8
cerita adalah emosi yang dominan yang merasukinya, yang berfungsi mendukung elemen-elemen cerita yang lain untuk memperoleh efek yang mempersatukan
Alterberd dan Lewis dalam Nurgiyantoro, 1995:245.
1.4.2 Kerangka Teori
Dalam penelitian sastra, dibutuhkan titik tolak untuk menganalisis setiap masalahnya. Pada penambahannya, sebuah karya sastra merupakan suatu
penafsiran atau pemikiran tentang kehidupan. Pengarang sebuah karya sastra memiliki tujuan tersendiri dalam menuliskan karyanya. Banyak pesan-pesan yang
ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya yang dirangkum dalam hasil karyanya Fikri, 2010:8
Seperti halnya sebuah karya sastra yang diangkat dari peristiwa sejarah, pengarang ingin menyampaikan gambaran suatu gerak atau adegan kehidupan
yang nyata dalam suatu alur atau keadaan. Sastrawan juga ingin mengungkapkan kebudayaan dan masyarakat yang tercermin dalam karyanya.
Umar Junus dalam Fikri 2010:67 memberi pengertian karya sastra sebagai refleksi realitas, yaitu tidak sekedar melaporkan realitas itu sendiri, namun
melaporkan realitas yang telah menjadi pemikiran pengarangnya. Dengan demikian, realitas hadir untuk kepentingan pemikiran itu sendiri. Di dalamnya
termasuk juga realitas filsafat, psikologi dan sosial. Karya sastra nonfiksi mencoba mengangkat fakta atau peristiwa-peristiwa
faktual yang dikemas dengan gaya sastrawi sehingga lebih menarik dan memudahkan pembaca dalam memahami karya tersebut. Sastra nonfiksi yang
dibentuk dari karya jurnalistik tidak boleh menambahkan fiksi di dalamnya.
Universitas Sumatera Utara
9
Namun dengan diksi yang tepat di dalam narasi sejarah dapat dinikmati tanpa meninggalkan fakta-fakta yang ada.
Sebuah karya sastra dapat dipahami apabila mengikutsertakan kondisi lingkungan, kebudayaan dan peradaban yang telah menghasilkannya. Setiap karya
sastra adalah hasil pengaruh yang rumit dari faktor-faktor sosial dan kultural. Dalam hal ini, analisis latar menjadi penting sebagai salah satu usaha memahami
pemikiran pengarangnya sesuai dengan situasi zamannya. Latar menjadi salah satu unsur penting dalam menganalisis sebuah karya
sastra berlatar belakang sejarah. Menurut Kusmayadi 2008:61 latar adalah tempat, waktu, dan keadaan sosial yang melatari dan mewadahi berbagai peristiwa
dalam cerita. Penulis menggunakan teori Sogang University dan Lukens untuk menganalisis latar yang terdapat dalam buku Hiroshima. Dalam mengidentifikasi
latar,Sogang University menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu menentukan latar dalam sebuah karya sastra.
Selain itu penulis juga menggunakan pendekatan semiotik. Semiotik digunakan untuk memberikan makna kepada tanda-tanda sesudah suatu penelitian
struktural. Semiotik hanya dapat dilaksanakan melalui penelitian strukturalisme yang memungkinkan kita menemukan tanda-tanda yang dapat memberi makna
Junus, 1988:98. Semiotik berasal dari kata Yunani: semeion yang berarti tanda.Semiotik
adalah model penelitian sastra dengan memperhatikan tanda-tanda. Tanda tersebut dianggap mewakili sesuatu objek secara representatif. Istilah semiotik sering
digunakan bersama dengan istilah semiologi. Istilah pertama, merujuk pada
sebuah disiplin sedangkan istilah kedua merujuk pada ilmu tentangnya.
Universitas Sumatera Utara
10
Secara umum, semiotik didefenisikan sebagai berikut. “Semiotik biasanya didefenisikan sebagai teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-
tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal
serta tactile dan olfactory [semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indra yang kita miliki] ketika tanda-tanda tersebut
membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau
pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia”.
Tanda sign adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk atau mereprensentasi
hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda terbagi menjadi tiga yaitu simbol,ikon, dan indeks. Simbol adalah tanda yang muncul dari kesepakatan atau konvensi-
konvensi bahasa. Ikon adalah tanda-tanda yang muncul dari perwakilan fisik.
Indeks adalah tanda yang muncul dari hubungan sebab akibat.
Dalam lingkungan sastra, karya sastra dengan keutuhannya secara semiotik dapat dipandang sebagai sebuah tanda. Karya sastra akan dibahas sebagai tanda-
tanda. Tanda-tanda tersebut telah ditata oleh pengarang sehingga ada sistem, konvensi, dan aturan-aturan tertentu.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian