Gambaran berat badan lahir pada ibu usia beresiko tinggi

sampai 31 desember 2012 mendapatkan persentase ibu hamil dengan paritas primipira 34.6, multipara 58.9, grandemultipara 6.5. 21 Penelitian Menurut Prawirohartono bahwa Paritas 2 dan 3 merupakan paritas yang paling aman di tinjau dari kematian ibu. Paritas 1 dan paritas lebih dari 4 mempunyai angka kematian ibu yang lebih tinggi dan dilihat ibu yang hamil dengan jumlah paritas beresiko tinggi BBLR pada RS prikasih sebanyak 77 dan ibu hamil dengan jumlah paritas tanpa resiko sebanyak 23. 22

4.4 Gambaran berat badan lahir di lihat dari faktor paritas ibu

4.4.1 Gambaran berat badan lahir pada ibu dengan paritas beresiko tinggi

Grafik 4.5 Gambaran berat badan lahir pada paritas primipara Dari grafik 4.5 didapatkan bahwa pada ibu dengan paritas primipara memiliki bayi dengan kejadian terbanyak pada bayi yang tidak BBLR sebanyak 38 94,74 bayi, dengan BBLR hanya terdapat 1 bayi 2,63. 1 38 5 10 15 20 25 30 35 40 Prematuritas Dismaturitas BBLR Tidak BBLR Primipara Grafik 4.6 Gambaran berat badan lahir pada paritas grandemultipara Dari grafik 4.6 didapatkan bahwa ibu hamil pada paritas grandemultipara terdapat kejadian hanya 1 ibu hamil yaitu kejadain yang tidak BBLR dengan presentse 100 dan tidak ditemukan kejadian BBLR.

4.4.2 Gambaran berat badan lahir pada ibu paritas tidak beresiko

Grafik 4.7 Gambaran berat badan lahir pada paritas multipara 1 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 prematuritas dismaturitas BBLR Tidak BBLR Grandemultipara 5 1 50 10 20 30 40 50 60 Prematuritas Dismaturitas BBLR Tidak BBLR Multipara Dari grafik 4.7 didapatkan bahwa ibu hamil multipara memiliki bayi dengan kejadian BBLR 6 bayi 10,72, kelahiran yang tidak BBLR sebanyak 50 bayi 89,28. Analisis Bivariat Tabel 2 Tabulasi Silang antara jumlah paritas Ibu dengan kejadian BBLR Paritas Jumlah BBLR N Paritas beresiko tinggi 38 1 14,3 Paritas tidak beresiko 35 6 85,7 Total 22 7 100 Hasil dari tabel 2 di dapatkan hasil kejadian BBLR pada paritas tanpa resiko yaitu sebesar 85,7 lebih banyak dari pada paritas beresiko tinggi yaitu sebesar 28,3 dan bila di uji fisher di dapatkan nilai p value sebesar 0,235 dan 0,141 yang berarti tidak ada hubungan antara jumlah paritas ibu dengan kejadian BBLR. Dilihat dari penelitian sebelumnya pada Puskesmas Plered Kabupaten Purwakarta tahun 2014 memiliki kejadian BBLR pada pada paritas beresiko tinggi yaitu pada primipara 56 dan grandemultipara 20 akan tetapi berbeda pada nilai p value 0,05 dimana menyatakan bermakna. 2 Perbedaan hasil ini terjadi karena jumlah sampel kita yang kurang mencukupi dikarenakan waktu untuk mengambil sampel yang kurang dan segala keterbatasan penelitian ini. Menurut teori jumlah paritas beresiko tinggi memiliki kejadian BBLR lebih banyak dibanding pada ibu dengan jumlah paritas tanpa resiko. Hal ini disebabkan ibu dengan paritas primipara belum memiliki pengalaman-pengalaman dalam mengahadapi kehamilan dan persalinan sehingga bisa menyebabkan ibu mempunyai asupan gizi kurang, kunjungan ANC kurang mengakibatkan tidak bisa mendeteksi dini resiko kehamilan sulit yang akhirnya mengganggu pertumbuhan janin pada uterus