Persentase paritas Ibu hamil di RS Prikasih Tahun 2014
Dari grafik 4.7 didapatkan bahwa ibu hamil multipara memiliki bayi dengan kejadian BBLR 6 bayi 10,72, kelahiran yang tidak BBLR
sebanyak 50 bayi 89,28.
Analisis Bivariat Tabel 2 Tabulasi Silang antara jumlah paritas Ibu dengan kejadian
BBLR
Paritas Jumlah
BBLR N
Paritas beresiko tinggi
38 1
14,3 Paritas tidak
beresiko 35
6 85,7
Total 22
7 100
Hasil dari tabel 2 di dapatkan hasil kejadian BBLR pada paritas tanpa resiko yaitu sebesar 85,7 lebih banyak dari pada paritas beresiko
tinggi yaitu sebesar 28,3 dan bila di uji fisher di dapatkan nilai p value sebesar 0,235 dan 0,141 yang berarti tidak ada hubungan antara jumlah
paritas ibu dengan kejadian BBLR. Dilihat dari penelitian sebelumnya pada Puskesmas Plered Kabupaten Purwakarta tahun 2014 memiliki
kejadian BBLR pada pada paritas beresiko tinggi yaitu pada primipara 56 dan grandemultipara 20 akan tetapi berbeda pada nilai p value
0,05 dimana menyatakan bermakna.
2
Perbedaan hasil ini terjadi karena jumlah sampel kita yang kurang mencukupi dikarenakan waktu untuk
mengambil sampel yang kurang dan segala keterbatasan penelitian ini. Menurut teori jumlah paritas beresiko tinggi memiliki kejadian
BBLR lebih banyak dibanding pada ibu dengan jumlah paritas tanpa resiko. Hal ini disebabkan ibu dengan paritas primipara belum memiliki
pengalaman-pengalaman dalam mengahadapi kehamilan dan persalinan sehingga bisa menyebabkan ibu mempunyai asupan gizi kurang,
kunjungan ANC kurang mengakibatkan tidak bisa mendeteksi dini resiko kehamilan sulit yang akhirnya mengganggu pertumbuhan janin pada uterus
ibu.
23,24
Menurut Winkjosastro bahwa Kehamilan yang berulang-ulang akan menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah uterus. Hal ini
akan mempengaruhi nutrisi ke janin pada kehamilan selanjutnya, selain itu dapat menyebabkan atonia uteri.
11
Hal ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan yang selanjutnya akan melahirkan bayi dengan BBLR. Dan
menurut Leni Maulida di penelitianya menyatakan bahwa kekurangan energi kronik ini pada ibu hamil juga bisa disebabkan dari sumber gizi
yang dikonsumsi ibu kurang karena banyaknya makanan instan yang dikonsumsi ibu hamil.
23
Pada paritas grandemultipara sering terjadi kemunduran fungsi pada alat reproduksi dan juga dikarenakan kehamilan yang berulang-ulang
akan menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah uterus sehingga ini menyebabkan terganggunya nutrisi janin dan akhirnya
mengganggu pertumbuhan janin.
21
Pada penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Daerah Demang Sepulau Raya tahun 2009 menemukan tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan berat bayi lahir. Hal ini dikarenakan pada ibu yang memiliki jumlah paritas yang tinggi
tidak semuanya memiliki faktor resiko pemberat lainnya, contohnya seperti anemia dan defisensi nutrisi.
25