Hakikat Junzi KelasXII Khonghucu BS www.divapendidikan.com

86 Kelas XII SMASMK Prinsip Utama Junzi Berubah Menjadi Lebih Baik Menuntut Diri Sendiri Berbuat Tanpa Pamrih Memperbaiki Kesalahan BERBUAT Sesuai Kedudukan Junzi Hakikat Junzi Peta Konsep

A. Hakikat Junzi

Kata Junzi telah digunakan jauh sebelum zaman Nabi Kongzi. Pada mulanya, kata Junzi untuk menujukan keluarga bangsawan. Secara hariah, Junzi berarti “Putera Raja”. Hal itu menggambarkan seseorang yang mempunyai kedudukan sosial tinggi. Namun Nabi Kongzi menekankan bahwa kata Junzi tidak hanya dimaksudkan kepada mereka yang memiliki kedudukan sosial yang tinggi, apalagi jika hanya dikhususkan bagi seorang putera raja. Junzi menurut Nabi Kongzi adalah tingkat moralitas seseorang, dan sama sekali bukan tingkat status sosial seseorang. Selanjutnya, kata Junzi berarti seseorang yang telah mencapai tingkat moral dan intelektual yang tinggi. Dengan kata lain, Junzi dapat diartikan sebagai seorang susilawan atau orang yang berbudi luhur. 君子 87 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti Kebalikan atau lawan dari seorang Junzi adalah Xiaoren orang berbudi rendah. Nabi Kongzi mengharapkan para muridnya untuk menjadi seorang Junzi. Dalam Kitab Sabda Suci Lunyu, Beliau menggunakan serangkaian perumpamaan yang berbeda tentang sifat masing-masing untuk memberikan dorongan kepada para muridnya agar menjadi seorang yang terbina, yang berbudi luhur Junzi bukan hidup sebagai orang yang picik, berbudi rendah Xiaoren. Karakter Junzi seyogyanya menjadi cita-cita setiap orang. Jadi cita-cita dalam hidup bukanlah hanya soal pencapaian secara materi atau pencapaian secara keduniawian, tetapi kualitas moral adalah yang utama. Nabi Kongzi berkata kepada Zixia, ”Jadilah umat Ru yang Junzi, jangan menjadi umat Ru yang Xiaoren”. Sabda Suci. VI: 13 Menjadi seorang yang berbudi luhur Junzi adalah tujuan tertinggi dalam pembinaan moral. Itulah sebabnya mengapa Agama Khonghucu menekankan komitmen menyeluruh terhadap tujuan ini. Nabi Kongzi bersabda, “Untuk menjadi seorang nabi atau seorang yang berpericinta kasih, bagaimana Aku berani mengatakan? Tetapi dalam hal belajar dengan tidak merasa jemu, mendidik orang dengan tidak merasa capai, orang boleh mengatakan hal itu bagiKu”. Sabda Suci. VII: 34 Selain itu, Beliau juga bersabda, “Biar Aku tidak dapat menjumpai seorang nabi, asal dapat menjumpai seorang Junzi, cukuplah bagi Ku. Biar Aku tidak menjumpai seorang yang sempurna kebaikannya, asal dapat menjumpai seorang yang berkemauan tetap, cukuplah bagiKu. Orang yang sesungguhnya tidak mempunyai, tetapi berlagak mempunyai; sebenarnya kosong, tetapi berlagak penuh; dan sesungguhnya kekurangan, tetapi berlagak mewah; niscaya sukar mempunyai kemauan yang tetap”. Sabda Suci. VII: 26

B. Prinsip Utama Junzi