna, berhati-hati di dalam membicarakannya, bila ada kekurangannya aku tidak berani dan tidak sekuat tenaga mengusahakannya; dan bila ada yang berkelebihan aku tidak berani menghamburkannya; maka di dalam berkata-kata selalu ingat akan perbuatan dan di dalam berbuat selalu ingat akan kata-kata. Bukankah demikian ketulusan hati seorang Junzi?” Aktivitas 3.2 Diskusi Kelompok Diskusikan maksud ayat suci berikut: ”Orang harus mengetahui yang tidak boleh dilakukan baru kemudian tahu apa yang harus dilakukan”. Mengzi. IV B: 8 Kualitas Nabi Kongzi Suatu hari Zixia bertanya kepada Nabi Kongzi: “Apa pendapat Anda tentang Yanhui. Nabi Kongzi menjawab: “Yanhui sangat tulus; bahkan saya tak sanggup menyamai tingkat ketulusannya”. Zixia bertanya: Lalu, apa pendapat anda tentang Zigong?” Nabi Kongzi menjawab: “Zigong sangat cepat dan cerdas; saya tak dapat secepat dan secerdas dia”. Zixia bertanya: “Lalu bagaimana dengan Zilu?” Nabi Kongzi menjawab: “Zilu adalah orang yang pemberani; saya tidak begitu pemberani”. Hikmah Cerita 51 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti Zixia bertanya lagi: “Lalu, bagaimana pendapat anda tentang Zizhang?” Nabi Kongzi menjawab: “Zizhang selalu sopan dan bermartabat; saya tidak sepantas dia”. Zixia lalu berkata: Meski mereka semua lebih baik daripada anda, mengapa mereka masih ingin menjadi murid anda?” Nabi Kongzi menjawab: “Meskipun tulus, Yanhui tidak supel. Ia tidak sadar bahwa janji yang salah tak seharusnya ditepati; meskipun cerdas, Zigong kurang rendah hati; meskipun sangat pemberani, Zilu tidak tahu kapan harus mundur atau mengalah; meskipun selalu sopan dan bermartabat, Zizhang tak tahu cara bergaul dengan sekitarnya. Mereka semua memiliki kelebihannya masing-masing, tetapi juga memiliki kekurangan, maka mereka rela menjadi murid-murid saya”. Sumber: Mary Ng En Tzu “Inspiration from Then Doctrin of the Mean”. PT. Elex Media Komputindo Jakarta. 2002 Penilaian Diri Skala Sikap  Petunjuk: Isilah lembar penilaian diri yang ditunjukkan dengan skala sikap, dengan memberikan tanda checklist √ di antara empat skala sebagai berikut: SS = Sangat Setuju ST = Setuju RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju No Pernyataan SS ST RR TS 1 Apa yang tidak dinginkan oleh diri sendiri janganlah diberikan kepada orang lain. 52 Kelas XII SMASMK 2 Orang yang dapat memperlakukan orang lain dengan contoh yang dekat diri sendiri sudah cukup untuk dinamai orang yang berpricintakasih. 3 Kalau pemimpin tidak dapat menempatkan diri sebagai pemimpin, pembantu tidak sebagai pembantu, orang tua tidak sebagai orang tua, dan anak tidak sebagai anak, meskipun berkecukupan makan orang tidak dapat menikmati. 4 Apa yang tidak baik dari atas, dan tidak dilanjutkan ke bawah, apa yang tidak baik dari bawah tidak dilanjutkan ke atas, dst. 5 Apa yang kita harapkan pada orang lain lakukan terhadap kita mesti kita lakukan lebih dahulu kepada mereka. Evaluasi Bab 3 A. Uraian Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang tepat dan jelas 1. Apa yang dimaksud dengan Zhong kepada Tuhan? 2. Apa yang dimaksud dengan tepasalira kepada sesama? 3. Tuliskan huruf Zhong Shu Makna dan Sejarah Perkembangan Kitab Suci Bab IV 54 Kelas XII SMASMK

A. Pendahuluan