Seperti Bercermin Menuntut Diri Sendiri a. Kambing Hitam

90 Kelas XII SMASMK apakah kita sudah berlaku Bijaksana. Kalau bersikap susila kepada seseorang, tetapi tidak mendapat balasan; periksalah apakah kita sudah benar-benar mengindahkannya”. 2. “Melakukan sesuatu bila tidak berhasil, semuanya harus berbalik memeriksa diri sendiri. Kalau diri kita benar-benar lurus, niscaya dunia mau tunduk”. Mengzi. IVA: 4 Nabi Kongzi bersabda: “Hal memanah itu seperti sikap seorang Junzi, bila memanahnya meleset dari bulan-bulannya sasaran, si pemanah memeriksa sebab-sebab kegagalan di dalam diri sendiri”. Tengah Sempurna. XIII: 5

b. Seperti Bercermin

Ingatlah kembali ketika kalian bercermin. Pertama, kalian semua harus mengerti bahwa apa yang kalian hadirkan itulah yang akan tampil pada cermin yang ada di hadapan kalian. Sama persis, hanya arahnya saja yang berbeda. Kedua, sejelas apa yang akan tampil di dalam cermin sangat tergantung pada kecemerlangan dari wujud asli yang ditampilkan di samping kebersihan cermin itu sendiri. Apa yang ada dalam cermin adalah gambaran persis dari apa yang ada di hadapannya. Jadi, jangan pernah berharap akan mendapat tampilan yang berbeda dari Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 6.2 Hal memanah itu seperti sikap seorang Junzi. Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 6.3 Cermin adalah gambaran nyata dari yang kita tampilkan 91 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti apa yang memang kita tampilkan, dan jangan juga berharap mendapat tampilan yang cemerlang bila apa yang ditampilkan kusam penuh debu. Mengzi berkata: “Ada sebuah nyanyian anak-anak yang berbunyi, ‘Sungai Cang Lang di kala jernih, boleh untuk mencuci tali topiku, Sungai Cang Lang di kala keruh, boleh untuk mencuci kakiku”. Nabi Kongzi bersabda: “Murid-muridKu, dengarlah. Di kala jernih untuk mencuci tali topi, di kala keruh untuk mencuci kaki. Perbedaan ini, air itu sendiri membuatnya. Maka orang tentu sudah menghinakan diri sendiri, baru orang lain menghinakannya. Suatu keluarga niscaya telah dirusak sendiri, baru kemudian orang lain merusakkannya. Suatu Negara niscaya telah diserang sendiri, baru kemudian orang lain menyerangnya”. Perlakuan orang terhadap air itu tergantung airnya, maka begitu juga perlakuan orang terhadap kita, sangat tergantung dari bagaimana kita memperlakukan diri kita, dan selanjutnya bagaimana kita memperlakukan orang lain. Hal ini kiranya dapat membantu kita untuk mengerti dan memahami setiap perlakuan orang kepada kita. Menyadari benar apa yang telah kita ‘berikan‘ ketika kita menerimanya kembali dari orang lain. Jangan pernah berharap menjadi orang terhormat, jika kita memang tidak pernah mencoba menghormati diri kita sendiri lebih dahulu. Jangan pernah berharap orang lain menghormati kita, jika kita tidak menghormati orang lain terlebih dahulu. Jadi, apa yang kita terima hari ini adalah hasil dari apa yang telah kita berikan pada hari-hari sebelumnya termasuk apa yang kita berikan pada pikiran kita. Perlakuan yang kita terima dari orang lain adalah hasil dari apa yang telah kita lakukan pada mereka sebelumnya. sumber: dokumen penulis Gambar 6.4 Perlakuan orang terhadap air tergantung airnya. 92 Kelas XII SMASMK Zhengzi berkata: ”Was-was dan hati-hatilah, apa yang berasal darimu akan kembali kepadamu. Mengzi. IB: 12 Penting

c. Melakukan Lebih Dulu