34
Kelas XII SMASMK
E. Lepas Dari Empat Cacat
Nabi Kongzi: “Aku telah lepas dari empat cacat, tidak berangan-angan kosong, tidak kukuh, tidak mengharuskan, dan tidak menonjolkan aku
sombong”. Sabda Suci. IX: 4 Tidak perlu dipungkiri, bahwa kee mpat hal ini merupakan cacat umum
yang diderita banyak orang. Sadar atau tidak, manusia selalu didera oleh empat cacat ini.
Paparan tentang konsep dasar dan pemataan Yin Yang, kiranya dapat membantu kita untuk bisa melepaskan diri dari empat cacat sebagaimana
dimaksud oleh Nabi Kongzi.
1. Tidak Berangan-angan Kosong
Segala sesuatu dapat dijelaskan secara ilmiah dan dipetakan dengan baik. Sesungguhnya tidak ada yang aneh tentang hal ikhwal kehidupan ini.
Keanehan hanya disebabkan oleh kurangnya pemahaman orang tentang hal tersebut. Nabi Kongzi menasihati: “Belajar tanpa berpikir sia-sia, dan
berpikir tanpa belajar berbahaya”. Sabda Suci. II: 15.
Berangan-angan kosong seperti tindakan berpikir tanpa tidak belajar. Hal itu akan menimbulkan kekalutan pada pikiran, dan berujung pada
keputusasaan. Berandai-andai akan sesuatu keadaan yang sudah lewat waktunya,
atau menyesali keadaan yang sudah berlalu adalah hal yang sia-sia. Nabi Kongzi menasihati: “Hal yang sudah terjadi tidak perlu dipercakapkan,
hal yang sudah terlanjur tidak dapat dicegah, dan hal yang telah lampau tidak perlu disalah-salahkan”. Sabda Suci. III: 21
Jangan membuang-buang waktu untuk memikirkan sesuatu yang tidak mungkin. Sebaiknya, gunakan waktu untuk menentukan tujuan ke
depan. Selanjutnya, susun rencana untuk mencapainya.
2. Tidak Kukuh
Tidak ada yang mutlak benar, dan tidak ada yang mutlak salah. Hal yang kita anggap benar belum tentu benar bagi orang lain. Apa yang penting
bagi kita bisa menjadi tidak penting bagi orang lain. Jangan berpikir apa yang baik buat kita pasti baik buat orang lain. Jangan mengukur segala
35
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
sesuatu dengan parameter diri sendiri. Pribahasa mengatakan: “Jangan mengukur baju di badan sendiri,” belajarlah untuk menempatkan diri pada
posisi orang lain. Jangan kukuh pada pendapat dan pandangan sendiri, cobalah untuk mempertimbangkan pendapat orang lain. Sekali pun yakin
bahwa kita benar, tidak berarti bahwa orang lain pasti salah. Jangan berpikir bahwa benar berarti tidak salah, dan salah berarti tidak benar.
Seringkali keyakinan tentang benar dan salah, tentang baik dan buruk hanya soal persefsi dan sudut pandang. Cobalah berpikir dengan cara dan
sudut pandang yang lain, dan belajar menempatkan diri pada posisi orang lain.
Bagaimana dengan kalian? Apakah kalian suka bersikap kukuh pada pendirian dan pendapat kalian? Pernahkah kalian mencoba
menempatkan diri pada posisi orang lain dan mempertimbangkan pendapat mereka. Pernahkah kalian berpikir tentang kemungkinan
kebenaran dari pendapat orang lain yang berbeda itu?
Renungan
3. Tidak Mengharuskan