96
Kelas XII SMASMK
bertanggung jawab terhadap kesalahan yang telah kita lakukan menerima kosekuensi logis, dan berusaha memperbaikinya? Adakah usaha
‘mencari’ kesalahan untuk setiap tindakan introspeksi diri baik dalam hubungan kita dengan Tuhan atau dalam interaksi kita dengan sesama
manusia, sampai dapat mengerti dan memahami apa yang ‘tidak boleh kita lakukan’ untuk waktu-waktu selanjutnya?
Berani secara jujur mengakui setiap kesalahan dan berusaha memperbaikinya, mencari kesalahan dari setiap tindakan dalam interaksi
kita adalah sebuah ‘introspeksi diri’ menuju arah ‘pengembangan diri’. Nabi Kongzi menasihati kita bahwa bila bersalah janganlah takut
memperbaiki, dan orang yang tidak mau memperbaiki kesalahannya itu benar-benar kesalahan.
Nabi Kongzi bersabda: “Sayang Aku belum menemukan orang yang setelah dapat melihat kesalahan sendiri lalu benar-benar menyesali dan
memperbaiki diri”. Sabda Suci. V: 27 Dari hal itu dapatlah kita sepakati beberapa tahapan dalam
memperbaiki kesalahan: 1. Menyadari keburukan sendiri dan berani secara jujur mengakui
setiap kesalahan. 2. Bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan.
3. Tidak menyepelekan kesalahan-kesalahan kecil. 4. Belajar dari kesalahan.
5. Membatasi Diri.
a. Berani Mengakui Kesalahan
Ego mungkin menjadi penghalang utama untuk mau mengakui secara jujur kesalahan yang telah kita lakukan. Masalahnya bukan
karena kita tidak menyadari akan kesalahan itu merasa benar, tetapi lebih karena kita ‘tidak berani mengakui’. Bahkan kalau mungkin
dengan segala cara kita akan berusaha menutupi setiap kesalahan yang telah kita lakukan.
Ironisnya, banyak orang menutupi kesalahan yang ia lakukan dengan kebenaran jasa yang telah ia lakukan. Berharap orang lain
akan memaklumi dan mentolerir kesalahannya yang ia lakukan dengan menunjukkan kebenaran yang telah ia lakukan.
97
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Penghalang karena ego ini mungkin menjadi lebih berat untuk mereka yang berada pada posisi ‘lebih tinggi’ baik lebih tinggi dalam
hal usia, status sosial, jabatan, danatau pendidikan, meskipun di dalam hatinya ia mengakui akan kesalahannya.
Perhatikan pertengkaran dari dua orang yang masing-masing mengaku dirinya sebagai pihak yang benar, tidak akan pernah selesai
atau bahkan untuk sekedar mereda, jika keduanya tidak ada yang mau berani dan rendah hati mengakui kesalahan. Mungkinkah keduanya
di pihak yang benar? Atau mungkin keduanya adalah salah? Tetapi memang
bukan itu masalahnya.
Bila salah satu mau mengakui kesalahan walaupun hanya dengan
mengatakan ’Mungkin saya yang salah’, pertengkaran pasti akan mulai mereda.
Hal ini masih tergolong wajar kalau memang masing-masing tidak merasa
sebagai pihak yang bersalah, tetapi orang tetap tidak memiliki keberanian untuk
mengakui suatu kesalahan yang ia sadari.
b. Bertanggungjawab
Bertanggung jawab berarti mau menerima akibat sebagai konsekuensi dari kesalahan yang telah dilakukan dan mau
memperbaikinya. Berani secara jujur mengakui kesalahan tidak berarti sudah terlepas dari tanggung jawab untuk menanggung akibat
sebagai konsekuensi dari kesalahan yang telah dilakukannya.
Tanggung jawab bukan hanya sebatas pada mengakui kesalahan lalu terbebas dari akibat atas kesalahan itu. Mau bertanggung
jawab berarti mau menerima konsekuensi dan kemudian mau memperbaikinya.
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 6.6 Berani mengakui
kesalahan
98
Kelas XII SMASMK
Sebagai manusia kalian tentu pernah melakukan suatu kesalahan,
setelah menyadari dan mengakui kesalahan itu, tentu ada niat dan usaha untuk meminta maaf.
Namun bagaimana seandainya permintaan maaf kalian tidak diterima atau tidak mendapatkan maaf? Bagaimana sikap kalian?
Apakah kalian akan menerimanya dengan lapang dada? Berbalik menyalahkan? Tidak peduli? Atau tetap berjuang memperbaiki
kesalahannya dengan komitmen untuk tidak mengulanginya?
Aktivitas 6.2
Diskusi Kelompok
c. Tidak Menyepelekan Kesalahan Kecil